終わり。

1.8K 362 190
                                    








"I really do hope, that one day,
the tears will dry, the scars will fade, and your heart will finally fixed."














🏠















Aku menggenggam erat kalung yang pernah dia berikan padaku. Aku menatap kosong kedepan, dan aku ngerasa mataku perih karena kebanyakan menangis.





Sekitar pukul sembilan malam, aku dengar suara motor dari luar rumahku, kemudian aku mendengar derap langkah seseorang yang berlari menuju kamarku.





Dia disini. Aku noleh, dan senyum kepadanya.





Dia diam, natap aku sendu. Dia mendekat ke aku, kemudian duduk dihadapanku.



"Abel, akuㅡ" omongannya terputus, dan aku diam sambil natap dia lekat-lekat, seolah ini akan jadi yang terakhir kali aku dengannya.



"Aku, maaf," katanya, kemudian menunduk. Aku senyum tipis, lalu tanganku bergerak melingkar di lehernyaㅡ mengembalikan kalung yang dulu dia berikan ke aku.





Tapi kurasa dia salah paham dengan pergerakankuㅡ karena dia malah mendekap aku erat setelahnya.





"Aku minta maaf, ya?" Bisiknya. Aku mengangguk, bersamaan dengan air mataku yang kembali tidak dapat ku bendung.



Dia melepaskan pelukannya kemudian netranya menatap lurus kedalam manik mataku.



Aku kembali tersenyum, sebelum menangkup wajahnya dengan kedua tanganku.





Dia diam.



Aku juga diam.



"Kita," aku angkat bicara, dan dia menggeleng sambil tetap natap aku lekat-lekat. Tatapannya berubah jadi menunjukkan bahwa hatinya sakit, dan seakan akan dia ngomong jangan ke aku.



"Putus aja ya?" Kata itu lolos dari bibirku begitu saja.



Aku yang mengucapkannyaㅡ dan aku yang merasakan sakitnya. Dia tidak akan merasakan sakit sesakit yang aku rasakan. Aku mulai menangis kembali, dan dia diam dihadapanku. Dia tidak bergeming, dan aku menangis dihadapannya.



"Dulu aku bilang, kalau ada yang nyakitin kamu, dia harus hancur kan kaya telur dadar," katanya, lalu terkekeh pelan ditengah kalimatnya.



"Aku rasa aku sudah cukup hancur sekarang, bel," katanya. Aku diam, menunduk. Berusaha menekan suaraku sebisa mungkin agar tidak kedengaran dalam tangisku.



"Aku emang bego ya? Mainin kamu," katanya, terus nunduk. Aku menggeleng.



"Aku gak pernah tau kalau ternyata yang akan nyakitin kamu adalah aku sendiri," katanya, terus ngangkat wajahnya dan natap lurus ke mataku sekali lagi.



"Aku udah nyakitin kamu," katanya lagi, "dan aku udah gak pantas lagi buat kamu," dia senyum, tapi pipinya basah.



Tanganku nangkup wajahnya lalu ngehapus air mata yang ngebasahin pipinya.



Dia perlahan mulai memecahkan tangisnya, dan menyandarkan kepalanya dibahuku. Aku bergerak narik dia kedekapanku, kemudian ngusap punggungnya berulang kali.





Bahunya bergetar, karena nahan tangisnya.



"Gapapa, nangis aja," kataku. Suaraku sudah serak karena terlalu banyak menangisㅡ dan dia kemudian mengeluarkan tangisnya, sekedar untuk meluapkan kesedihannya, yang cuma bersifat sementara.













Karena besok gak akan lagi.

















































the end.





EHEHEHEHEHEHE. :)









coming really soon

Kamu mau sabar nunggu gak? Sembilan hari lagi kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu mau sabar nunggu gak? Sembilan hari lagi kok. 👉👈

OUIYA. DIBAWAH DI SPAM DONG PERTANYAANNYA, BIAR PAS JAWAB GAK GARING-GARING AMAT.


Dan, makasih untuk kalian kalian semua yang udah mau vote sama spam komen, sampe cursing ke aku :") sampai nyentuh part ending ini. I love you so much💛


Kali aja ada unek unek, saran, kritik, mau cursing, mau marah sama aku, mau muji aku, sok kirimin aku direct message. Apaan sih namanya kalau dm di wattpad, dm juga bukan? Pasti aku bales kok, hehe.

 Apaan sih namanya kalau dm di wattpad, dm juga bukan? Pasti aku bales kok, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👇👇 Ayo diisi! ! 👇👇

Dia Adalah Danielku Tahun 2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang