Love so soft that you can't rub off
You gon' love it if you try it
Love so soft - Kelly Clarkson🎞️🎞️🎞️🎞️🎞️
Pelajaran berjalan lancar hari ini dan pengiriman puisi itu telah dipikirkan baik-baik oleh Jingga. Dia akan menaruh itu di unknown box yang letaknya di halaman belakang sekolah. Kotak itu berwarna biru muda dan ada beberapa karat tercetak jelas di sana. Kotak itu juga tidak terlalu jauh dari kelasnya, jadi memudahkannya agar tidak dicurigai.
Box itu biasa digunakan jika seseorang ingin mengirim sesuatu tapi tidak ingin diketahui identitasnya. Pengiriman benda ini hanya untuk antar murid di—Garuda Bangsa—sekolahnya. Beruntunglah Jingga bersekolah di sini. Jika tidak, tamatlah riwayatnya.
"Tumben banget lo nggak bawa bekal hari ini?" tanya Lisa penasaran.
"Emang nggak boleh?"
"Boleh-boleh aja sih." Lisa menjawab jutek.
Mereka asyik berjalan ke kantin dan melihat di sekitarnya banyak wajah baru adik kelasnya. Saat mereka berjalan melewati kerumunan, banyak mata adik kelas yang menoleh ke arahnya. Aneh.
Jingga mengecek penampilannya. Tapi penampilannya baik-baik saja. Lalu ia meraba punggungnya. Ternyata ada seseorang yang menempelkan kertas yang bertulis :
'Gue orang gila, masukin gue ke RSJ'
Ia langsung tau siapa penulisnya, bahkan saat ia membaca kata pertama.
"Lis! Kamu itu ngapain coba nempel-nempel beginian?"
"Apaan? Bukan gue kok!" elak Lisa tak terima.
Jingga memutar bola matanya. "Siapa lagi yang di sekolah ini ngomong pake lo-gue selain kamu, huh!"
"Iya sehh, peace Jiji. Bercanda doang." Lis mengacungkan dua jari tanda damai. Tapi Jingga tak menghiraukannya. "Oke-oke, gue beliin lo jajan deh."
Alih-alih memerhatikan perkataan Lisa, Jingga asik mengecek di mana kertas berwarna jingga untuk Aga itu disimpan. Bolak-balik ia mengecek sakunya untuk memastikan kertas itu tetap di sana.
"Oke, ada," gumam Jingga.
"Hah? Apaan yang ada?"
"Bukan apa-apa."
Lisa yang memandang Jingga dengan raut wajah bingung. Ia melanjutkan tawarannya, "Jadi lo gak mau nih gue traktir jajan?"
"Mau lah! Sopo sing ngomong nggak mau?" Jingga berteriak kegirangan.
"Tapi jangan yang mahal-mahal loh ya, gue lagi bokek nih."
Hari ini kantin masih seramai hari biasanya. Semua sibuk membeli makanan dan minuman sambil dinaungi awan kelabu. Memang bulan ini sering terjadi hujan, jadi sudah pandangan yang biasa jika siang-siang begini tidak terlalu panas.
"Udah, lo tunggu sini aja, gue yang beli. Mana uangnya?" tanya Lisa.
"Ini nih." Jingga menyerahkan selembar uang sepuluh ribuan dan sibuk mengecek ponsel miliknya. "Aku roti bakar kayak biasanya, ya."
"Iya iya tau...." Sambil menjawab, Lisa berlari ke stand mang Dadang yang terkenal dengan roti bakarnya.
Banyak sekali pesan yang muncul di ponselnya kali ini. Tapi tidak ada pesan yang berarti. itu hanya tumpukan pesan dari sekian banyak grup yang dia ikuti secara iseng-iseng. Tidak ada pesan dari Aga ataupun siapapun secara personal. Sesekali matanya melirik ke sekitar, berjaga-jaga apabila ada Aga datang. Mata elangnya siap sedia di manapun Aga berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
SESAL [COMPLETED]
Teen FictionJingga dihadapkan oleh kenyataan bahwa ia mengejar Aga. Tapi di tengah perjuangannya, ia dipertemukan oleh Bintang. Apakah Jingga akan mendapatkan Aga? Atau ia hanya mendapati sesal? . . . Cover by : @KEG