Sejak aku datang ke desa ini beberapa hari lalu, diam-diam ada yang selalu mengganggu pikiranku. Dia adalah seorang gadis berbaju merah yang selalu kulihat di ujung gang. Tepatnya di bawah sebuah pohon besar di dekat rumah kosong.
Setiap kali lewat, gadis berambut hitam panjang dengan paras menawan itu pasti sedang berdiri sambil manatapku tajam. Baik siang, malam, atau pagi hari sekalipun gadis itu selalu ada, seolah tak pernah beranjak dari sana.
Terkadang terbesit di benakku untuk menghampiri dan menyapa kemudian mengajaknya mengobrol. Jika itu terjadi, jelas hal yang pertama kutanyakan adalah alasan mengapa ia selalu ada di sana. Namun apalah daya. Jangankan menghampirinya, untuk sekedar membalas tatapannya saja aku tidak berani.
***
Gadis itu hampir membuatku jantungku keluar saat kutemui malam ini. Bagaimana tidak, ia tak lagi berdiri di dekat pohon seperti biasanya. Ia kini berada di atas pohon dan duduk santai dengan kaki menjuntai di salah satu dahannya.
"Turun!" perintahku spontan.
Gadis itu hanya melirikku sambil tertawa.
"Hey ..., turun!" teriakku lagi sambil melambai-lambaikan tangan, "bahaya!"
Gadis itu menatapku tajam, kali ini raut wajahnya memerah dan perlahan air matanya mengalir. Ia menangis.
Aku mulai panik. "Ka ... kamu kenapa? Ayo turun. Ceritakan semua masalahmu padaku. Akan kudengarkan!"
Tak ada jawaban. Hanya suara tangisannya yang terdengar semakin keras dan memilukan.
Aku ingin menghampirinya, tapi tidak bisa. Aku tidak bisa naik dan juga takut ketinggian.
"Tolong bujuk gadis itu supaya turun dari pohon itu." Pintaku kepada orang-orang yang kebetulan lewat.
Namun setiap kali aku meminta tolong, semuanya hanya memandangiku sebentar sambil begidik kemudian berlari. "Dasar orang gila!" begitu kalimat yang kudengar dari mulut mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Flash Fiction
De TodoKumpulan flash fiction (fiksi mini) berbagai genre.