Dua

531 59 10
                                    

Keshwari dan Respati sedang ke kantor, mengendarai mobil menembus Ibu Kota yang macet, sudah biasa.

"Pantas kamu bangunin puteri cantik pagi, di depan ada si Komo lewat?"

"Kamu ngomong apa, Ri?"

"Kamu bangunin puteri Riri cantik pagi - pagi, aku kan masih ngantuk, bobo cantik ku terganggu."

"Awas kalau tidur lagi, nanti jok mobil ku berpulau karena iler mu!"

"Sembarangan, bobo cantik itu seperti bintang telenovela, tidur seperti habis nyalon gitu."

"Hidup mu penuh drama Ri, tunggu Komo siapa?"

"Gimana sih Res, macet lagi, macet lagi, gara - gara si Komo lewat."

Keshwari mendendangkan lagu bocah dengan ceria, tapi suaranya merupakan bentuk polusi udara, sember dan tidak baik buat pendengaran anda.

"Hah, ngedrama lagi, kenapa aku punya teman begini amat?"

"Kamu tidak suka punya teman seperti ku, nyesel nanti, bisa tidak lewat mana gitu biar tidak macet."

"Ini sudah motomg jalan sama lewat jalan tikus."

"Tidak dimarahi orang, jalan dipotong, dari tadi aku tidak lihat tikus Res, mana?"

"Ya Tuhan, itu cuma kiasan Riri, please."

"Bilang Res, aku kan tidak tahu, warga migran baru nih di Jakarta."

"Makanya jangan nonton drama Korea terus!"

"Kamu salah Res, aku tidak hanya nonton drama Korea, nonton juga drama India, Thailand, telenovela bahkan soup opera, aku tonton."

"Sinetron tidak sekalian?"

"Tidak mau."

"Kenapa, cintailah produk Indonesia!"

"Sinetron itu kalau miskin ya miskin terus, orang itu harus merubah diri sendiri, kalau bukan diri sendiri, siapa lagi?"

"Suka kalau punya temen yang optimisme tinggi."

Respati mengangguk - angguk setuju pernyataan Keshwari.

"Makanya tontonan ku itu macam Cinderella yang jadian sama pangeran tampan."

"Kenapa otak mu cuma bagus satu persen selebihnya error."

Respati kesal tadi telah memuji sahabatnya itu.

"Kalau drama Korea kan, cowoknya cakep - cakep, kalau aku punya suami salah satu dari mereka, keturunan ku pasti bagus."

Respati melirik Keshwari yang bicara sambil menerawang berharap khayalannya terjadi, ia berharap membenturkan kepala sahabatnya di dashboard mobilnya, biar normal.

"Aku sumpahin kamu punya suami yang jauh dari cowok drama Korea yang cakep atau cantik itu."

"Kok kamu jahat, Res, tidak apa - apa, doa orang yang tidak teraniaya tidak akan terkabul."

"Tentu saja aku termasuk orang teraniaya."

Keshwari menatap Respati, keningnya berkerut.

"Kamu, bagaimana mungkin Res?"

"Teraniaya karena punya sahabat aneh seperti mu."

Tawa Respati menggelegar, bersamaan dengan berhentinya mobil mereka di parkiran kantor.

"Resek bener, Res."

Keshwari memukul dan mencubiti asal tubuh Respati.

"Oke, oke, sorry, sudah sampai."

BLUE IS BLUE. ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang