END ; Kado Terindah #5

41 20 6
                                    

Setelah membaca tulisan itu, aku kembali menangis histeris memanggil nama Indra. Ternyata Indra ingin memberikan kado untukku. Aku menyesal karena beberapa hari yang lalu, aku marah - marah sama Indra dan bahkan sampai mutusin dia karena kecurigaanku yang ternyata salah. Ternyata Indra masih ingat dengan ultahku, dan dia memberikan sesuatu untukku, namun sekarang penyesalanku terlambat. Indra telah pergi dan aku hanya bisa mengungkapkan penyesalan itu pada pusaranya nanti. Tak lama ambulan datang membawa jasad Indra. Gion pun kembali mendekatiku dan mencoba menenangkanku.

"Udahlah Ra, Indra udah gak ada, gak usah ditangisin." ucap Gion.

"Diem kamu! Ini semua gara - gara kamu! Aku tuh gak pernah ngarepin kamu ada di pestaku malem ini, udah cukup kamu bikin hidupku tersiksa, penuh tekanan. Bukan hanya sakit hati, tapi sakit jiwa raga. Kamu tuh manusia gak punya hati, aku nyesel kenal sama kamu. Pergi kamu dari hidup aku, sebelum aku berbuat nekad. Silahkan kamu bertobat sebelum kamu nyusul Indra dan kamu bakal tersiksa lebih dari rasa sakit aku yang udah kamu bikin tersiksa. Gue benci sama lo, jangan pernah anggap gue ada. Gue gak pernah dan gak akan pernah mau lagi denger nama lo dan liat wajah lo dihadapan gue!" aku memaki-maki Gion di hadapan teman-temanku. Malam itu semua kekesalan yang ku pendam selama ini seketika ku keluarkan.

"Aura.." Gion mencoba memegang tanganku dan aku langsung menepisnya.

"Pergi! gue gak butuh lo. Lo cuma bikin hidup gue hancur." aku menunduk, enggan menatap wajah Gion. Gion terdiam di hadapanku.

"Gue bilang pergi, jangan harapin gue lagi buat kenal sama orang gak punya hati kayak lo! Lo tau apa dosa terbesar gue? Kenal sama lo." makiku sambil terus menunduk. Aku pergi meninggalkan Gion dan teman-temanku. Gion kembali menarik tanganku.

"Jangan coba sentuh gue." Aku menepis tangan Gion dan berlalu pergi tanpa menghiraukan tatapan heran teman - temanku yang penuh tanda tanya karena makian-makian yang kulontarkan tadi. Aku menarik tangan kak Vina dan memintanya untuk membawaku ke rumah sakit dimana Indra dibawa. Dari kejauhan tak lama kulihat Gion juga berlalu pergi.

"Indraaa,maafin gue. Maafin sikap gue ke lo, gue udah berpikiran buruk sama lo. Gue nyesel sempet marah - marah sama lo dan bahkan mutusin lo. Disaat gue ingin memperbaikinya,lo udah pergi, Ndra. Walaupun lo pernah jadi yang kedua buat gue, tapi bagi gue, lo tetep yang pertama dan terbaik untuk gue. Gue akan selalu jadi angel buat lo, Ndra. Semoga lo tenang yah disana, doa gue akan selalu ada buat lo. Simpan cinta gue di tidur panjang lo ya. I love you." Bisikku kemudian di telinga Indra saat aku telah berada di hadapan jasad Indra. Dihari ultahku ini, Indra memang telah pergi. Namun cintanya akan selalu hidup dihati gue, dan kado itu, adalah kado terakhir dan terindah dari Indra.

🌛🌝🌜

Kalian dapet inti dari cerita pendek ini ga? Kalo dapet, coba comment ya,

thanks udah mampir! luv♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kado Terindah [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang