Part 1

191 13 1
                                    

PLAKKK!
Tamparan dari wanita itu mengenai wajah Ahra.
"Hei! Berani sekali kau menamparku, bitch!? Kau hanya wanita murahan yang menghancurkan rumah tangga orang tuaku! Kau tidak memiliki hak untuk menamparku, jalang!" Kata-kata Ahra itu memang benar. Wanita berusia tiga puluh satu tahun yang sudah tinggal bersamanya selama setahun belakangan ini memang wanita murahan, seperti yang Ahra katakan. Ia menikah dengan ayahnya Ahra bukan karena cinta, tapi karena harta.
"Bae Ahra! Beraninya kau berkata seperti itu padaku. Ayahmu saja tidak peduli denganmu, kenapa aku harus peduli?! Sekarang aku minta, kau keluarlah dari rumah ini! Rumah ini sudah jadi milikku, Bae Ahra!" Ujung bibir wanita itu terangkat. Ia tersenyum. Tapi senyumnya itu jauh dari kata 'ramah', justru lebih tepat jika disebut senyuman sinis.
"Okay, jika itu maumu, jalang! Aku akan keluar dari sini, dan tidak akan pernah kembali lagi!" Ahra menahan tangisnya yang sejak tadi mendesak ingin keluar. Bukan! Bukan tangisan karena ia diusir oleh ibu tirinya itu. Ia menangisi dirinya sendiri. 'Mengapa aku dilahirkan, jika hidupku hanya akan sehancur ini', pikirnya.
Malam ini, Ahra membereskan barang-barangnya dan menaruhnya di koper. Tangisnya tak dapat ia tahan. Ia sangat sedih akan kehidupannya ini. Ayahnya tak peduli lagi dengannya. Ibunya? Beliau sudah meninggal dunia 7 bulan yang lalu.
Ahra keluar dari rumahnya dengan barang bawaan yang sejak tadi ia siapkan. Ia bingung, ingin pergi kemana. Keluarga ibunya? Oh, tidak mungkin. Apa kata mereka jika melihat Ahra diusir oleh ibu tirinya? Pasti mereka akan menyalahkan ayahnya Ahra.
#
Kini Ahra sedang duduk di taman yang berada tak jauh dari rumahnya . Ia sedang berfikir dimana ia akan tidur malam ini? Di rumah sahabatnya? Di pinggiran kota Seoul? Ataukah di taman ini?
Huhhh.
Ia membuang nafasnya dengan kasar.
Ahra ingin sekali menginap di hotel, tapi ibu tirinya yang jahat itu tak memberikannya uang sepeser pun sebelum pergi. Atmnya pun diblokir, dan semua uangnya diambil.
Ya, satu-satunya pilihan adalah ia harus tidur di taman untuk malam ini.
#
"AAAAA---!"
Itu adalah teriakan nyaring Ahra. Ia merasa ada seseorang yang memukul bahunya. Belum selesai ia berteriak, orang itu membekap mulutnya.
"Apa kau bisa, tidak berteriak?" Ahra membalikkan tubuhnya. Ia melihat seorang namja yang sepertinya tidak asing bagi penglihatannya.
"Mmm-bbbuka!" Seru Ahra. Ia menyuruh namja tersebut membuka bekapan di mulutnya.
"Hah? Apa yang kau katakan?"
Ahra menunjuk tangan namja itu yang masih membekap mulutnya.
"Ohh. Mianhae." Ucap namja tersebut dengan ringan.
"Sebenarnya kau ini siapa, namja aneh? Kenapa kau membangunkanku dari mimpi indahku? Huh!" Omel Ahra.
"Tadi aku lewat disini. Aku tidak sengaja melihatmu tidur disini, maka dari itu aku membangunkanmu."
"Oh. Yasudah, sana pergi!" Tukas Ahra dengan galaknya.
"Kenapa kau tidur disini? Apa kau tidak kedinginan? Salju-salju itu sejak tadi turun menerpamu?!"
"Ah, itu bukan urusanmu! Sudah sana pergi." Ahra mendorong tubuh namja itu, membuatnya mundur satu langkah.
"Yasudah, aku akan pergi. Tapi perkenalkan, namaku Yoon Jeonghan!" Pria itu mengulurkan tangannya pada Ahra. Tapi Ahra tak mengindahkan permintaan namja tersebut untuk berkenalan. Ahra membiarkan tangan itu terus berada di udara.
Melihat tangannya yang terus seperti itu, dan tak dibalas oleh Ahra, namja bernama Jeonghan tersebut hanya tersenyum, lalu meninggalkan Ahra.
"Hati-hati, nona! Jaga dirimu!" Katanya.

TBC
UHUYYY PART 1 NIH GENGS. SEMOGA SUKA YHAAA, HEHE!
DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT, I LUV YA ALL!
❤️❤️❤️
                                                 -Natxz

When it's winter.  - BTS x SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang