Bagian 14

1.2K 57 0
                                    

     “AAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!” Meyla teriak sekeras mungkin sambil memegang erat pagar balkon kamarnya.

    “Hei! Berisik!” kata seorang laki-laki di seberang sana yang baru saja membuka pintu kamarnya.

“Bodo. Aku lagi galau tau nggak! Udah deh Alga. Kamu itu ganggu banget momen galau aku. Udah masuk sana!” kata Meyla dengan nada yang meninggi.

“Galau? Dasar cewek baperan!” gumam Alga yang terdengar oleh Meyla karena memang posisi balkon mereka yang dekat.

“Apa lo bilang?!”

“Enggak.”

“Halah. Aku denger Alga. Kamu pikir aku budeg apa?!”

“Bagus deh kalo sadar.”

“Algaaaaaaaa!!!!!” kesal Meyla sambil melemparkan sendalnya tepat di muka Alga.

“Hei!” teriak Alga tak terima dilempari sendal “Tapi makasih deh. Tau aja sendalku udah rusak. Makasih tetangga.” Lanjut Alga seraya masuk ke dalam kamarnya.

“Woy! Ngeselin banget sih! Balikin sendal aku!” teriak Meyla. “Woy! Papan triplek! Balikin nggak?!?!” lanjutnya masih berteriak.

“Mey.. kok teriak-teriak sih. Gak enak sayang didenger tetangga.” Kata Bunda yang tiba-tiba sudah di pintu kamar Meyla yang mengarah ke balkon.

“Bunda... ya abis itu, Bun. Tetangga kita nyebelin banget.”

“Siapa?”

“Noh! Si Alga! Rese’ banget emang jadi orang!”

“Jangan gitu Mey. Biasanya kalo benci lama-lama suka loh.”

“Bundaa!!!!”

**************

Pagi ini suasana di Macanzy sangat ramai. Pasalnya hari ini adalah hari peringatan ulang tahun sekolah. Kini seluruh siswa sudah berjajar rapi di lapangan. Acara ulang tahun ini dimulai dari upacara. Setelah acara ‘penghitaman kulit’ itu selesai, seluruh warga sekolah digiring ke lapangan utama dimana panggung sudah berdiri dengan kokohnya.

Mulai sudah pembukaan acara diawali oleh pidato sang ketua OSIS dilanjutkan pidato oleh Kepala Sekolah. Demi apapun sungguh pidato-pidato itu tak ada yang mendengarkan. Bagaimana tidak. Kepala sekolah selalu berbicara panjang kali lebar padahal intinya hanya itu itu saja. Oh yeah. Siswa mana yang mau setia mendengarkan perkataan yang hanya berputar-putar itu.

Akhirnya acara yang ditunggu-tunggu telah dimulai. Kini bazar makanan yang sengaja didirikan mengelilingi lapangan telah dibuka. Hiburan demi hiburan pun bergantian mengisi panggung. Hingga saatnya si vokalis sekolah, Kevin untuk mempersembahkan suara emasnya. Sontak para siswi-siswi berteriak-teriak menyebut namanya. Tak heran. Kevin merupakan salah satu siswa tertampan di sekolah. Musik mulai berayun dengan lembut. Vano dengan lihainya memetik gitar membuat para penonton takjub seketika, Kevin pun sudah siap dengan mikrofon di genggamannya. Tak lupa, ia melemparkan senyumnya pada seluruh penonton, terutama pada  para gadis tentunya.

🎼🎼🎼
Kau dan aku
Tercipta oleh waktu
Hanya untuk, saling mencintai
Mungkin kita, ditakdirkan bersama
Merajut kasih, menjalin cinta
Berada dipelukanmu
Mengajarkanku, apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cinta 🎼🎼🎼

“Gila! Ternyata si Kevin suaranya bagus ya!” kata Ashilla sambil meninggikan suaranya karena memang sound terdengar sangat keras.

“Kamu baru tahu apa? Dia itu kan most wanted di Macanzy. Yah.. setelah Gara, Kak Reyhan dan Alga deh.” sahut Renata.

School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang