10. Bajakan

998 56 1
                                    

Lian membuka pintu kamar Lele dengan kasar. Pasalnya, cowok itu memutar musik dengan keras. Hingga terdengar sampai ke kamar Lian.

"Bego! Belajar elah" Lele dengan cueknya masih main playstation. Padahal besok UAS.

"Bundaaaaaaaa.. Lele gak belajar nih, malah main ps. Trus dengerin musik sampe kedengeran ke kamar Lili, bun" teriak Lian. Lele dengan sigap menutup mulut Lian dengan tangannya. Lian menyubiti lengan Lele, hingga laki-laki itu menjerit kesakitan.

"Bunda, Lili nakal" Bunda kemudian datang. Menatap anak-anak nya, lalu menggelengkan kepala.

"Lele, udahan main ps nya. Suara musik nya dikecilin. Lili, belajar lagi sana" Lian tersenyum menang sebelum keluar kamar Lele. Lele mengambil bantal, berniat melemparnya ke kepala Lian. Namun, niatnya urung saat melihat Lian berdiri dibelakang Bunda.

Bunda melotot ke arah Lele. Lele nyengir. Lian menjulurkan lidah sebelum lari ke kamar.

Lian kembali berkutat dengan buku. Tapi, Lian bukan cewek rajin yang bisa belajar terus-terusan. Alhasil dia mengambil buku, bukan buku harian. Buku itu berisi puisi random milik Lian. Dan, gambar-gambar yang random pula.

Lian geli sendiri kalau baca tulisannya yang--menurut dia--alay. Isinya soal Kafin semua.

Lian sedari tadi mendengar handphone nya berbunyi. Karena penasaran, Lian mengambil handphone dimeja. Membuka pesan yang masuk. Isinya pesan spam dari grup kelas dan dari grup trio kacamata. Satu pesan dari Ezka dan beberapa pesan dari Nino.

Nino Algiano

Liiaann..
Semangat ya UAS nya! Fighting! Jangan lupa belajar. Tapi tetep jaga kesehatan ya, Li.

Iya Nin, makasih. Lo juga hehe

Oke. Btw, udah di semangatin kang Kafin?

Eh, enggak wkwk

Kok enggak sih, emang kalian kenapa Li?

Lian melempar handphone nya asal. Dia memang belum memberi tahu Nino soal Kafin. Lagipula buat apa Nino tau?, begitu pikirnya.

Tiba-tiba gagang pintu diputar. Bunda masuk dengan segelas susu, dan beberapa makanan. Lian langsung menutup buku tulisnya, dan menaruh handphone. Lalu kembali fokus ke buku pelajaran.

"Oh iya, Lili mau dibuatin apa besok? Hari kedua UAS pelajarannya apa?" kata Bunda setelah menaruh susu dan makanan di meja.

"Mau apa ya? Terserah aja deh. Lili lupa, Bun" Lian nyengir. Bunda mengangguk.

"Ya udah, kamu lanjutin aja. Bunda keluar ya" Bunda beranjak. Namun, Lian mencegah.

"Bun," Bunda berhenti. Tersenyum penuh tanya.

"Tadi kak Kafin kesini?" Bunda mengangguk.

"Main ps sama Lele. Bunda kira kamu tau,Li" Lian menggeleng.

"Kamu mah, belum selesai masalahnya?"

"Lili aja gak tau sebenernya kak Kafin kenapa. Lagian dia nya gak ngomong apa-apa" Bunda mendekat. Duduk disamping Lian.

"Kamu belum tanya lagi dia kenapa?"

"Pengennya mah gitu. Cuma kak Kafin nya dingin banget. Lili jadinya canggung, lagian Lili takut direspon dingin" Bunda tersenyum. Dia tau anak gadisnya suka sama Kafin. Bahkan tanpa Lian cerita, Bunda tau.

"Lili fokus UAS aja dulu. Nanti Kafin bisa belakangan."

"Tapi kan Lili jadi gak bisa fokus Bun" Bunda geleng-geleng kepala. Tangannya mulai mengusap lembut rambut Lian.

"Nanti Bunda ajak dia main kesini. Asal kamu dapet nilai bagus. Ya?" Lian nyengir. Dia mengangguk setuju.

"Makasih, Bundaaa" kata Lian manja.

|||

"Fin.. Elah, lo kenapa sih?"

"Kenapa apanya? Serba salah ya gue mah. Gue dingin diceramahin sama elo. Eh gue balik biasa lagi, lo ngejar-ngejar gue nanya alasannya. Lo mau gue gimana?" Keyra menggaruk tengkuknya.

"Aneh aja Fin. Lo tiba-tiba balik lagi, tanpa ada alasan gitu? Dan yang lebih anehnya. Elo jarang ada di sekitar kampus setelah selesai kelas. Ada apa sih? Terus juga, lo masih dingin-dinginan sama Lian kan? Aneh tau gak sih, Fin"

"Elo nya aja lebay" Keyra menggerutu. Dipukulnya kencang bahu Kafin.

"Apaan?"

"Lo gak semangatin Lian?" Kafin mengangkat bahu acuh.

"Mumpung belum selesai UAS nya. Masih tiga hari lagi UAS nya, jadi lo masih bisa semangatin dia" Kafin mengacuhkan ucapan Keyra, dia sibuk dengan laptopnya. Keyra lalu mengambil handphone Kafin. Handphone Kafin memang tidak di kunci, jadi dia bisa membuka dan memainkannya dengan bebas.

Keyra lalu mengirimkan pesan kepada Lian. Ternyata meski sudah tidak saling sapa, kontak Lian masih favorit di handphone Kafin.

Liansa

De, semangat ya UAS nya.
Btw, gw minta maaf.
Karena telat ngasih semangat.

Keyra cekikikan. Kafin masih belum sadar dengan ulah Keyra. Dia masih berkutat dengan laptop.

"Fin, gue balik" Kafin menggumam pelan. Keyra lalu pulang.

Kafin masih belum sadar. Hingga pesan masuk ke handphone nya.

Liansa

Hehe iya, kak

Kafin terbelalak kaget. Dia mengumpat dalam hati. Lalu membalas pesan Lian lagi.

Liansa

Bajakan Keyra

Entah kenapa, Kafin berharap pesannya di balas. Tapi, Lian hanya melihat balasan Kafin. Harusnya dia tidak bilang itu di bajak Keyra. Harusnya, meski Kafin pun mengakui kalau dia merindukan Lian. Tapi, bukan sekarang. Dia perlu banyak bukti agar memperkuat alasannya untuk berada disamping Lian.

||||

Lian Pov

Plis deh.

Cukup kamu aja yang bikin pusing. UAS jangan.

Percaya gak kalian? Aku di semangatin Kak Kafin. Tapi, dia bilang itu bajakan. Sakit sih. Aku kangen dia padahal. Seenggaknya dia kasih semangat.

Dan hebatnya, meski aku melaksanakan UAS dengan suasana yang kurang mendukung. Aku tetap masuk 5 besar di kelas. Nilai-nilai pelajaran pun naik.

Entah kenapa, aku berharap bisa punya momen sama Kak Kafin lagi.

Kak, aku rindu.

Kapan ya terakhir kali kita ngobrol santai? Udah lama banget pastinya.

Meski begitu, aku gak bisa lupa gimana wajah kamu kalau lagi semangat cerita. Aku juga masih inget jelas gimana wajah kamu kalau lagi malu. Aku selalu inget setiap kejadian bareng kamu. Selalu, dan semoga kamu juga begitu.

|||

Oke part ini pendek, maaf yaaa..

[INS] GalaksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang