Empat

411 46 4
                                    

"Res."

"Ya."

Empat hari Keshwari bekerja dan semua pekerjaan mulus.

Semulus kakinya Chelsea Islan karena kaki Raisa tidak mulus lagi, entah apa yang dilakukan Mas Hamish pada Raisa begitu pikir Keshwari.

"Kenapa kamu suka si rambut jagung?"

Respati melihat temannya, lalu mengendikkan bahunya.

"Seperti lu suka sama wedhus gembel."

"Aku suka karena dia tampan, rambut jagung tidak tampan, dia cewek cantik."

"Pernah makan sendok, Ri?"

"Bercanda kali Res, sensi amat."

Mereka sedang makan siang di cafe dekat kantor mereka.

"Gue malah penasaran kenapa si wedhus gembel suka sama lu, apa lu nembak duluan?"

"Seratus persen buat beibeh Res."

"Astaga, dimana - mana cowok yang nembak, bukan cewek."

"Emansipasi kali Rez, siapa cepat, dia dapat."

"Cepat dapat, cepat patah hati."

"Sial, kenapa kamu selalu benar Res dan aku selalu salah."

"Sudahlah kenapa mikirin wedhus gembel!"

"Kalau aku masih jadian sama wedhus gembel, mungkin kamu dapat rambut jagung, Res."

"Belum tentu, gue dapat dia."

"Benar juga, ibaratnya rambut jagung itu kue tart susun tujuh, kalau kamu remahan roti yang mau dibuang."

"Tidak segitunya kali, Ri."

"Iya dech Res, apa sih yang tidak puteri Riri cantik kasih buat beibeh Res."

"Mau muntah gue."

"Kan aku yang hamil, kok kamu yang muntah, ya Allah terima kasih atas keadilan Mu."

Respati melotot sedang Keshwari acuh merasa tidak berdosa.

"Wah, lagi seru sepertinya."

"Eeh ada rambut jagung."

Respati menyenggol kaki Keshwari, ini anak suka sekali keceplosan.

"Kamu bisa saja."

"Ibu, maaf teman saya, suka asal."

"Mas Res kok formal sekali, kenalkan Lovise!"

Respati menatap Keshwari agar gadis itu tidak buat ulah.

"Riri."

Keshwari menyambut tangan perempuan cantik di depannya.

"Riri ini koordinator lapangan bagian clothes."

"Boleh gabung?"

"Silakan Bu Lovise."

"Mas Res, tolong ya, ini diluar kantor, lu ga usah formal."

"I-iya."

Keshwari menatap interaksi di depannya, memicingkan mata kepada Respati, tapi pria itu pura - pura tidak tahu.

"Riri, semoga betah ya di kantor pusat, panggil Lov, ga perlu formal."

"Terima kasih, namanya lucu."

"Ri!"

Respati memberi peringatan.

"Lucunya dimana, Ri?"

BLUE IS BLUE. ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang