Ballada Pemulung Jalanan

184 113 25
                                    

Lelaki tua itu
Sempoyong jalannya tak dihiraukan
Tak terhitung di antara berlaksa gerai rambut hitam
Bak tikus menyelinap rerumunan

Ia angkat goni putih itu
Hampir terisi setengah bagian
Namun tak terasa, ringan!
Seringan tulang rinkihnya yang tua
Yang mulai rapuh teriring usia

Ia melangkah dan terus melangkah
Kaki kini tak sanggup terangkat
Ia seret kaki berselimut debu
Sembari memeluk erat dada kirinya
Yang menjerit, memekiknya tak berdaya

Ketika ia temukan si bening itu
Senyum bak bangkitkan jiwa raga
Ia temukan secercah cahaya gemilau
Sebab sumber hidup telah menghadapnya

Ia melangkah dan terus melangkah
Dipanggulnya goni putih itu
Menutup seluruh liuk punggungnya

Ia melangkah dan terus melangkah
Meniti langkah ditemani si jago merah
Yang membara merenggut rasa sakit
Yang sejak tadi ia sembunyikan
Di balik sehelai kain lusuh membalut tubuhnya

Secercah PuisikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang