Chapter 1

4.7K 213 47
                                    

"Hembusan angin menerbangkan serpihan-serpihan dandelion sampai akhirnya hinggap di suatu tempat. Bunga dandelion tak akan mampu melawan angin yang berhembus menerbangkannya dan tidak akan ada yang tahu kemana angin akan membawanya. Suatu saat serpihan dandelion akan tumbuh kembali menjadi bunga yang cantik.

Bunga dandelion tampak rapuh namun memiliki semangat yang hebat dalam mencari kehidupan baru di luar sana. Dia mampu terbang tinggi menantang angin dan menjelajah angkasa. Dengan tangkai kecilnya dandelion mampu memberikan banyak arti kehidupan. Dia tidak akan pernah berhenti berusaha meskipun angin selalu menggugurkannya dan ilalang menyembunyikannya dalam senja."

Penggalan kalimat dalam novel itu selalu menjadi favorit Jongwoon. Bukan karena pilihan kata-katanya yang bagus atau menyentuh. Tapi makna yang tersirat dalam kalimatnya mampu membangkitkan semangatnya di saat terpuruk.

Jongwoon menutup novel usang yang sudah puluhan kali dia baca. Novel tua berjudul Journey of Life itu merupakan peninggalan neneknya. Meskipun sampulnya sudah kusam dan lembaran kertasnya juga sudah menguning, Jongwoon sama sekali tidak berniat untuk membuangnya.

Sudah satu jam lamanya Jongwoon duduk bersandar pada pohon mapel yang berdiri kokoh dipinggir danau. Angin sore musim semi yang menyegarkan membuat tubuhnya rileks setelah bekerja seharian. Danau yang terletak di pinggiran kota seoul itu masih tampak asri. Airnya jernih dan terkadang segerombolan ikan akan menampakan dirinya dari balik daun-daun teratai. Di sekeliling danau terdapat pohon mapel yang berjejer rapi. Bunga dandelion pun tidak ketinggalan untuk ikut andil mempercantik keindahan danau.

Sebenarnya Jongwoon enggan beranjak dari sana. Tapi pekerjaan selanjutnya sudah menanti. Sebelum beranjak, Jongwoon menyempatkan untuk memetik satu tangkai dandelion dan meniupnya. Berharap semua beban di hatinya akan ikut terbang bersama serpihan dandelion. Pemikiran yang cheesy tapi entah kenapa sepertinya berpengaruh. Atau mungkin karena dia sudah terlalu terpengaruh novel yang sering dibacanya. Tidak ingin lebih membuang waktu, remaja tanggung itu segera berdiri dan berjalan menuju jalan setapak satu-satunya akses menuju ke danau.

---

Memasuki pintu restauran, Jongwoon disambut dengan senyuman kelewat lebar dari semua pegawai dan bosnya. Dia menaikan satu alisnya heran. Semua yang bekerja di Honghap Restaurant ini memang baik dan ramah, tapi tetap saja terasa aneh jika mereka semua berjejer di depan pintu sambil tersenyum ke arahnya.

"Jongwoon!"
Seorang anak perempuan yang seusia dengannya menepuk bahu Jongwoon dari belakang.
"Seulgi, ada apa?"
Seulgi adik dari pemilik restauran menarik Jongwoon yang masih kebingungan ke sebuah kursi dan menyuruhnya duduk. Di depan Jongwoon kini sudah ada sebuah laptop yang menyala. Dengan telaten seulgi mengetikkan sebuah situs web yang cukup Jongwoon kenal. Mata Jongwoon membulat saat melihat nama dan fotonya terpampang disana.

"Selamat Jongwoon kau diterima di SMA Jung Sang !"
Sorakan gembira dari seulgi dan yang lainnya menyadarkan jongwoon dari keterkejutannya.
"A..ku lo..los ma..suk Jung Sang ?"

"Huwaaa aku lolos !"
Jongwoon bersorak dan meloncat-loncat kegirangan menyalurkan rasa senangnya. Semua orang disana termasuk para pengunjung ikut berbahagia dan mengucapkan selamat pada jongwoon.

Shindong, bos sekaligus pemilik restauran tempat Jongwoon bekerja menyerahkan sebuah paper bag pada Jongwoon.
"Seulgi yang menyarankanku untuk membelinya. Dia bilang kau mungkin saja tidak sanggup membelinya, aduh."
Shindong sedikit mengaduh karena seulgi mencubit pantat berisinya.
"Maksudku kau kan bekerja dari pagi sampai malam, jadi mungkin saja kau tidak akan sempat membelinya."

Dengan sedikit ragu, Jongwoon menerima hadiah dari Shindong. Paper bag itu ternyata berisi satu stel seragam SMA Jung Sang lengkap dengan dasinya. Harga seragamnya memang sangat mahal bagi Jongwoon. Mungkin setara dengan besar gajinya selama empat bulan.

Suffer Boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang