"Arra, hayoo ada hubungan apa kau dengan woojin dan apa yang kalian lakukan tadi malam"
"Eunsang yyaakk" teriak arra mencoba menghentikan eunsang, namun sahabat nya ini penasaran berat. Ia pun tidak berhenti menggoda arra sampai mendapatkan jawaban.
"Aku dengan dia gak ada apa-apa dan tadi malam ah bukan tepatnya sore bukan mlm, dia nemenin aku kerumah sakit"
"Oh itu doang, kirain ada lebih. Tapi kok aneh dia kyknya coba buat deketin kamu loh ra"
"Mak...maksudnya? " eunsang menghela nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya dengan kasar."Arra, coba deh dipikir. Emang pernah kalian deket dulu, kenal aja gak kan. Cuma tau nama doang karena temen sekelas, trus saling nyapa aja juga gak. Trus dia ngilang dan tiba-tiba sekarang coba buat nyapa, sok perhatian sok pengertian, nemenin, ngajak ngomong ngobrol. Nah coba deh dipikir apa maksud dia" arra diam sambil berfikir atau mencerna semua ucapan eunsang dan pak daniel masuk menjelaskan pelajaran hari ini . Arra terus terdiam memikirkan apa yang dia pikirkan sedari tadi, hingga akhirnya bel berbunyi menandakan pelajaran selama 3 jam telah usai.
"Ra, kantin yuk"
"Males sang, kamu aja"
"Arra, aku gak ada temen"
"Sama daehwi dia pasti mau"
"Ya udahlah kalo gak mau, sama linlin aja"
"Lin.. "Panggil eunsang pada linlin kakak nya guanlin dan sedikit berlari menghampiri nya."Nih" ucap seseorang sambil meletakan sebungkus roti dan susu.
"Untukku? "
"Bukan, tapi buat pak daniel."
"Kalo buat pak daniel kenapa simpan disini "
"Ya ampun arra, kamu sehat? Kok lama si loadingnya Ya buat kamu lah, kalo buat pak daniel ngapain juga kasih ke kamu" ucap woojin seraya kembali ke tempat duduknya, arra menghampiri nya sambil membawa roti dan susu."Jin"
"Hem" jawabnya cuek, sambil mengeluarkan roti dan susu lagi.
"Sama-sama makannya gak enak makan sendiri"
"Ya udah yuk ketaman"
"Ngapain? "
"iih banyak tanya, udahlah ayok"
Mau tidak mau, arra mengikuti woojin. Mereka duduk ditaman."Oh iya jin, makasih ya. Sekarang appa udah gak ada dirumah trus uang tabungan eomma juga dipake buat biaya kak jae. Mau gak mau, aku kesekolah cuma sarapan pagi doang dirumah. Jadi disekolah harus nahan lapar sampai sore hari."
"Ya udah entar aku bawain deh tiap hari"
"Ehh gak usah jin ngerepotin"
"Gak papa,kan aku suka kamu" arra berhenti mengunyah meski masih banyak roti di dalam mulut nya dengan mata terbuka lebar, woojin tertawa saat melihat reaksi arra sekarang ini.Ni tawa woojin
"Hahahaha arra, kunyah rotinya. Jangan didiemin dimulut nanti jamur. Hahaha"
"Uhuk uhuk"arra tersedak, sesegera mungkin woojin memberinya minum susu yang jadi pasangan roti tadi.
"Mamamaksudnya kamu suka sama aku? " tanya arra dengan muka merah entah itu karena malu atau tersedak.
"Aku belum selesai ngomong udah melongo, maksud aku suka sebagai teman. Aku suka berteman dengan kamu, dan kumohon jangan benci woojin yang dulu maafkan woojin yang dulu" arra mengangguk iya dan terhenti. Saat mendengar bel masuk.
Rumah sakit
"Kak, eomma mana?"
"Gak tau,kakak dari pagi belum liat eomma. Emang dirumah gak ada?"
"Gak ada kak,aku cuma dapat memo suruh kerumah sakit sepulang sekolah"
"Oh mungkin eomma sedang ada urusan,ra kamu ada ketemu appa?"
"Enggak kak,kenapa?"
"Ah gak apa-apa, nnti sore kakak udah boleh pulang."
"Tapi ini udah sore kak"
"Tunggu dokter"
"Oh, ya udah aku bantuin beresin baju kakak"
Saat mereka sedang beres2 seorang dokter dan suster masuk."Nak jaehwan udah boleh pulang, dan oh iya ini ibu kalian nitip ini buat kalian"
"Makasih dok" jaehwan menerima amplop surat berukuran panjang.
Stelah suster dan dokter selesai melepas jarum infus dan memberi beberapa obat pada jaehwan dokter dan suster pergi meninggalkan mereka berdua.Jaehwan mulai membuka amplop tersebut,ia dapati buku tabungan beserta kartu ATM dan beberapa lembar uang 100 ribuan,dan ada juga selembaran surat. Jaehwan mulai membuka lembaran surat tersebut dengan jantung yang berdegup kencang.
Jaehwan membaca surat tersebut dalam hati,sedangkan arra masih memasukkan beberapa baju dan barang2 jaehwan yang sengaja di siapkan oleh ibu mereka.
Jaehwan mulai membaca surat tersebut,matanya memerah berkaca-kaca,tangannya mengepal,rahangnya mengeras dadanya sesak. ia meletakkan surat tersebut diatas ranjang dan berteriak..."Aaargh andwe andwe" jaehwan berdiri berlari keluar dari kamar rumah sakitnya. Arra melongo melihat tingkah aneh kakaknya, tanpa mengikuti dan bertanya kakaknya ia segera menghampiri surat tersebut dan beberapa uang di atas kasur.
Untuk kalian anak eomma tercinta ♡
Jaehwan,arra.
Maaf,eomma ingin minta maaf pada kalian. Ini bukan salah appa atau pun kalian,eomma dan appa berpisah juga bukan karena jaehwan. Karena takdir kami sampai disini
Dan maaf kan eomma karena harus pergi meninggalkan kalian,bukan karena eomma tidak tanggung jawab pada kalian tapi ini demi kebaikan dan kelangsungan hidup kalian.
Eomma mohon padamu jaehwan bersikap dewasalah,jaga adikmu baik-baik. Dan ada beberapa uang untuk makan dan cari tempat tinggal,dan tabungan untuk kelangsungan hidup kalian.
Setelah kalian pulang dari rumah sakit,segera kemaskan pakaian dan barang-barang kalian karena rumah itu bukan milik kita lagi.Maafkan eomma
disisi lain jaehwan terus berlari mencari seseorang di setiap ruang, namun nihil semua tidak ada. Dia kemudian berlari lagi ke area parkir, sesampainya di parkir ia melihat seseorang dengan seorang wanita yang sedang hamil memasuki sebuah mobil. Kemudian mobil itu jalan, tanpa menunggu jaehwan pun lari mengejarnya dan berteriak...
"Aaaappppaaaa" hingga ujung jalan mobil itu terus melaju, jaehwan terhenti saat nafasnya sudah mulai habis...
#bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
The Problem When It Ends
Fanfictionsaat masalah masalah dan masalah datang bertubi-tubi, aku putus asa haruskah aku berakhir didunia fana ini 😞😞