Ballada Lelaki Tua

301 135 39
                                    

Saat fajar memandang bumi pertiwi
Diiringi angin laut pagi
Bertumpu pada sebelah kaki
Sarno menyibak lautan sepi

Perahu itu menatap penuh setia
Membawanya berpijak pada jalan berombak
Merah putih menjadi mahkota
Berbekal jaring lusuh, siap memburu

Walau tubuh bagai tak berjiwa
Ia bangkitkan gelora raga
Ia nikmati tamparan air
Demi senyum bidadari kecilnya

Ketika tagihan sekolah anaknya menerpa
Hatinya bagi tertusuk tombak hitam
Kerna ia telah menghilangkan tawa
Dari bibir berlian kalbunya

Berlaksa bulan berlalu, badai menyeringai
Sang raja samudra merebut miliknya
Mematahkan sebelah kaki tuanya
Bertirai cucuran darah memburai

Namun tiada keluh ia tuturkan
Tiada tangis ia tunjukkan
Tiada tulang ia baringkan
Hingga deru tak lagi bersuara

Hanya anaknya
Sang dewi penghibur luka
Mampu bangkitkan kaki yang merebah
Menguatkan segenap ada hidupnya

Secercah PuisikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang