bagian 2

975 175 19
                                    

"Semangat Guanlin!!!" Yoeun dan beberapa teman perempuannya meneriaki Guanlin---dan timnya--- yang sedang bermain basket.

Sohee menyenggol lengan Yoeun dan dibalas dengan tatapan dari Yoeun. "Temani aku ke kantin," katanya.

"Aku sibuk!" Yoeun menghiraukan Sohee dan kembali menyemangati Guanlin.

Sohee mendengus kesal. "Sekalian beli minuman untuk Guanlin."

"Ah benar," ucap Yoeun yang langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke kantin, meninggalkan Sohee di belakang.

"Aku bingung," kata Yoeun. "Kenapa Guanlin mau berhubungan jarak jauh dengan pacarnya?"

Sohee membuka tutup botol minuman yang sudah ia bayar, meneguknya, lalu berkata, "Ketika ada waktu mereka pasti bertemu. Bukankah Guanlin pernah bilang kalau setiap akhir pekan ia akan mengunjungi pacarnya?"

Yoeun mengangguk dan mendudukan dirinya di kursi. "Kenapa Guanlin tidak berpacaran denganku saja?"

Sohee yang mendengarnya tertawa. "Bukan jodohmu. Memangnya Guanlin suka denganmu? Diakan suka perempuan dengan rambut sebahu!"

Yoeun memutar bola matanya. "Aku bisa kok memotong rambutku untuk--- astaga."

Tebak. Apa yang baru saja Yoeun lihat?

Seorang Guanlin yang baru saja memasuki area kantin dengan keringat di tubuhnya. Lehernya ia lilitkan handuk kecil. Kemeja sekolahnya tidak lagi rapi. Begitu juga rambutnya.

"Ternyata kalian di sini," ucap Guanlin. Ia langsung duduk di sebelah Yoeun. "Pantas saja tadi tidak melihat kalian."

Yoeun hanya tersenyum dan memberikan minuman yang ia beli untuk Guanlin. "Terima kasih ya," kata Guanlin. "Oh iya. Aku tidak mau menerima polaroidmu. Pacarku bisa cemburu nanti. Nih, aku kembalikan."

Manik milik Yoeun dan Sohee menatap foto yang Guanlin berikan. "Kau menyelipkannya di handukku kan?" Guanlin menarik tangan Yoeun dan menaruh foto itu di telapak tangannya. "Sohee, kau adalah fotografer yang handal!"

Yoeun dan Sohee hanya tertawa canggung. "Sudah ya. Aku ingin ke kelas. Dah!" Guanlin berdiri dan berjalan meninggalkan Yoeun dan Sohee.

###

Han Sohee pergi meninggalkan mesin minuman dan berjalan menuju Yoeun yang sedang berdiri di pintu utama gedung sekolah. "Ayo pulang," kata Sohee dan langsung menarik lengan Yoeun.

"Kau kenapa?" tanya Sohee sembari membuka kaleng sodanya.

Yoeun menggeleng kemudian ia berbicara, "Hanya bingung."

"Si penggemar rahasiamu itu?" tanya Sohee lagi.

Hwang Yoeun mengangguk. Ia melihat foto yang ada ditangannya itu. Foto itu adalah foto dirinya yang sedang menggenggam sebuket bunga pemberian Hansol, pasangan prom-nya bulan lalu. Dibaliknya masih terdapat sebuah tulisan.

Apakah jika aku yang memberikan bunga itu kau akan tetap tersenyum seperti itu?

Yoeun mengela napasnya. "Ayo pe..."

Ucapannya terhenti karena ponsel Sohee berdering. Sohee mengmbil ponselnya dan terdapat sebuah panggilan. Ia berjalan menjauhi Yoeun dan kembali dengan wajah yang sedikit sedih.

"Rapat dadakan?" tanya Yoeun yang dibalas dengan anggukan dari Sohee. Yoeun tersenyum dan berkata, "Ya sudah. Semangat ya! Aku pulang dulu." Setelah itu Yoeun berjalan keluar sekolah.

Jadi hari ini Hwang Yoeun akan pulang sendiri. Ia duduk di kursi halte dan terus memandangi foto yang ia pegang. "Siapa ya yang memberi ini?" gumamnya. Tanpa menyadarinya, Yoeun tersenyum. "Siapapun orang itu, aku yakin dia adalah orang yang sangat romantis."

"Sendirian saja?"

Yoeun mengangkat kepalanya dan menoleh ke sumber suara. Yang bertanya melirik foto yang Yoeun pegang dan dengan cepat Yoeun menyimpannya di saku. "E-eh iya," kata Yoeun.

"Kau yang waktu itukan?" tanya Yoeun. Orang itu mengangguk. "Aku baru melihatmu," kata Yoeun namun dengan cepat ia menggeleng. "Tidak-tidak. Maksudku aku sering melihatmu tapi tidak mengenalmu."

"Kalau begitu, ayo berkenalan," ucap orang itu sembari mengulurkan tangannya. "Park Jihoon."

Siswa yang bernama Park Jihoon itu tersenyum dengan sangat manis. Uluran tangannya di terima oleh Yoeun dan ia berkata, "Aku..."

"Hwang Yoeun."

"Eh? Bagaimana kau tahu?"

Park Jihoon terkekeh. "Ke mana temanmu?"

Yoeun bergumam sebentar. Ia menggoyangkan kakinya yang sedikit menggantung di kursi halte. "Rapat organisasi," jawabnya.

"Oh iya, kau kelas berapa?" tanya Yoeun.

"11-3," jawab Jihoon. "Kau 11-1. Aku tahu."

Yoeun terkekeh kemudian ia berdiri ketika melihat bus yang akan ia tumpangi datang. "Kau kearah mana?" tanya Yoeun yang dibalas dengan tunjukan tangan ke kiri---arah yang berbeda--- oleh Jihoon. "Lalu kenapa tidak menunggu di halte sebrang?" tanya Yoeun lagi dengan tawa kecil.

Jihoon tidak menanggapinya. Ia malah melakukan gestur tangan untuk menyuruh Yoeun masuk. Dan ketika Yoeun sudah menginjak tangga bus, Jihoon berkata, "Hati-hati!"

polaroid || park jihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang