Enam

331 44 7
                                    

Have a nice weekend.

Sorry typo.



"Kenapa Bapak mengajak saya kemari?"

Gifari memandang sekilas perempuan di depannya, kemudian memberi tahu pesanannya kepada pramusaji yang berdiri di sampingnya.

"Kesh, kamu pesan apa?"

"Sama dengan Bapak."

Setelah pramusaji mengulang pesanan mereka, baru Gifari bicara menjawab pertanyaan Keshwari.

"Saya lapar."

"Cuma itu, Bapak tidak tanya saya lapar atau tidak?"

"Tidak perlu, toh tadi kamu ikutin yang saya pesan."

"Paling tidak basa basi, menanyakan ke saya, Keshwari, kamu tidak takut gemuk makan malam hari."

Keshwari bicara dengan serius sedang Gifari menatapnya aneh.

"Kenapa saya harus peduli, kamu gemuk apa tidak?"

"Ya kalau Puteri Riri Cantik gemuk nanti tidak ada pangeran tampan suka dengan saya."

"Seperti Priyo maksud kamu?"

"Malas bahas dia."

"Respati?"

"Kenapa dengan dia?"

"Kan kamu bilang pangeran tampan."

"Respati bukan pangeran tapi lebih tampan dari Priyo apalagi Bapak."

Gifari menatap tajam Keshwari, sedang yang ditatap seperti tidak sadar dipandangi.

"Kamu menghina saya?"

"Bagian mana kata - kata saya yang menghina Bapak."

Keshwari bersedekap kemudian menatap Gifari.

Pesanan datang sehingga Gifari tidak jadi mengeluarkan suara membantah perkataan Keshwari.

"Terima kasih."

Gifari mengucapkannya kepada pramusaji, ia lalu menyendok nasi goreng sea food pesanannya.

Keshwari akhirnya diam, mengikuti Pak Bos makan.

"Kamu mengatakan saya tidak tampan."

Keshwari berhenti menyuapkan sendok, berpikir kapan dirinya mengatakan itu.

"Kamu katakan Respati lebih tampan dari Priyo apalagi saya."

"Bukannya itu fakta, Pak?"

"Uhukk."

Gifari tersedak, ia menepuk - nepuk dadanya, kemudian mengambil gelas meminum isinya.

Keshwari tiba - tiba sudah berada di samping Gifari mengelus punggung pria itu.

"Lapar sih lapar Pak, tapi makannya pelan - pelan!"

Setelah sepertinya Gifari membaik, Keshwari kembali ke tempat duduknya.

"Saya tersedak gara - gara kamu."

"Hah, kok saya?"

"Kamu bilang saya jelek."

Keshwari mengerutkan dahi, kapan ia mengatai Bosnya jelek.

"Kapan saya mengatai, Bapak jelek?"

"Kamu bilang Respati lebih tampan."

"Memang demikian, orang buta yang tidak bisa mengatakan bahwa Respati tampan."

Gifari memutar bola matanya jengah, Keshwari tampaknya tidak menyadari bahwa omongannya melukai ego seorang Gifari.

BLUE IS BLUE. ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang