Devoela(2)

215 119 189
                                    

-------------------------------------------------------------

'just staring at his eyes aja. I was comfortable'

-------------------------------------------------------------

Bel pulang sudah berbunyi sejak tadi, sementar di kelasnya hanya tersisa beberapa orang saja yang masih membereskan buku buku mereka.

Memasukkan semua alatnya ke dalam tas, sembari menunggu Nessa yang belum balik sedari tadi.

Ia pergi begitu saja, Elena tidak tau kemana perginya Nessa, mood Elena sama seperti tadi ia masih memiliki Mood buruk.

"Heran deh gue!! senang banget sih bersarang di tempat setan!!" Teriak Nessa sambil masuk dalam kelas.

Ia jalan dengan tergesah-gesah, wajahnya keliatan sedang marah. Nessa baru masuk kelas ketika sudah bel pulang, Elena sendiri tidak tau apa yang lakukan Nessa. 

Elena menatap Nessa dengan heran.

"Lo dari mana? aneh banget marah-marah gak jelas," kata Elena, ia memakai tas ranselnya tidak lupa ia membenarkan rok yang kusut.

Nessa langsung masukkan semua alat, sembari memakai tas.

"Gue dari toilet. Lo banyagin aja len gue nunggu 15 menit. Dan sih cabe masih betah aja disana!"

Elena mengeleng kepala melihat Nessa, lalu mereka mulai berjalan menuju pintu keluar kelas, tetapi sampai di ambang pintu. Nessa meringis ia memang perut, espresinya berubah seperti ingin menahan sesuatu yang ingin keluar.

Elena menatap Nessa heran. "Gue balik duluan deh Len, mencret gue gak bisa di tunda" kata Nessa.

Dia langsung berjalan cepat meninggalkan Elena disana, Elena terkekeh pelan, sementara Nessa sudah jauh dari pandangan Elena.

Elena berjalan pelan menelesuri koridor  lumayan sepi hanya sebagian orang yang masih duduk-duduk di sepanjang bangku koridor.

Sampai di parkiran. Elena jalan sembari melihat sekeliling lapangan tanpa ia ketahui seorang yang di ujuang sedang melihatnya dengan tatapan tajam.

Pandangan Elena jatuh pada sosok cowok disana, entahlah Elena yang kepedaan atau apa.

Yang jelas Elena melihat tatapan cowok tersebut tak luput menatapnya sedari tadi, Elena menunduk kepala ia takut di sangka kepedaan.

Lalu Elena menoleh ke belakang  ingin memastikan, siapa yang di lihat sosok cowok tersebut, tapi semua itu nihil.

Di belakng Elena tidak ada Siapa-siapa.

Elena beranikan diri dongakkan kepala sambil berjalan cepat melewati cowo yang sedang bersandar di mobilnya.

Semakin cepat langkah Elena semakin jelas Elena dapat melihat cowok tersebut menatap Elena lekat.

Elena tidak terbiasa di tatap seperti itu, apalagi yang menatapnya sekarang adalah most wanted di sekolah ini.

'Loh sepeda gue mana'

Melihat seluruh penjuru parkir, lalu mata Elena melotot seketika melihat sepedanya sudah pindah posisi, tapi yang membuat terkejut, sepeda ke sayangan Elena malah bersenderan dengan mobil, itu juga mengenai kaca spion mobil tersebut.

Buru- buru Elena mengubah posisi sepedanya.

'Goresan! Skakmat!!' 

Mata Elena melotot melihat goresan di spion kaca mobil, hal ini juga karena sepeda kesayangan Elena.

"Udah liat lo!"

Pandangan Elena menoleh ke asal suara, ia terkejut melihat Devano, cowok yang tadi menatapnya tajam.

Destiny Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang