Devoela(1)

257 133 283
                                    

Cerita kedua semoga suka❤

Dimulmed Elena yang pake bando sebelahnya Nessa^,^
Jangan bosen, karena sebisa mungkin aku gak akan buat kalian bosen

----------------------------

'Bound agreement'

------------------------------------

Elena mendayung sepeda dengan cepat pasalnya bel sebentar lagi akan bunyi, tidak mungkin  hanya mendayung sepeda dengan santai aja.

Apalagi jalanan dari rumah ke sekolah cukup jauh. Elena tidak tau kenapa ia bisa memiliki sekolah yang jauh dari rumah.

Karena sekolah ini ia juga tetap bersyukur, karena Elena memiliki prestasi yang cukup hingga bisa sekolah disekolah kalangan atas yang bahkan itu sendiri, tidak layak baginya sekolah disana.

Elena cukup prestasi, ia sering mengikuti berbagai olimpiade di sekolah, kalau aja kedua orang tua Elena masih ada, pasti mereka akan bangga padanya, tapi Elena juga bangga pada diri sendiri.

Akhirnya dengan kekuatan mendayung cepat. Ia bisa sampai sekolah tanpa terlambat. Elena meletakkan sepedanya pada tempat biasa lalu mulai berjalan koridor.

Tunggu ada yang aneh??

Semua mata yang berada di koridor pada menatapnya aneh, ada yang tertawa, bahkan ada juga yang membicarakanya tapi Elena tidak dapat mendengar ucapan mereka sangking banyak yang bersuara.

Langkah Elena dipercepat ia memegang tali tas ranselnya dengan erat. Jalannya di buat nunduk, ia belum pernah sekalipun di tatap orang banyak seperti itu.

"Elena. Lo kena hukum tadi?" Elena menoleh ke samping ia dongakkan wajah mau melihat orang itu.

Gadis itu Nessa. Dia mengatur napasnya seperti habis berlari lalu tangannya merangkul bahu Elena dengan erat sambil berjalan menuju kelas.

"Lo kenapa? Habis lari?" Nessa menoleh sambil menyengir kuda.

"Biasalah, gue hampir mau di hukum sama pak Toyo. Untung deh gue bisa kabur. Lagian senang banget berdiri di depan, udah kayak gerobak bakso pak Asep aja " Elena mengelengkan kepala dengarnya.

Memang inilah teman Elena yang sangat berani, bahkan Elena sendiri takut mau ngelakuin itu.

"Yaiyalah lo bisa kabur, orang lo nya juga lewat pintu kantin buk Mai kan?" Tanya Elena. Nesaa kembali menyegir.

Mereka masih berjalan di koridor tetapi kali ini Elena tidak berjalan menunduk, karena tentu saja ada Nesaa di sebelahnya.

"Gue tadi lihat lo dari sana, lo kok nunduk jalannya?" Nessa penasaran, ia juga melirik di sepanjang koridor kalo semua murid pada menatap kepada keduanya.

Tidak ada jawaban, tetapi Nessa tidak permasalahkan itu.

Diujung koridor Elena dan Nessa bisa melihat kalau disana semua murid pada berkumpul di depan mading, entah apa yang di lihat mereka.

Padahal bel masuk sudah 2 menit yang lalu yang artinya delapan menit lagi guru akan masuk ke kelas masing-masing.

"Ada apa sih rame banget, kepo deh gue. Buru Len gue pengen liat."

Nessa menarik Elena pelan, sementara Elena berusaha jalan sambil mengimbangi langkah Nessa.

Sejujurnya Elena Malas hanya untuk melihat mading saja, tetapi karena Nessa yang mengajaknya apa boleh buat.

Setelah sampai di depan mading tersebut. Tatapan yang melihat mading tersebut pada menoleh menatap Elena dengan berbagai ekspresi yang mereka tampilkan.

Destiny Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang