Hijrah Yang Redup Part III

27 1 0
                                    

Waktu demi waktu terus berlanjut, hari demi hari terus berjalan. Begitu juga dengan aktivitas keduannya. Rutinitas jogging pun terus dilakukan saat waktu kosong mendukung. Dibumbui dengan hal-hal yang sangat tidak disangka-sangka sama sekali. Mengalir ke muara dengan semestinya. Kelucuan dan kekacauan pasti terjadi disetiap moment. Tidak terkecuali apapun itu.

Pagi itu seperti biasa mereka akan bertemu pukul 06.30 WIB pada lokasi yang sama. Tanpa keraguan, alat komunikasi bukan menjadi hal yang penting bagi keduannya untuk kembali mempertemukan. Kata perjanjian sudah cukup. Dan hal itu terulang, yang tak disangka-sangka terjadi disetiap perjalanan. Pelarangan untuk berjogging di lokasi itu pada hari weekend benar-benar sudah real. Sama sekali tiada cela untuk bisa masuk dan menikmati pagi tanpa hiruk pikuk.

Seketika kekhawatiran melanda Elsa yang sudah tiba di salah satu gerbang utama. Keramaian orang-orang dengan penuh kekecewaan juga semakin menambah suasana bingung. Tiada alat komunikasi apapun yang bisa digunakan untuk mengabari Faudzan yang mungkin juga sudah mengetahui hal ini melalui salah satu gerbang lainnya. Sungguh tak tahu apa yang harus dilakukan.

"Ya Allah, gimana ini. Ana tidak bawa handphone" Elsa berbicara pelan pada dirinya sendiri dengan kebingungan "Tunggu sebentar deh. Siapa tahu Faudzan juga nunggu" Kembali Elsa melempar dan menjawab pertanyaannya sendiri "Akhiii dimana sih????" Berulang kali rengekan kecil Elsa terlontar untuk dirinya sendiri yang masih duduk menunggu Faudzan sambil menghabiskan manisan permen karet dimulutnya "Dimana dimana dimana dimana" Tetap masih bicara dengan suara pelan agar orang lain tak menganggapnya aneh. Situasi yang benar-benar sangat memasrahkan pada yang kuasa "Udah ah, pemanasan aja dulu" Elsa bangkit dan berjalan kecil memutari luaran lokasi "Jangan-jangan dia pulang, terserah deh. Bismillah aja, ya Allah kalau jodoh ketemu, amin" kembali Elsa berbicara pada dirinya sendiri dengan keyakinan yang benar-benar diserahkan pada-NYA.

Saat dipersimpangan jalan, mata Elsa menangkap sesuatu yang menghentikan langkahnya sejenak. Ternyata Faudzan sudah lebih dulu menangkap mata itu. Seketika senyum lebar Elsa mengembang diantaranya.

"Akhi"

"Lahh kok ada disini? Ada apa?"

"Ada pelarangan untuk weekend ini"

"Yasudah, cari lokasi lain yuk"

"Kemana Akh?"

"Kemana aja yang penting bisa beerlari" Faudzan berlari kecil mendahului Elsa

"Lain waktu kita jogging di tempat lain. Kita buat agenda rutin setiap minggu" Faudzan menambahkan

Elsa hanya tersenyum

Sekian lama kaki melangkah dari ujung ke ujung akhirnya terhenti didepan air pancur. Suasana sejuk yang nyaman pun menenangkan proses pendinginan otot yang telah lelah. Dibungkus dengan perbincangan-perbincangan yang menarik diantara keduannya. Terhenyut oleh kenyamanan yang disusun oleh komponen komponen pas dan tak berlebihan.

"Sudah setengah sebelas, saatnya pulang" Faudzan mempringatkan

"Sebentar lagi. Emangnya anak kecil yang dicariin ibunya"

"Bisa jadi"

Jawaban jawaban dan pernyataan pun saling beradu antara Faudzan dan Elsa yang selalu memancing kegaduhan dimanapun, kapanpun. Berdebat dan mempersoalkan hal yang sebenarnya tak perlu dilakukan pun dilakukan kedua makhluk ini. Aneh namun beginilah adanya. Tiada hari tanpa perdebatan dan perselisihan oleh hal sepele. Merasa keduanya seorang pemateri yang handal dan berpengalaman dengan jam terbang masing-masing.

Tibalah langkah kaki disimpangan pemisah, yang terpisahkan oleh arah yang berlawanan menuju tempat tinggal masing-masing.

∞∞∞

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 13, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

"Yang Katanya" HEART OF THE ONE FREQUENCYWhere stories live. Discover now