Teruntuk kau, Kemerdekaan

12 0 0
                                    

Seberbak bunga menyerbu sukma
Mematahkan lelucon anak-anak
Memeluk erat gadis pecinta alam
Mengiringi letusan penuh warna

Masih dibawah atap tua itu
Ia menatap menengadah
Sebilah bambu nan runcing penuh kenangan
Akan burai darah bercampur air mata
Yang pernah merenggut tulang raga

Tiada lagi burai yang memeluknya
Sunyi, senyap malahan
bisikan sayup angin seakan membisu
Ditelan bisingnya konstruksi itu.

Sejenak ia teringkup
memandang sepotong kertas
Berlukiskan cemara-cemara kecil
Yang indah teriring senyum delima

Kecewa itu kembali merenggutnya
Memekakkan kalbu yang tak bertuah
Seribu sesal lengkap menghadang
Bagai sebialah rotan, remuk hatinya.

Bumi yang dulu dirindukan
Kini hilang diinjak orang asing
Kemana lagikah merah putih
Yang dipandang penuh hormat dan harapan

Maka bangkitlah raga-raga muda
Kobarkan semangatmu
Renggutkan cahaya kemilau itu
Demi Indonesia Pertiwi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secercah PuisikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang