6 | Suka?

2.5K 100 29
                                    

For the first time, i told that i don't like you.

-Audrey Shaletta-

***

Audrey dan Salsa saat ini berada di kantin, tepatnya di bagian ujung untuk menghindari suasana pengap karena ramainya kantin. Setelah memberikan kue cokelat pada Eljuan, ia segera menuju kantin untuk menemui Salsa.

Saat ini Audrey baru saja menceritakan kejadian kemarin, masalah prakteknya. Salsa sebagai pendengar yang baik mampu menanggapi cerita Audrey.

"Kalau suruh pilih, lo mending milih Kak Gavin apa Eljuan?" Salsa bertanya membuat dahi Audrey berkerut. "Ya Kak Gavin lah. Dari sudut mana pun Kak Gavin tuh unggul."

"Sok tau lo. Kak Gavin unggul karena dia selalu pamer apa yang dia bisa. Beda sama Eljuan. Lo kan nggak tau Eljuan gimana, kalau misalkan dia lebih bisa buat lo bahagia gimana?" jelas Salsa panjang lebar.

"Lo kok jadi bela El, sih? Hati gue itu udah buat Kak Gavin, sepenuhnya. Dan gue nggak suka El, dia galak." Audrey bergidik ngeri.

"Tapi dia peduli sama lo." Salsa melirik Audrey yang dibalas dengan dengusan Audrey. "Peduli aja nggak cukup. Hati gue nggak deg degan kalau sama dia." dia menghela napasnya. "Intinya gue nggak suka dia-eh, kok jadi bahas nggak jelas sih. Udah ah."

"Iya iya. Eum.. terus kenapa tinggal 1 plastik? Satunya buat siapa? Gue ya? Nggak usah repot-repot, Drey. Thanks loh."

Salsa yang duduknya berhadapan dengan Audrey segera menjulurkan tangannya untuk mengambil plastik yang berada di atas meja tak jauh dari Audrey. Tapi dengan sigap Audrey segera menepis pelan tangan Salsa.

"Situ geer banget. Ini tuh buat Kak Gavin." Audrey tertawa melihat raut wajah Salsa. Cewek itu mendelik kesal. "Dih. Buat apa kasih Kak Gavin? Mending buat gue, Drey. Dijamin abis kok. Kalau Kak Gavin kan belum tentu dimakan, paling mentok ya buat si Keisha." Salsa berusaha membujuk Audrey.

Audrey terlihat berpikir. "Iya juga sih. Nih, ambil." ia mendorong plastik itu pada Salsa.

Salsa sumringah. "Nah, gitu do-" ucapannya terhenti ketika Audrey menarik kembali plastik tersebut. "Eum.. jangan deh. Kan belum dicoba. Lagian Kak Gavin baik kok, pasti dimakan."

"Yah, nggak bisa gitu dong. Kan itu udah hak milik gue, Drey." protes Salsa yang mendapatkan tatapan polos dari Audrey. "Sejak kapan hak milik lo? Kan belum lo pegang, lagian muka lo kayak nggak mau nerima gitu. Takut kebuang ah, mending buat Kak Gavin." ia tersenyum pada Salsa. Sedangkan cewek itu hanya memutarkan bola matanya.

"Jahat lo." Salsa mencebikkan bibirnya.

"Uh, gitu aja ngambek. Ntar nggak dapet jo-" tiba-tiba seseorang menghentikan suaranya. "Eum, sori. Gue boleh duduk di sini? Yang lain udah penuh." suara itu mampu membuat keduanya menoleh. Itu Keisha, pacar Gavin.

Keduanya bergeming. Hingga deheman mampu membuat mereka tersadar.

"Huh?" sahut Audrey.

"Boleh duduk sini?" tanya Keisha sekali lagi.

Audrey maupun Salsa mengangguk tanda menyetujui. Keisha tersenyum sambil duduk di samping Audrey, tak lupa makanan yang dibawanya segera ia taruh di meja. Audrey sendiri segera menyembunyikan plastik yang berisikan kue cokelatnya agar tidak ketahuan Keisha.

"Temen lo kemana?" tanya Salsa sambil mengaduk minumannya.

Salsa memang cukup mengenal Keisha. Ia satu ekstrakurikuler dengan cewek itu, keduanya mengikuti kegiatan PMR.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay Away?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang