bagian 11

626 113 5
                                    

Hwang Yoeun menarik napasnya. Ia gugup setengah mati karena akan melakukan hal yang menurutnya bodoh, yaitu memberitahu seseorang tentang apa saja yang harus dilakukan orang itu agar berhasil memikat Yoeun.

"Kau bingung bukan harus apa untuk bisa membuatku....... menyukaimu?" tanya Yoeun ketika keduanya sudah duduk di salah satu meja di toko es krim.

Jihoon mengangguk menjawab pertanyaan Yoeun. "Jadi, tadi aku menulis hal-hal yang aku suka. Tapi kebanyakan dari mereka aku hilangkan karena aku takut kau malah menganggapku perempuan yang posesif."

Jihoon diam, menunggu gadis di depannya untuk kembali berbicara. "Tidak sulit sebenarnya untuk memikatku. Kau hanya perlu selalu ada untukku dan tidak memotong pembicaraanku," kata Yoeun. "Aku suka es krim, green tea latte, pasta, spicy chicken, dan nasi goreng spesial dengan telur dadar dan telur orak-arik."

Jihoon masih terdiam sembari menaikan satu alisnya. Beberapa detik setelahnya, ia tertawa pelan. "Itu saja? Kalau iya, aku akan pesan es krim sekarang."

Pertanyaan Jihoon membuat pipi Yoeun bersemu. Ia mengangguk tapi ia juga langsung berbicara lagi. "Eh tunggu!" kata Yoeun yang membuat Jihoon duduk kembali. "Aku suka perlakuan manis dari laki-laki untuk perempuannya," ucap Yoeun yang membuat pipinya semakin bersemu.

Lagi-lagi Park Jihoon tertawa. "Aku mengerti. Aku pesan ya?"

###

Park Jihoon menatap gadisnya yang sedang makan es krim di sebelahnya. Ups, koreksi! Belum gadisnya. Mereka tidak jadi menghabiskan waktu bersama di toko es krim karena Hwang Minhyun menyuruh adik perempuannya itu segera pulang. Dan jadilah mereka menikmati es krim di dalam mobil.

"Jangan menatapku terus," kata Yoeun yang membuat Jihoon langsung menoleh ke depan lagi. "Perhatikan jalan dan perhatikan juga es krimmu. Aku tidak akan kabur."

Jihoon hanya tertawa mendengarnya. Dia sangat manis, pikir Jihoon.

"Sedang puasa berbicara ya? Dari tadi hanya tertawa saja."

Jihoon terkekeh, kemudian ia berkata, "Tidak. Aku hanya sedang mengagumimu sampai aku tidak tahu harus berkata apa."

"Sial." Jihoon menoleh ke arah Yoeun karena perempuan itu baru saja mengumpat. "Kau selalu saja membuat pipiku panas."

Gadis di sebelahnya ini adalah gadis yang unik. Ia manis dan cantik. Ia juga pintar. Ia selalu berkata jujur bahkan ketika yang ia katakan adalah hal yang akan menyakiti lawan bicaranya. Namun ia masih memiliki sopan santun karena sebelum berkata jujur yang menyakitkan, ia selalu meminta maaf terlebih dahulu.

Park Jihoon bangga dengan dirinya sendiri. Sejak awal, ia memang yakin kalau Yoeun adalah orang yang memang cocok untuknya. Cocok dari segi teman, sahabat, mau pun sepasang kekasih.

Hari ini adalah hari yang paling baik menurut Jihoon.

###

"Akhirnya pulang juga," kata Hwang Minhyun ketika Yoeun sudah menginjakan kaki di rumah. "Malam ini temani kakak ke supermarket ya?"

Yoeun tidak menanggapi permintaan kakaknya. Ia malah senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"Hey! Ada apa sih?" tanya Minhyun.

"Kak," kata Yoeun. "Nanti kutemani ke supermarket," lanjutnya.

Minhyun menautkan alisnya. Tumben sekali adiknya mau menerima permintaannya. Biasanya ia harus menyogok adiknya itu dengan membelikan album di iTunes baru Yoeun mau menemaninya.

"Kak," kata Yoeun lagi. Senyumannya masih belum hilang dari wajahnya. "Hari ini aku senang sekali," ujar Yoeun.

"Benarkah?" tanya kakaknya tidak percaya. "Kutebak. Karena Jihoon?"

Yoeun menjentikan jarinya tanda bahwa tebakan kakaknya itu benar. "Dia menyukaiku," kata Yoeun.

Minhyun yang mendengar itu tertawa kecil. "Lalu bagaimana dengan perasaanmu?"

Perlahan senyuman Yoeun menghilang. Namun masih dapat dipastikan bahwa air muka gadis itu masih senang. "Aku tidak tahu," katanya. "Perasaanku untuk Guanlin belum sepenuhnya menghilang. Tapi aku sudah meminta Jihoon untuk membuatku menyukainya."

"Apa?"

Yoeun menghela napasnya kasar. "Aku tahu. Itu memang hal yang bodoh jadi jangan memberitahuku lagi," jelas Yoeun. "Aku ke kamar dulu ya? Kita berangkat pukul 7."

polaroid || park jihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang