夢。

1.7K 424 21
                                    














"Kalau Abel ada dua, aku gimana milihnya?" ㅡ Daniel.













🏠











Aku bergerak pelan dan ngebuka mataku, lalu ngeliat bayangan kak Danik yang lagi natap aku khawatir.





"Kak," aku bergerak duduk, lalu natap dia yang nunduk. Dia diam, lalu ngangkat wajahnya natap aku. Dia senyum tipis, dan natap aku dalem banget.





"Maafin aku ya?" Katanya. Aku diam, kemudian ngangguk.





"Aku yang salah kok," kataku, dan kak Danik gelengin kepalanya pelan.



"Waktu sadar kamu gaada, aku langsung panik dan nyari kemana-mana," katanya. Aku diam, dan langsung merasa bersalah.



"Aku sampai gak kepikiran untuk ngehubungin kamu saking paniknya aku," katanya lagi, lalu dia menunduk.



"Maaf," aku menunduk dan natap wajahnya yang sedang duduk dibawah, dan aku duduk diatas sofa.





Kak Danik mendongak, lalu wajahku dan wajahnya hanya berjarakㅡ kurang dari sejengkal sekarang.



Dia ketawa pelan waktu ngerasain ujung rambutku yang kena wajahnya. Mungkin dia ngerasa geli. Aku ikut ketawa.



Setelah itu, kak Danik ngegerakin tangannya dan nyingkirin rambutku jadi nyelip dibelakang telingaku.



"Jangan kaya gitu lagi ya? Aku juga gak akan kaya tadi lagi," katanya, dan aku ngangguk pelan.



Semuanya heningㅡ



Sampai kak Danik narik aku pelan, dan ngelingkarin tangannya dipinggangku. Setelah itu dia narik aku kedalam dekapannya, dan aku didekap erat olehnya.



Awalnya aku kaget. Aku belum pernah pelukan sama laki-laki lain selain ayahku, dan kak Jonghyun.





Tapi ini beda. Jantungku seperti baru saja olahraga. Saling kejar mengejar seiring waktu. Wajahku memerah, menahan malu.



Kak Danik tidak melakukan pergerakan lain, selain mengeratkan tangannya yang sedang melingkar dipinggangku.





Dadanya lebar. Aku membenamkan wajahku disana, dan kurasa dia tidak keberatan sama sekaliㅡ seiring aku merasakan tangannya yang bergerak mengelus rambutku perlahan.



Aku mulai menggerakkan tanganku dan ikut memeluknya. Aku ramal lagi. Sekarang, dia sedang senyum.














🏠














"Iya, aku pulang,"





Aku samar-samar mendengar kak Danik sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Dia diam. Sepertinya yang dihubunginya sedang berbicara.



"Iya, aku rindu juga," katanya lagi. Aku lebih memilih untuk mengintip. Ini masih pagi, dan kak Danik sedang nelepon seseorang.



"Iya. Aku mau ngenalin orang sekalian, sama bunda, mau gak?"



Oh, ibunya. Aku seketika merasa lega.



"Bunda nanya dia siapa?" katanya. Aku masih nguping.



"Dia yang akan bangunin aku tiap pagi, dan tidur disampingku setiap hari, bunda," kata kak Danik. Aku diam.





"Iya, aku pulang nanti," kak Danik tertawa pelan dari sana, dan mereka mengucapkan salam basa-basi, dan teleponnya dimatikan.



"Aku tau kamu ngintip," kata kak Danik dari sana. Aku langsung berlari masuk kembali kedalam kamarku, dan nutup pintu kamarku waktu dengar kak Danik ngomong gitu. Aku senyum sedikit waktu dengar derap langkah kak Danik yang mendekat kekamarku.



"Aku tidur!" Teriak ku.





"Terus yang ngomong siapa?" Katanya, dari balik pintu diiringi kekehan khas dia.





"Abel yang lain," jawabku, ngawur. Aku bisa dengar tawa pelan kak Danik dari dalam kamarku. Aku ikut senyum dari dalam.



"Kalau Abel ada dua, kasian dong akunya?" Kata kak Danik dari luar. Aku ketawa.



"Kenapa gitu?" Tanyaku.



"Nanti, aku gak bisa milih. Aku kan suka dua-duanya," katanya, dan aku senyum tipis.



"Gak boleh maruk!" Kataku, dan dia ketawa.



"Yaudah, aku mau yang asli aja," katanya, lalu dia ngebuka pintu kamarku, dan dia nemu aku yang sedang sembunyi dibalik pintu yang terbuka.



"Kamu sembunyi dimanapun, akan aku cari," kata kak Danik, terus nyubit pelan hidungku.





Aku senyum. Dia juga.



"Aku mau pulang, nanti, sebentar. Aku mau bawa kamu, mau kan?" Katanya ke aku.



Dan mungkin memang benar, kalau perempuan yang dia maksud tadi adalah aku.
























tbc


Ini hasil screenshot abal-abalan dan aku baper banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini hasil screenshot abal-abalan dan aku baper banget. Hadeh.

Dia Adalah Danielku Tahun 2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang