tetap tabah

11 2 6
                                    

Jaehwan menuju kamar inapnya untuk mengajak arra pulang, ia tidak ingin cerita pada adiknya cukup dia saja yang tau apa yg di lakukan oleh ayahnya. Jaehwan membuka pintu mendapati arra sedang terduduk menangis di lantai, jaehwan menghampiri arra dan memeluknya.

"Kak jae " ucap arra lirih.
"Gwenchana, disini ada kakak. Mari kita hadapi bersama, dan kakak juga akan mencari pekerjaan" ucap jaehwan dengan sesekali mengelus pundak adiknya.

"Tapi bagaimana kuliah kakak? ,aku juga akan mencari pekerjaan"

"Tidak, kamu harus tetap sekolah. Biar kuliah kakak cuti dulu. Jadi mari kita pulang bereskan baju dan barang setelah itu kita cari tempat yang lebih murah sebelum hari mulai gelap" arra mengangguk dan segera berdiri.

..
..
..
..

Setelah merasa semua barang bawaan beres, dan beberapa sisa makanan jaehwan masukkan ke dalam koper. Jaehwan dan arra hanya membawa keperluan mereka saja, selebihnya mereka kumpulkan di satu ruangan. Karena besok jaehwan kembali lagi dan menjual beberapa barang yg bisa ia jual untuk keperluan makan.
Jaehwan keluar membawa beberapa tas dan koper.

"Semua sudah? "
"Sudah kak "
"Sebentar kakak tanya temen kakak dan liat di internet tentang tempat yang murah dan tidak jauh dari sekolahmu"

"Baiklah kak" saat jaehwan sudah menemukan nya,ia sesegera memesan taxi. Saat taxi tiba mereka berdua memasukkan barang-barang ke dlm bagasi sisanya di kursi penumpang.

Akhirnya mereka sampai,jaehwan mengurus administrasinya dan mulai menuju kamar yang ditunjukkan ahjussi tersebut.
Apartemen ini memang tidak terlalu bagus,setidaknya cukup untuk berdua dan harganya juga tidak terlalu mahal.

"Arra, maafkan kakak" arra menatap jaehwan dan tersenyum.
"Tidak apa-apa kak, asalkan aku dan kakak sama-sama. Dan kumohon maafkan eomma dan appa"

Bayangan jaehwan
-ternyata appa sudah memiliki istri baru, dan kemarin ku lihat dia dengan seorang perempuan yang sedang mengandung-

"Iya, akan kakak pastikan itu. Yuk kita bersihkan, abis itu beres -beres. " arra mengangguk paham. Arra lelah ia merebah kan tubuh nya di lantai.

"Arra yakk itu belum di sapu? Masih banyak debunya!! "
"Kak, arra capek, laper, lemes, haus" jaehwan teringat sesuatu yang ia masukkan ke dalam tasnya. Jaehwan beranjak mengisi teko listrik dan memasukkan air di dlmnya selang beberapa menit ia memasukan air ke 2 cup mie yg telah di siapkannya.

"Nih makan buat ganjel perut"
Arra yg sempat memejamkan matanya sebentar, bangun dan duduk di hadapan jaehwan

"Waahh kak, ini baru mantep. Kok aku gak tau kakak bawa makan"
"iiihh cerewet makan tinggal makan"
"Iya kak, maap"

---

"Kak jaee... " suara melengking arra membangunkan jaehwan yg sedang terlelap.

"Apa si ra?  Ribut? "
"Kak, seragam arra kakak simpan dimana. Duh telat ni"
"Ah kakak lupa ra, mungkin ikutan direndem juga di bak"
"Yah kakak jahat iih" arra mulai merengek tapi tak didulikan dengan jaehwan yg masih ingin lanjut tidur habis lembur beberes semaleman.

Sekolah
Semua mata tertuju pada arra, arra mulai risih dengan pandangan tersebut ia pun segera mempercepat jalannya. Namum siapa sangka, gantungan kunci kesayangan nya tersangkut di gerbang dekat tangga sekolah.

"Aiiisshh sial banget ni idup" dengan kesal arra mencoba melepaskan gantungan yg tersangkut dengan melepas tasnya.

"Eh" tanya arra kaget.
"Udah biar aku aja yg lepaskan"

"Makasih"
"Sama-sama" arra berjalan menuju kelasnya.

"Ra, woy ra"
"Apa? "
"Kok kamu pake baju olah raga"
"Ini gegara bang jae, ahh kesel arra"
"Bang jae?  Emg kenapa bang jae? "
"Masa seragam aku direndam, kan padahal masih mau dipake hari ini"
"Kasihan, tapi gak apa kali daripada gak sekolah. Palingan ditanya guru sama pengurangan poin"
"Ah gak perduli arra. Kesel nii"

Kkrriiiingg

Jam istirahat semua murid berhamburan ke kantin, eh gak semua si masih ada beberapa dikelas.

Seseorang mendekati arra, ya eunsang sahabat arra.
"Ra, kantin yuuukk"
"Gak sang, sana pergi sendirian aja"
"Hem okelah, aku pergi dulu ya. Laper ni" arra tersenyum dan mengangguk. Kemudian meletakkan kepalanya di meja.

"Arra"
"Hem"jawab arra tanpa mengangkat kepalanya.
"Ketaman yuk"
"Males ah arra capek dan... "
Arra menggantungkan kalimatnya dan di sambungboleh seseorang yg mengajak arra ketaman.

"Dan laper" sesegera mungkin arra mengangkat kepalanya dan melihat ke arah orang tersebut.

"Wo... woojin"
"Iya udah ayok, nih aku bawa bekal banyak"
"Tap.. Tapi"
"Udah gak usah banyak tapi tapian ayok " woojin pun menarik tangan arra,arra yg masih bingung dan melirik ke arah tangannya yang masih di genggam woojin. Dan pas di koridor berpapasan dengan pak daniel,mereka pun membungkuk sedikit untuk memberi salam.

 Dan pas di koridor berpapasan dengan pak daniel,mereka pun membungkuk sedikit untuk memberi salam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taman sekolah

"Nih" woojin memberikan sepasang sumpit pada arra, lalu membuka bekalnya. Di dalamnya beberapa kimbab ,nugget, sosis, dan lain-lain.

"Makan" perintah woojin
"ii..iya" sambil mengarahkan sumpitnya ke makanan arra terus bertanya dalam hati.
~ni orang baik nya pake banget tapi suka merintah-merintah kayak bos~

"Kkkaa...kau tidak makan"
"Ah ya ni aku akan makan "woojin yang sendari tadi merhatiin arra membuat arra risih. Dan diliriknya woojin, dan...

"Sesebentar" woojin berhenti dari aktifitas mengunyahnya, dengan ragu arra menyentuh sudut bibir woojin dan mengelap makanan disudut bibir woojin.

Seketika pipi arra merah, semerah tomat. Woojin tersenyum bahagia, dan ia rasakan jantungnya yang menggelitik dada. Keadaan menjadi canggung.
..
..
..
..
Bel pulang sekolah telah berbunyi, arra membereskan buku-bukunya dan keluar kelas dengan langkah cepat. Tanpa memperdulikan eunsang yang terus memanggilnya, dan arra juga menghindari tatapan nya pada woojin karena itu akan mengingatkannya pada kejadian di taman tadi.

"Kak jae arra pul.... " arra melihat memo di tempel di cermin.

~arra maaf kakak gak dirumah kakak harus cari kerja, dan oh iya kalo lapar makam mie cup aja ya buat ganjal. Nanti kakak pulang kakak belikan makanan. Maafkan kakak
                                 Kak jaehwan ~

Arra duduk terdiam menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong, pikirannya melayang, hatinya mejerit, dadanya sesak, ulu hatinya nyeri, airmata nya mengalir deras.

"Eomma, appa kenapa kalian tega pada kami. Dengan mudahnya kalian berdua meninggalkan kami dan melepas tanggung jawab sebagai orang tua. Kasihan kak jae harus cuti kuliah dan banting tulang buat makan dan bayar apartement yang kecil, pengap dan ahh sudahlah ini terlalu buruk. Selalu kelaparan, hanya bisa di ganjal oleh mie cup. Oh tuhan cobaan apa yang telah engkau berikan padaku dan keluarga ku kenapa kenapa kenapa......aaa....
Hiks hikss hikss"

#bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 The Problem When It EndsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang