Potongan [11]

1.6K 104 0
                                    

I tried hard to make you want me
But we're not supposed to be
Tears - Clean Bandit
🎞️🎞️🎞️🎞️🎞️

Kenapa hari ini panas sekali? Membuat Jingga harus berkali-kali mengusap peluh yang jatuh di dahi dan pipinya. Sebelum pulang, ia memutuskan untuk ke koperasi yang terletak di sayap utara sekolah. Niatnya adalah untuk membeli minum dingin, apapun itu.

Jingga membuka lemari pendingin dan merasakan hawa dingin yang jauh lebih baik jika disandingkan dengan udara di luar.

Matanya menelusuri deretan minuman yang ada di sana. Ia mencari satu minuman yaitu kopi. Tak perlu lama untuk menemukannya karena minuman itu ada di rak tengah. Setelah menemukan minuman yang dicari, ia langsung membayar ke penjaga koperasi dan menuju gerbang seperti biasa.

Kali ini ia harus pulang naik angkot, berarti ia harus berjalan dengan bekal minuman dingin di tangannya. Sebelum ia sampai di gerbang ada seseorang memanggilnya.

"Jingga! Jingga! Tunggu sebentar!" Seseorang berlari ke arahnya dengan nafas terengah-engah. Jingga membalik badannya dan menemukan orang itu adalah Aga.

"Iya, ada apa?"

"Besok weekend hunting costum, yuk!" ajak Aga.

"Oh, oke-oke." Jingga mengiyakan lalu berbalik meninggalkan Aga sendirian. Ia sekarang sedang malas jika harus berbicara. Walaupun itu dengan Aga sendiri. Ia ingin segera pulang dan menyalakan pendingin ruangan di kamarnya, lalu tidur.

Ada jeda beberapa saat sebelum Aga berteriak, "Nanti aku chat, ya!" Jingga hanya diam dan meneruskan jalan ke arah jalan raya. Ia tidak perlu membalas pertanyaan itu, karena ia tau betul bahwa itu adalah retoris.

Sebenarnya ia sangat bahagia sampai-sampai ia tersenyum sendiri seperti orang gila selama perjalanan pulang.

Satu fakta yang tak bisa ia tolak. Yaitu ia akan keluar bersama Aga.

*****

Mentari sepertinya tak pernah lupa untuk muncuat tepat waktu karena suatu tujuan yang terus menggunungnya. Hari ini Jingga juga berusaha bangun tepat waktu. Bahan jauh sebelum jam deadline. Hari ini ia janji keluar dengan Aga untuk mencari kostum.

Ia berpuluh kali mematut dirinya sendiri di cermin. Melihat flatshoes dan dress abu-abu selututnya, takut ada yang kurang. Jam tangan masih menunjukkan pukul 8.45 pagi, itu berarti masih 15 menit lagi Aga akan datang menjemputnya. Menyadari akan hal itu, kaki Jingga langsung cekatan menuruni tangga dan menunggu kedatangan Aga di ruang tengah.

Kak Fajar juga sedang sibuk di dapur, ia melihatnya sekilas saat menuruni tangga tadi. Ia pasti sibuk memasak sarapan untuk dirinya sendiri karena Jingga tahu kebiasaan kakaknya yang saat weekend pasti akan bangun siang.

Kak Fajar yang mengetahui keberadaan Jingga di ruang tengah pun bertanya, "Mau nasi goreng nggak, Dek?"

"Nggak, tadi udah sarapan."

"Ehh, tumben jam segini udah cantik. Biasanya masih molor di kamar kayak kebo. Emang mau kemana?" Ia menaruh piring yang berisi nasi goreng di meja makan sambil melirik ke arah adiknya.

"Kepo!"

Kak Fajar menaruh sendok yang akan ia suapkan ke mulutnya mengancam, "Oh awas aja ya kalo minta masakin makanan, nggak bakal tak masakin!"

"Yaudah, nanti aku bilang mama. Beres!" Kak Fajar memanyunkan mulur dan melanjutkan menyendokkan nasi goreng ke mulutnya dengan kesal. "Satu kosong," gumam Jingga penuh kemenangan.

Tin! Tin!!

Jingga yang menyadari suara itu langsung melongok ke arah luar. Ternyata Aga yang datang memakai motor matic laki-laki dengan nuansa warna hitam.

SESAL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang