Pengakuan Cinta
Terima kasih karena menjadi temanku
Terima kasih karena selalu menemaniku
Terima kasih karena mencintaiku
***
"Yash... apa yang kau lakukan? Kembalikan bukuku!" Teriakku pada seseorang yang baru saja datang dan langsung mengambil bukuku. Aku berdiri untuk meraih buku itu. Tapi aku sama sekali tak bisa menggapainya meski aku sudah melompat. Dia yang terlalu tinggi apa aku yang terlalu pendek sebenarnya? Ah. Tidak dia saja yang terlalu tinggi. Dan sialnya, dia selalu menghindar saat aku mencoba menggapai bukuku. Aish. Menyebalkan.
"Kita berjanji bertemu disini bukan untuk belajar."
Dia berkata dengan santai dan terus menghindariku yang berusaha menggapai bukuku. Ah. Terserah. Aku menyerah. Aku berhenti berusaha mengambil bukuku dan duduk kembali dengan sangat kesal.
"Hey.. apa kamu marah?" Tanyanya dan kemudian duduk di sebelahku. Dan aku hanya diam, tak menjawab pertanyaannya. Aku sangat kesal padanya. Dia selalu saja suka menggodaku.
"Ya..jangan marah. Aku kan mengajakmu bertemu disini bukan untuk melihatmu belajar. Kita sudah jarang bertemu seminggu terakhir ini karena aku sibuk dengan tugas akhirku."
"Kembalikan bukuku, aku sedang banyak tugas Park Chayeol-ssi."
Yah. Dia adalah Park Chanyeol. Orang pertama yang aku kenal di universitas ini. Semenjak itu kami jadi semakin dekat. Dan sekarang sudah akhir musim gugur. Itu artinya ini sudah 3 bulan sejak pertemuan pertama kami di awal musim gugur. Seminggu terakhir kami memang jarang bertemu karna dia sangat sibuk dengan tugas akhirnya. Dan hari ini akhirnya dia mengajakku bertemu lagi di tempat favorit kami. Di tempat pertama kami pertemu. Di hutan pohon maple, belakang Universitas Hanyang. Dan disinilah kami sekarang.
"Baiklah, tapi bisakah kau mengerjakan tugasmu nanti? Aku tak ingin kau menghiraukanku."
"Okey."
Kemudian dia pun mengembalikan bukuku. Yang kemudian langsung ku masukkan ke dalam tasku.
"Kenapa kau mengajakku bertemu disini? Tugas akhirmu sudah selesai?"
"Belum, tapi aku merindukanmu dan aku perlu istirahat. Jadi aku mengajakmu bertemu disini. Ini kan tempat favorit kita." Ucapnya sambil tersenyum. Dan aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Lagipula besok weekend. Kau ada rencana?"
"Besok? Sepertinya tidak, tapi aku akan mengerjakan beberapa tugas. Kenapa?"
"Tak apa. Aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan sabtu besok. Kau bisa mengerjakan tugasmu di hari minggu. Dan mungkin aku bisa membantu."
"Cih..kau saja tak suka pelajaran sains."
"Hehe..jadi bagaimana? Apa kau mau?"
"Baiklah, tak ada salahnya jalan-jalan di hari sabtu."
***
"Sedang apa kamu? Kenapa melompat-lompat seperti itu?" Tanya Park Chanyeol padaku.
"Aku ingin menangkap daun maple." Jawabku sambil terus melompat berusaha menangkap daun maple yang jatuh tertiup angin.
"Kenapa kamu ingin menangkapnya?"
"Karna aku menyukainya."
Yah. Aku sangat menyukai musim gugur semenjak datang ke Korea. Pertama kali aku datang disini sedang masuk awal musim gugur. Dan aku langsung jatuh cinta dengan musim gugur. Aku menyukai udaranya yang tak terlalu dingin. Aku menyukai pemandangannya, karna daun-daun mulai berubah warna menjadi merah dan kuning. Serta daun yang berguguran saat tertiup angin. Cantik.
"Kekanakan sekali." Ucapnya. Namun dia ikut melompat untuk menggapai daun maple. Dan dia mendapatkannya. Sehelai daun maple ada di tangannya. Dalam sekali lompatan.
"Cih.. kamu bilang kekanakan, tapi kamu juga ikut menangkapnya. Berikan padaku."
"Setidaknya aku bisa menggapainya dalam sekali lompatan. Tidak sepertimu."
"Aish...menyebalkan. Berikan padaku."
Aku terus berusaha merebutnya, tapi dia selalu menghindar. Menyebalkan. Dan yang paling menyebalkan dia selalu mengejekku pendek. Ingat. Bukan aku yang pendek, dia saja yang mengkonsumsi terlalu banyak kalsium.
"Kamu tak malu berebut daun maple di taman kota begini. Banyak yang memperhatikan kita lo.."
Mendengar ucapannya membuatku tersedar bahwa kami sedang di taman kota sekarang. Aku langsung berhenti dengan usahaku merebut daun maple darinya. Aku lupa kalau ini hari sabtu dan kami sedang berjalan-jalan di taman kota sambil menunggu waktu makan malam. Sesuai dengan janjinya kemarin. Aish. Kenapa aku bisa melupakannya. Membuat malu saja.
"Hahaha...kamu pasti sangat malu ya. Lihat mukamu merah sekali."
Jahat sekali. Dia malah menertawakanku. Dan aku hanya bisa menutup wajah dengan kedua tanganku.
"Sudahlah, tak usah malu begitu. Ini."
Dia mengulurkan sehelai daun maple padaku. Aku hanya menerimanya. Dan aku melihat sesuatu. Ada tulisan di atas daun maple ini. Ku perhatikan tulisan itu. 'aku mencintaimu'. Sejak kapan tulisan ini ada disana. Aku langsung melihat ke arahnya. Dan dia hanya tersenyum.
"Kamu bercanda?" Ucapku tak percaya.
"Tidak aku serius. Jadi bagaimana?"
Apa ini? Aku harus bagaimana? Aku harus menjawab apa? Sungguh, aku benar-benar bingung. Aku senang dia mencintaiku. Tapi aku tak bisa.
"Apa kamu yakin, Oppa?"
"Ya."
"Maaf, tapi aku tak bisa."
"Kenapa? Apa kamu tak menykaiku?"
"Tidak, aku menyukaimu, sungguh."
"Lalu?"
"Aku sudah berjanji pada ibuku, untuk menyelesaikan kuliahku dulu dan tidak akan menjalin hubungan sampai aku lulus."
"Kalau begitu, aku akan menunggu. Kalau perlu aku akan datang ke Indonesia di hari kelulusanmu untuk meminta jawaban. Bukankah kamu akan lulus dua tahun lagi?"
"Kamu yakin, Oppa? Dua tahun bukan waktu yang singkat."
"Ya. Itu tak terlalu lama. Tapi kamu pasti menerimaku kan?"
"Kita lihat saja nanti." Ucapku sambil tersenyum jahil dan berlari meninggalkannya.
"Yash..tunggu aku."
Aku sangat bahagia karna dia mencintaiku.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Daun Maple
FanfictionDaun Maple adalah saksi pertemuan kita Daun Maple adalah saksi cinta kita Daun Maple adalah saksi perpisahan kita *** Nadila Saraswati adalah seorang mahasiswi asal Indonesia yang merasa sangat beruntung karna keinginannya untuk ke Korea akhirnya te...