Ѿ. Mengenal

216 13 17
                                    


Seperti yang mereka tahu, Gaga Greg Ethan. Anak laki-laki tunggal keturunan Spanyol-Prancis-Sunda dengan gaya rambut mop bangs yang tinggal bersama Abuelo- panggilan kecil Gaga untuk sang Kakek.

Gaga baru saja menginjakkan kakinya di Jakarta, ia memilih kembali ke Jakarta dan tinggal berdua di rumah besar ala interior Spanyol bersama Abuelo dan beberapa asisten rumah dan supir pribadi. Ia akan mulai menghabiskan hari demi hari dirumah besar itu. Sementara Mommy dan Daddy sedang bertugas di Australia.

Ada hal yang sangat Gaga sukai dari rumah besar itu, yaitu sebuah Piano Steinway berwarna putih yang diletakkan tak berjauhan dengan halaman belakang dilantai 1.

Dulu saat Gaga berusia 6 tahun, sehabis pulang sekolah atau les, Gaga pasti langsung duduk di bangku piano dan mulai menarikan jemarinya diatas Tuts hitam putih. Aku suka Piano.

Dulu Abuelo adalah seorang Pianist asal Spanyol yang terkenal pada era nya. Dan bertemu dengan Grand-mère-panggilan kecil Gaga untuk sang Nenek. yang dulu seorang pemain Biola asal Prancis.

Mereka saling mengenal disebuah Yale University dan menikah lalu mempunyai anak bernama Arnalda Mona De Davinci-Sang Ibu. Dan Gaga memiliki bakat seperti Mommy dan Abuelo. Menjadi Pianist International.

Namun, Mommy lebih memilih meninggalkan bayang-bayang tentang Pianist dan memilih menjadi rekan Gumelar Greg-Sang Ayah-untuk menjalankan perusahaan yang saat ini mengembang pesat.

Sementara kedua orang tua Daddy-Nenek dan Kakek Gaga-sudah meninggal ketika Gaga berusia 5 tahun. Lalu, sebulan kemudian Grand-mère menyusul dan menyisahkan Abuelo seorang diri yang kini tinggal bersama Gaga.

Keseharian Gaga hanya bermain Piano, sekolah, les, dan belajar. Ia termasuk anak rumahan. Ia juga tak memiliki teman untuk berbagi cerita, mereka hanya sekedar teman tegur sapa saat di sekolah. Meski begitu, Gaga tak pernah merasa kesepian. Semua rasa kesal, senang, dan sedih yang tak bisa Gaga bagi -kepada seorang teman- selalu Gaga tuangkan dalam aksi permainan Pianonya.

Meski Gaga memiliki wajah tampan namun sifatnya yang manja dan penakut, membuatnya menjadi bahan bulan-bulanan sewaktu di sekolah lamanya. Ia sangat lemah, tak pandai berkelahi seperti kebanyakkan anak laki-laki pada umumnya. Itu pun menjadi alasan mengapa Gaga tak pernah memiliki kekasih.

Gaga adalah murid pindahan dari Australia yang akan menempati kelas 11-A di SMA Palupi. Yang sebelumnya ia bersekolah di Australia School Arts, namun Gaga hanya bertahan 1 tahun disana dan memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan mengulang kembali di kelas 11.

Besok Gaga akan memulai hari pertamanya di sekolah baru. Tentu membuat dirinya nervous. Gaga mengkhawatirkan, bagaimana teman-teman yang ada di sekolah barunya itu. Akankah Gaga menjadi bulan-bulanan kembali?

Gaga melanjutkan menyantap makan malamnya bersama Abuelo. Lepas itu Gaga bergegas menuju kamarnya untuk istirahat.

♬♬

Gaga siap dengan seragam barunya, menatap gedung sekolah baru yang akan menjadi tempatnya menimba ilmu dari luar pagar sekolah.

"Abuelo pergi ya, kamu hati-hati" ucap Abuelo dari dalam mobil dengan kaca Mobil yang ia buka agar bisa melihat Gaga. Gaga mengangguk. Mobil Abuelo pun melintas setelah mendapat jawaban dari Gaga.

Gaga berjalan melewati sisi lapangan sekolah, tiba-tiba sebuah bola basket mendarat, mengenai bahu kanannya. Membuat Gaga merintih kesakitan.

"Woi! Bola basketnya dong" teriak anak laki-laki -Caesar- dari tengah lapangan, menunggu Gaga memberikan bola basket yang sudah menyakiti bahu kanannya.

GAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang