Chapter 4 "Salam perpisahan"

667 68 17
                                    

Sudah 2 tahun berlalu sejak pertemuan pertama ku dengan Dazai...

Sebentar lagi impian ku tercapai untuk menjadi pianis terkenal, saat yang ku tunggu tunggu takan ku sia sia kan.

"Wah...sebentar lagi kau akan tampil di panggung yang besar (name), iyakan oni-samaaaaa" -Naomi

Kata Naomi menyelamatiku dan memeluk Tanizaki.

Semua teman-teman ku menyelamatiku dan merayakan semua nya bersama.

Tapi entah kenapa terasa ada yang menghilang, orang yang telah membatuku dari dulu hingga sekarang tidak ada di tengah-tengah ku.

"Di mana Dazai?" -(Y/n)

Tanya ku kepada Kenji di tengah keributan kelas

"Hah? Hm... Anu Dazai ya???" -kenji

Jawab kenji tergagap menanggapi pertanyaan ku seperti ada yg di sembunyikan.

"Baiklah kalau kau tidak ingin beritahu..." -(Y/n)

Aku pergi menuju Ranpo yang sedang memakan cake.

"Ranpo-san apa kau lihat Dazai??? Kalau kau memberi tahuku, nanti ku belikan permen sebanyak yg kau mau!" -(Y/n)

"Sungguh?" -Ranpo

Tanya Ranpo ragu ragu.

"Janji"

Aku mengajungkan jari kelingking ku tanda perjanjian yang langsung di tautkan dengan kelingkin Ranpo.

"Sebenarnya Dazai masuk rumah sakit seminggu yang lalu karna penyakit lama nya" -Ranpo

Jawab Ranpo sekenanya dengan ragu ragu.

Aku tak habis fikir Dazai orang seperti dia bisa sakit? Padahal sebelum nya dia sehat sehat saja.

"Dia sakit apa?" -(Y/n)

Tanyaku kepada Ranpo yang langsung di tatap oleh seisi kelas

"Kanker otak stadium akhir, maaf karna baru memberitahumu karna ini amat langsung dari Dazai, Dazai menolak untuk memberitahumu!" -Ranpo

Jawab Ranpo dengan wajah sedih nya itu dan menundukan kepalanya dalam dalam.

"Aku langsung berlari meninggal kan pesta tersebut dan pergi ke rumah sakit tempat Dazai di rawat. Terdengar suara Atsushi yang memanggil ku tapi tak ku gubris.

***

Saat tiba di ruang perawatan, aku melihat Dazai terbaring tak berdaya di kasur rumah sakit itu. Aku memaki dirinya karna tak memberi tahu ku tentang penyakitnya dan air mataku mengalir dengan deras.

Dazai membuka mata dan menyeka air mataku dengan tangan nya yg lemah.

"Jangan sia sia kan air matamu itu (name), oh iya kudengar kata nya kau akan tampil di panggung yg besar kan? Selamat sembentar lagi impian mu terwujut." -Dazai

Dazai tersenyum lembut kepada ku.

"Oh iya Dazai, apa kau tau impian baru ku?" -(Y/n)

Tanya ku pada Dazai yg langsung menggeleng kan kepalanya.

"Impian baru ku adalah..." -(Y/n)

Aku mendekatkan mulutku ke telinganya dan mulai membisikan sesuatu

"?enjadi kekasih mu" -(Y/n)

Dazai tampak nya terkejut dengan impian baru ku dan tersenyum

"Tapi aku tak bisa mewujutkan nya karna hidupku tak lama lagi (name)" -Dazai

Dazai menyentuh wajahku, aku mulai menangis lagi dan mulai berteriak dengan kencang ke arah nya.

"KAU HARUS BERTAHAN HIDUP, KAU PASTI SEMBUH, ORANG YANG MANIAK BUNUH DIRI SEPERTIMU TAKAN MATI SEMUDAH ITU APALAGI HANYA PENYAKIT BODOH INI." -(Y/n)

Beberapa suster dan dokter mulai menghampiri ruangan Dazai dan mencoba menyuruh ku keluar dari sana karna mengganggu pasien yang lain nya, tapi disitu Dazai bilang kepada dokter yg kuketahui nama nya adalah Yosano.

"Maafkan kami Yosano sensei tolong biarkan (name) disini sebentar lagi" -Dazai

"Baiklah tolong jangan ribut ya anda juga tidak boleh terlalu banyak pikiran." -Yosano

Setelah dokter dan perawat itu pergi Dazai berbicara kepadaku sambil mengelus rambutku.

"Aku yakin kau akan menjadi pianis terkenal nanti, aku berani bertaruh. Sekarang kau pulang lah sudah malam, lagi pula besok kau tampil kan? Aku akan melihat mu di televisi nanti." -Dazai

Ucap Dazai menyemangatiku yang langsung kuturuti perintah nya.

"Besok aku kesini lagi untuk menjengukmu seusai acara" -(Y/n)

Akupun melambaikan tangan ku dan keluar dari rumah sakit dan pulang kerumah.

***

Hari penampilan ku pun tiba...
Sebelum nama ku di sebut oleh pembawa acara aku sibuk menelefon Dazai ke HP nya tapi tidak aktif.

"Baiklah selanjutnya kita panggilkan (Fullname)!"

Giliran ku tampil pun tiba aku membawakan lagu [fur alice].
Aku memainkan permainan piano ku dengan membayangkan wajah Dazai, waktu yg telah kulewati bersama Dazai, saat pertama kali bertemu dan sampai sekarang, tanpa ku sadari akupun meneteskan air mata.

***

Acara pun selesai aku memenangkan juara pertama dan orang yang pertama kali kuberitahu kabar berita bahagia ini adalah Dazai.

Tiba di rumah sakit, saat aku di depan ruang perawatan Dazai, kamar nya sudah kosong, aku bertanya kepada suster yg berjaga. "Maaf suster, pasien dengan nama Dazai osamu di mana ya?" -(Y/n)

Suster itu melihat lembaran lembaran kertas yg dia pegang dan memberitahu ku bahwa

"Pasien bernama Dazai osamu telah meninggal satu jam yg lalu dengan keadaan sedang menonton film di televisi, sekarang dia sudah di pindahkan ke kamar mayat. Maaf apakah anda keluarganya?" -Suster

Aku tak menggubris pertanyaan suster dan aku langsung jatuh terduduk di lantai. Kepala ku pusing, aku menahan isak tangisku yg hampir meledak seketika itu juga.

Kumohon tuhan kembalikan Dazai kepadaku.
Aku tak ingin kehilangan cinta pertamaku.







[Revisi - 19 apr 20]

Trims { BSD Fanfiction} "Dazai X Reader"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang