HAPPY READING!!!
Seohyun menutup pintu rumahnya rapat-rapat. Seperti biasa, ia hanya di rumah sendiri. Hari ini teman-teman kecilnya tidak datang ke rumahnya.
Ia hanya duduk termenung di depan layar datar yang memunculkan gambar-gambar dan membunyikan suara yang berulang terus-menerus. Seohyun menekuk kakinya ke atas, kemudian ia menaruh kepalanya di atas kakinya. Akhir-akhir ini dia sedikit ketakutan.
Ia merasa jika akhir-akhir ini ada yang selalu mengawasinya, dan itu sangat mengganggunya. Setiap hari seperti ada yang mengintai dirinya terus menerus seolah-olah orang yang mengintainya haus akan nyawanya.
Tiba-tiba layar ponselnya menyala dan memunculkan dering yang sudah sangat dihafalnya. Ia mengambil ponsel yang ada di sisi kanannya dan membukanya. Satu pesan masuk ke dalam ponselnya. Ia membukanya kemudian membacanya. Tidak ada nama tertera disana. Hanya ada sebuah nomor yang tidak di kenalinya.
Park Seo Hyun, apa kau benar-benar buah hati dari orang yang kau sayangi?
Seohyun memincingkan matanya. Tak mengerti apa yang di maksud dalam pesan ini. Seohyun tidak berniat membalas pesan itu. Itu pasti pesan dari orang yang selama ini mengganggu ketentraman hidupnya.
Ia menaruh ponselnya kembali, mengabaikan pesan itu. Namun, beberapa menit kemudian ia terpikir tentang pesan itu. Pesan itu seolah-olah membuat Seohyun harus mengambil ponselnya lagi dan 'melihatnya'.
"Benar-benar buah hati? Apa maksudnya ini?" tanya Seohyun pada dirinya sendiri. Ia memikirkan setiap kata demi kata yang tertulis disana. "Orang yang aku sayangi? Nugu?" Seohyun tampak berpikir dengan keras.
'Cleck'
Seohyun terkejut ketika mendengar suara pintu rumahnya terbuka. Ia melihat ke luar siapa kira-kira yang membukanya. "Appa? Appa sudah pulang?" Seohyun melihat seorang pria paruh baya yang membawa tas jinjing.
"Ne Seohyun-ah, hari ini appa pulang lebih cepat," jelas pria di depannya.
"Eomma mu belum pulang?" Seohyun menggelengkan kepalanya. Mereka berdua masuk ke dalam rumah. Seohyun membuat minuman hangat untuk apaanya dan memberikannya kemudian. Mereka berdua berbincang-bincang di dalam rumah mereka.
Tiba-tiba Seohyun kepikiran dengan pesan tadi. Pesan itu seolah-olah terus berputar dalam otaknya. "Mmm.... appa," pria paruh baya itu menoleh ke arah asal suara.
"Wae Seohyunnie?" tanya pria itu. Seohyun berpikir sejenak kemudian mulai membuka bibirnya. Pria itu bersiap mendengar kalimat-kalimat Seohyun dengan menyesap kopinya.
"Appa... bagaimana cerita saat eomma mengandungku? Aku ingin tahu masa kecilku. Saat aku masih dalam kandungan."
"UHHKKK...."
'BRUSSHH.....'
Appanya yang sedang neminum kopi sangat terkejut hingga ia menyemburkan kopi yang baru diminumnya.
"A-appa waeyo? Gwenchana?" Seohyun memberi beberapa tisu pada ayahnya.
"Ne, gwenchana Seohyun-ah." Mr. Park mengangguk. "K-kenapa kau tanya seperti itu?" tanya appa nya. "Aku hanya ingin mengetahuinya appa." appa Seohyun mencoba berpikir.
"Tanyakan pada eommamu mungkin dia lebih tau banyak tentang hal itu." jelas appa Seohyun. Seohyun hanya diam dan bingung, kemudian mengangguk.
💕💕💕💕💕
"Taeng, kenapa kau harus mencari bukti-bukti ini?" seseorang merangkulnya dari belakang. "Maksudmu? Bukankah aku harus membuktikannya? Apakah itu benar atau salah itu hasil akhirnya." jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken 9
FanfictionSatu persatu sebuah permasalahan datang menghampiri sebuah grup persahabatan hingga menyebabkan terpecahnya hubungan persahabatan itu. Sanggup kah mereka menyelesaikan semua masalah dan menyatukan mereka kembali terlepas dari ego masing-masing? The...