KURASA

30 2 0
                                    

Rumah sakit bukan hal yang asing lagi bagi gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah sakit bukan hal yang asing lagi bagi gue. Karena gue punya alergi dari kecil jadi sudah terbiasa dengan bau rumah sakit. Tapi kali ini beda gue masuk rumah sakit karena tabrakan kecil tapi hasilnya besar, patah tangan.

Gak bisa di pungkiri, kemarin gue melakukan hal yang frontal. Mungkin karena terlalu senang liat dia nangisin gue, ambil kesimpulan dia care sama gue. Tapi gue menyadari satu hal yang selama ini Brian selalu omongin. " mungkin elo gak sadar tapi gue tahu, jadi good luck ya".

Ngeliat dia nangis tersedu sedu gitu, seperti hati terkoyak koyak, sakit. Sampai luka karena kecelakan gak kerasa. Tapi ada hal lucu membuat gue menjadi yakin ke dia, yaa walaupun salah orang yang di kira gue itu bukan gue. Setelah tahu, dia berjalan mendekat sedikit tergopoh, mungkin kakinya lemas jadi membiarkan dia masuk dalam pelukan, supaya dia berasa baikan.

Tapi tangisnya tambah keras. Terdengar jantung gue berdegup gak beraturan mungkin seperti gebukan drum yang dipukul sekuat tenaga tapi tetap berirama. Walau tangan mungilnya gue genggam, air matanya tetap keluar. ini pertama kalinya gue genggang tangannya dengan sungguh sungguh dan melihat muka jeleknya waktu menangis.

Kemana orang yang selama ini marah marah gak jelas?

Kemana orang selalu lupa sama hari, tanggal waktu?

Kemana orang selalu ngajak berantem karna hal sepele?

Apa sebab dia nangis karena gue? .

Untuk meyakinkan gue baik baik saja gue usap kepalanya seperti bisanya. Sebenarnya gak tahan liat muka jeleknya waktu nangis tapi ada hal lain yang gak bisa dijelaskan.

Ada satu orang yang asing bagi gue. Yakin pernah liat, tapi lupa. Dia tersenyum dan terlihat dekat dengan Adel. Siapa??.

Mungkin karena hati ini mulai nyaman dengan genggaman yang ku ulangi dalam perjalanan pulang ke kosan. Dia terdiam. Ini memang sudah kesekian kalinya, tapi gak pernah selama ini. Mungkin gue salah mengekspresikan perasaan gue kedia.

Kaya bisanya pagi itu dia nonton TV bareng Adel, udah ketawa ketiwi kaya orang gila. Gue perhataiin dia dari depan kamar.

"lucu banget emang???" Brian duduk di samping Dream sambil ngemil makanan yang di pegang Adel. Dia kalo nonton TV senengnya tiduran.

"Banget... Kak... OOOOPPPS" dia panggel Brian apa barusan. Mungkin gue salah denger.

"Hehe... udah gak puasa ngomong lagi nihh sama abang?" jawab Brian. Yaa Brian juga kena effectnya, dia juga gak diajak ngobrol sama Dream.

"bisa jadi.." jawabnya pelan dengan anggukkan kecil, diambilnya bantal di samping Adel untuk menutupi wajahnya. Lucu, mungkin dia malu.

"haha.. baikan ya kita sekarang" ngusap kepalanya dan balik lagi kekamarnya, brian liat gue, nepuk pundak gue dan melanjutkan jalan ke kamarnya.

Mungkin Adel liat kejadian barusan, biasanya dia ngeledekin Dream, tapi hari itu enggak. Semenjak kejadian di rumah sakit Adel jadi pendiem gak seaktif biasanya. Kita pernah ngobrol bertiga, gue Brian sama Adel di kamar Brian.

"Bang Zaen,..." tanya sambil rebahan di kasur empuknya Bri.

"apa??"

"cerita sedikit boleh?"

"banyak juga gak apa apa" jawab Brian santai

"hahaha... jadi gini...." Adel keliahatan berpikir dalam, raut mukanya berubah ubah " HA.. HA...." tapi ketawanya mebuat raut mukanya sedikit kaku.

"gini apa??" jawab Brian yang liat ke arah gue dilanjut melihat Adel.

"Abang- abang ku sekalian, hhaaaaaaaaa" menghela nafas yang dalam.

"kalo berat buat cerita, enggak juga gapapa, Del" kata gue.

"gini bang... Adel gak pernah liat Alula nangis kaya waktu itu. Perasaan yang Adel rasa enggak enak liat dia kaya gitu, gak nyaman, gak biasanya"

"hem..." gue sama Brian nyimak dengan baik

"Bunda sama Budanya Lula, sering pesen ke Adel jangan bikin dia nangis karena khawatir luka yang dulu"

"maksudnya??" kata Brian

"Adel juga baru inget lagi, jadi LULA punya Kaka..."

"bukan nya emang punya, yang Cantik banget itu, kan pernah nganterin Dream ke kosan bawa makanan "

"iya yang cantik banget.."

"Bukan bang, bukan kaka Cewek tapi Cowok"

"Bukannya 2 bersaudara??" tanya gue

"tiga bang, Mas Juna namanya"

"trus..trus"

"Adel belum pernah diceritain, pingin tanya Alula takut ada apa apa. Jadi gak pernah Adel tanya soal Mas Juna"

Yang penting sekarang baikan dulu sama dia. "Sekarang kelas sore kan?" tanya nya gue untuk memulai percakapan.

"iyaaa..." yang jawab malah Adel. Gue coba duduk di sampingnya.

Tapi dia gak respon, masih fokus sama TV. Sewaktu gue mau memulai pembicaraan, tiba-tiba mata kita saling bertemu. Kaget?? Pastilah. Tapi yaa... akhirnya keadaan hening terjadi. Bodoh banget sih gue. Masa gak berani memulai suatu pembicaraan.

[pesan bagi para cewe: inget ya.... gak semudah itu buat cowok ngajak ngobrol cewe, harus ada topiknya,dan cari topik itu susah kalo salah salah bisa berantakan]

- - -


TEMAN MASA DEPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang