udah baca bismillah??
yuk boleh baca sekarang hehe
"ini bukan kostannya??" tanya Wirga yang dalam kemudi memberhentikan lajunya sebentar
"kaliii!!"
"Sir, kan elu yang nunjuk jalan tadi, gimana sih??"
"ahh bodo amat, gue langsung turun aja nanya yah"
Yasir pun langsung melesat menuju rumah besar bertingkat berwarna biru muda dengan pagar hitam yang menjulang agak tinggi.
Dia menekan bell, menunggu seseorang untuk membuka pintu.
"siapa?" suara berat terasa sampai ke telinga Yasir dari kotak suara yang menempel di tembok
"Apa benar ini? Kostannya....." di potongnya kalimat yasir saat berbicara di kotak suara
"YASIIIR!!! Seriusan ?, tunggu ya gue buka dulu" Brain langsung buka pintu pager
Di bukalah pintu pagar kostan
"masuk SIR,,..." meliahat keluar dari pintu pagar Kostan "lah kemane orangnya"
"gue disini Lur...." disisi kanan kostan terpakir mobil hitam parios
"langsung masuk aja??, apa mau gue bantu bawa barang barang lu?"
"Apaan dah Bang, cuman ransel doang gapapa, ohh iya ini temen gue yang gue ceritain"
"Brian"
"Wirga"
Selagi mereka bertiga perkenalan dan ngobrol banyak di depan kostan
"Ada tamu yah??" tanya Zaenal yang sedang minum teh anget tiba tiba duduk di sofa sebelahan sama Dream
"iya kali, kenalan bang Brian kayanya, soalnya dari tadi ngobrol lama giitu di luar, belum masuk masuk, kirain temenku yang mau ngisi kamar baru "
"OOHH..." meneguk teh angetnya
"enak gaaa?" dream melihat Zaenal yang minum teh dengan tatapan serius
"niiih.... baunya enak kan??" Zaenal memberikan mugnya kedepan muka Dream supaya bisa di hirup wangi nyah. Dengan maksud ngejailin
"heuuumm... wangi hehe" Dream masih dengan tatapan bulatnya melihat Zaenal dan tehnya
"mau???"
"hehe"
"haha hehe... haha hehe, mau minta bilang"
"hehe" dengan senyumnya yang khas
"tar gue bikinin" Zaenal beranjak dari sofa menuju dapur
"bentar bang!"
"why??"tatapn Zaenal yang sedikit mengernyit
"kok baik sih... gak jadi ahh.. gak usah di bikinin"
"terserah" wajah Zaenal sedikit menunjukan kebete an nya
"yang ini aja ya buat gue" nunjuk tehnya Zaenal yg di simpen di meja depan sofa
"GAK... bikin sendiri aja kalo gitu"
"tuh kan, klo gini baru aku suka"
"hah suka" sedikit senyum karena ungkapan Dream barusan
"iyaaa, otak gue tu nerimanya seorang Bang Zaenal Aldric itu gak ada baik baiknya ke gue titik"
"minta di sleding, di body ato di buang ke sungai? Pillih mana"
"pilih kamu aja gimana?" Brian nyeletuk masuk dari pintu depan

KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN MASA DEPAN
Narrativa generale"Dream..."// "Iyaa... kenapa Ka??" "Gapapa... seneng aja panggil namanya" ... "Kenapa lo?? Masih kepikiran Dream??" ". . ." "jiah... emang sih masa depan bisa terjadi karena keputusan kita saat ini, kalo elo gak berani berani dia bakal semakin jauh...