Devoela(5)

167 63 43
                                    

Mulmed Devano

Semoga masih suka sama cerita kedua aku ^,^

-------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------

Jam pelajaran terakhir, Devano, Angga dan Sandy. Mereka memutuskan untuk cabut tetapi mereka bukan ke rooftof melainkan menuju lapangan.

Mereka duduk di bangku yang berada di pinggir lapangan. Sejak balik dari rooftof bersama Elena. Devano langsung memberitahu kepada sahabatnya.

Pasal mengenai dirinya di pangil di kantor. Hal hasil disini lah mereka di lapangan dengan berbagai ekspresi marah.


"Lo yang disana. kesini cepat," Pangil Sandy di koridor, ia melihat cowok nerd baru saja keluar dari perpustakaan.

Langkah Cowok nerd itu bergitu lambat, dia sangat ketakuan bahkan pegangan pada bukunya begitu erat.

Jalan cowok itu menunduk menunjukkan bahwa ia beneran takut apalagi yang di lihat tadi ada Devano disana.


"A-ada apa kak?" Tanya cowok nerd itu sambil membetulkan kaca mata bulatnya.

Sandy memajukan wajahnya menatap Cowok itu membuat ia mundur. Ia semakin menundukkan kepala.

"Galuh sahreza? Lo kenal?"

Cowok nerd itu mengangukkan kepala bahwa ia kenal dengan cowok yang baru saja Sandy tanyakan.

"Lo panggil dia sekarang."

Setelah mendengar perintah Sandy. Cowok nerd itu langsung pergi meninggalkan tempat sarang kematian barusan.

Dia bisa bernapas lega sekarang dan langkah cowok nerd itu begitu cepat seolah ia takut di marahin jika telat memanggil cowok yang disuruh mereka.

"Lo beneran? Ada yang ngaduhi kita?" Tanya Angga dengan memecahkan keheningan sedari tadi di antara mereka.

Devano menoleh pada Angga ia menatap Angga tajam.

"Jadi maksud elo gue bohong!"

"Bukan gitu. Maksud gue beneran ada yang ngaduhin kita, padahal elo kan pernah bilang kalo semuanya nggak ada yang berani sama elo."

Angga memberitahu ucapan Devano kemarin. Cowok tidak menjawab.


"Elo taulah Ga-"

Sandy berhenti bicara ketika ia melihat cowok yang berjalan ke arah mereka membuat Sandy langsung merubah Ekspresi wajahnya, Angga menyadarinya. Ia menoleh pada apa yang di lihat Sandy.


"Kalian cari gue?"


kedua bola mata Angga membulat. ketika tau siapa yang bernama Galuh. Dengan sigap Angga langsung menghampiri Galuh yang berada di dekat mereka dan menarik kerah baju Galuh secara spontan.

Angga melihat ekspresi wajah Galuh biasa saja, saat Angga menarik kerah bajunya.


Tatapan Galuh menoleh pada tangan Angga yag menarik kerah baju. "Jadi elo orangnya. Pantesan aja elo selalu natap kita sinis," Desis Angga.

Destiny Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang