Lima

382 52 9
                                    

Sorry typo.

Please vote n comments.




Dua minggu sudah puteri Riri cantik menjalani rutinitas pekerjaannya, ia bahu membahu dengan Respati mensupply stock barang ke store seluruh Jakarta, apalagi mau natal.

Tiga hari ini barang - barang masuk warehouse dan harus didistribusikan secepatnya ke store.

Baik warehouse, orang kantor seperti dirinya dan Respati menjadi sibuk dengan ekspansi ini.

Sudah tiga hari dirinya pulang mirip zombie, lelah tentu saja, pembukaan bagian clothes benar - benar menguras energi dan emosi.

Hari ini ada pameran di mall daerah Senayan dan Respati beserta teamnya ikut, benar - benar itu orang tidak tahu situasi, mendistribusikan barang ke store tetap saja keteteran ditambah ikut pameran.

Kenapa juga pembukaan divisi clothes di akhir tahun, tidak boleh mengeluh puteri Riri cantik, semangat, itu kata untuk mengembalikan moodnya.

"Sudah menyerah saja, divisi kalian gabung ke divisi toys!"

Keshwari menatap tajam wedhus gembel yang berdiri di depan kubikel dengan senyum mengembang.

Sadar, sadar, ia adalah dewa Zeus yang mencari mangsa cewek bumi, mau berapa banyak Hercules tercipta.

"Kenapa, kamu takut penjualan kami lebih besar dari divisi toys?"

"Ngimpi."

"Penjualan devisi clothes akan lebih besar dari toys tidak perlu tiga bulan, kita lihat saja."

"Puteri kampung mending tidur, balik ke alam mimpi."

"Kalau aku lihat kamu ya wedhus gembel, takut kalah saing dengan Respati."

"Gue takut padanya, tidak ada dalam kamus."

"Iya sih, kamus mu itu isinya menginjak dan melakukan apa saja agar berhasil."

"Lu kok sewot, apa karena gue putusin?"

Priyo menampillan senyum mengejek kepada Keshwari.

"Puteri Riri cantik bersyukur ya Allah, engkau jauhkan hamba dari setan berwujud manusia."'

Tangan Keshwari menengadahkan lalu mengusap muka.

Priyo mendesis tidak suka.

"Riri, sampai segitunya lu mengejar gue sampai ke kantor pusat?"

"Jangan terlalu percaya diri Priyo, aku sudah punya pacar."

"Siapa, Respati?"

"Bukan, dia adalah Gifari."

Priyo terkejut, Keshwari juga, kenapa ia bisa berbohong, sudahlah terlanjur ini.

"Bukan hanya pacar, kami bertunangan."

Sosok tinggi besar telah ada di belakang mereka tanpa di sadari, dialah Gifari Kasyafa.

Wajah Priyo terkejut, tidak mungkin, itu tidak mungkin, rapal mantra di kepalanya.

"Kenapa Priyo?"

"Bapak tidak mungkin mengenal puteri kampung, apalagi bertunangan."

"Aku memang tidak mengenal, siapa tadi, puteri kampung."

Wajah Priyo memberikan tatapan mengejek ke arah Keshwari, sedang gadis itu tertunduk pasrah.

"Karena yang aku ingat, tunangan ku bernama Keshwari Priscanara."

BLUE IS BLUE. ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang