Aku?Kamu?Dia?Entahlah?

15 1 1
                                    

Kini setiap hari menjadi lebih bergairah untuk Rain, selalu ada cerita yang bisa dia bagi dengan Ridwan, selalu bisa tertawa lepas, pulang agak malam tanpa di marahi Mama atau Papa karena mereka begitu mempercayakan Rain pada Ridwan.

Sayangnya di kampus mereka tidak pernah bertegur sapa dengan intens, bahkan saat pandangan mereka beradu, keduanya sibuk mengalihkannya ke sekeliling, yaaaaaahhhhh bisa di bilang back street, eeeemmmmm kecuali dari Mila yang paham betul situasi antara Rain dan Ridwan, hanya situasi!!!karena sejauh apa hubungan antara Rain dan Ridwan,mereka pun tidak mengetahuinya.

"Rain...... gaaaawaaaaaaatttttttt!!!!"

seru Mila pontang panting memasuki ruangan BEM.

"Ada apa?????aku lagi sibuk!! proposal dan surat undangan gak kelar-kelar nih!!jawab Rain tanpa sedikitpun mengalihkan pandangan dari laptopnya.

"Tadi aku ke ruang Dosen, tau gak Rain?ternyata banyak juga dosen perempuan yang masih single ngecengin Pak Ridwan!!!!!" Mila begitu antusias menyampaikan berita itu pada Rain.

"Terus?????"
tanya Rain sambil menatap wajah Mila.

"Rain..... kamu gak takut apa?gak khawatir Pak Ridwan juga suka sama salah satu dari mereka?atau Pak Ridwan ngeladenin mereka?"Mila heran melihat ekspresi wajah Rain yang tenang-tenang aja.

"Mila.... rasa suka itu hak tiap orang,kita gak bisa ngatur itu semau kita,masalah Pak Ridwan suka atau engga ya tergantung beliau.

"Rain berusaha tenang walaupun dalam hatinya mencuat sedikit kegelisahan tentang apa yang dikatakan oleh Mila.

"Bbbrrruuuukkk!!!!!" Aqlan membanting beberapa File map ke meja tepat di hadapan Rain dan Mila.

"Bukan waktunya ngegosip!!!!acara dah mepet!!! proposal dan undangan porseni belum kelar juga!!belum lagi persiapan untuk pembinaan MABA (mahasiswa baru)!!!!"
Aqlan terlihat kesal karena melihat Mila mengganggu tugas Rain.

"Maaaaaffff", kata Rain dan Mila terbata-bata karena masih schok dengan gebrakan Aqlan.

Rain kembali meneruskan mengerjakan proposal sementara Mila sibuk melihat catatan kas dan keuangan karena dia dipercaya menjabat bendahara.

****

"Dddddrrrrrrtttt" nada getar dari ponsel Rain. Rain pun meraih ponsel dalam tasnya sambil melihat seisi ruangan BEM, hanya tinggal dia sendiri, Mila pamit pulang duluan karena ada urusan keluarga dan karena tugasnya pun telah rampung, sedangkan senior-seniornya sedang ada kuliah,,,, yaaaa termasuk Aqlan.

"Dah pulang?"
chat dari Ridwan.

"Belum Aa masih ada kerjaan di BEM sepertinya bakalan pulang malem😣.

Tak lama kemudian ponselnya bergetar lagi.

"Mau di jemput?" balasan chat dari Ridwan.

Rain terdiam sejenak dia melihat ke sekeliling ruangan yang masih sepi lalu melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 6 sore.

"Gak usah Aa makasih, Rain juga belum tau pasti pulang jam berapa,,sorry ya........😊" balasan dari Rain.

"Hati-hati ya kalau pulang sendiri,kalau engga minta jemput sama Antonie aja mumpung dia di Bandung😁".

"Ok,,iya nanti Rain minta Kak Antonie yang jemput😁.

Setelah Ridwan tak membalas chatnya,Rain pun kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Kamu belum pulang???"tanya Aqlan yang terkejut saat melihat Rain masih berjibaku dengan laptopnya.

"Barusan Kak Aqlan sendiri yang minta proposal sama surat undangannya cepet diberesin,ini tinggal di print", Rain menjelaskan semuanya tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.

Rain With HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang