"dan saya orang baik yang tidak pernah melupakan teman-teman, pasti saya akan memberi kado atau sekedar kartu buat teman yang ultah. Kalau teman saya sejuta, pasti tiap hari ada yang ultah. Mungkin lebih dari seratus orang, bahkan mungkin lebih dari seribu, coba hitung, berapa uang yang harus saya keluarkan?"
Suara tawa lucu yang ditahan terdengar begitu enak. Lelucon iseng dan bayolan yang kucetuskan rupanya berhasil memikat perasaan pendengarku. Tapi tiba-tiba tawa itu terhenti.
"baik! Kalau begitu kak rafa sombong, tidak mau kenalan dengan saya! Dari tadi Cuma ngoceh sendiri, menanyakan nama saya pun tidak! Mentang-mentang banyak penggemarnya. Saya tidak jadi deh kenalannya. Selamat malam!"
Suara lembut itu berubah ketus dan memberondong gencar.
Sebelum aku sadar terdengar suara "KLIK" yang diikuti suara degungan panjang, sebagai tanda kalau suara telpon disana di tutup. Aku melongo seperti orang linglung.
Benar-benar lelucon konyol!! Gerutuku dalam hati, sambil menaruh gagang telpon dengan kasar ketempatnya. Aku mendengus kesal, dengan lemas kuluruskan punggungku kesandaran kursi .Kembali aku kesepian
Kulirik jam dinding yang ada diruang siaran. Saat itu jarum jam menunjukan pukul setengah sepuluh kurang lima menit. bayu rekanku belum juga muncul, sialan! Gelagatnya ia betul tidak akan datang. Pasti ia malas menembus udara dingin ditengah hujan yang awet ini. Saat ini ia mungkin sedang melingkar dibawah selimut hangat, menantikan pacarnya muncul dalam mimpi. Atau asyik nongkrong di depan TV menyaksikan acara-acara televisi dari berbagai stasiun pemancar Memang diantara semua kru, bayu yang paling brengsek. Paling sering bolos dan pintar membuat alasan. Sakit perutlah, sakit kepalalah dan macam-macam lagi. Tentu saja semuanya bohong, bos pun sudah bosan menegurnya, bahkan dengan kata-kata yang bagi orang lain bisa menyakitkan hati. Tapi ia sih tenang-tenang saja, paling nyengir.
Tapi kita memang sukar bisa marah kepadanya, rasa kesal dan marah kita bisa hilang kalau sudah berhadapan dengannya. Selain tidak pernah merasa tersinggung, ia memang kocak dan pintar mengambil hati orang yang sedang marah padanya. Tangannya selalu ringan merongoh dompet tebalnya, seperti pipi dan perutnya (hehe). Lalu semua yang ada ramai-ramai ditraktirnya bagi yang senang merokok, hampir semua kru laki-laki perokok.
Tapi saat ini aku tak akan memaafkannya, kalau betul bayu sampai tidak datang aku betul-betul kesal.
*****
Udara dingin membuat perut rafa lebih cepat menagih, Tapi tapi tukang nasi goreng pun rupanya malas menembus dinginnya hujan. Benar-benar malam yang menjengkelkan bagi rafa. Rafa meraih Koran yang sudah agak lusuh, bekas dipengang entah berapa pasang tangan. Entah sudah berapa kali ia membaca isi dari Koran tersebut Bisa dipastikan rafa bisa menghapal semua isi dari Koran tersebut bahkan sampai waktu dan tanggalnya. Dengan kesal rafa melemparkan Koran kesembarang arah.
Kembali aku bengong, kesal, kesepian, dan..
KRING....KRING
Rafa memandangi alat komunikasi dua arah yang sangat besar jasanya bagi orang yang kesepian seperti rafa saat ini. Rafa berharap kali ini benar-benar seorang monitor pengangum rafa yang mau menemaninya, bukan anak kecil manja yang mudah tersinggung.
Pada dering ketiga, baru gagang telpon itu diangkat oleh rafa
Hening, tidak ada suara dari sebrang sanamaaf banya typo yaa
14-12-2017
YOU ARE READING
YOU ARE MY EVERYTHING✅
Teen FictionAku disty aku mengenal seseorang yang menurut aku bisa membuat aku nyaman dari sebuah media masa yang pada zaman modern sekarang ini sudah agak di tinggalkan oleh orang-orang, yaa itu sebuah RADIO Bisa dikatakan aku penggemarnya, setiap jadwal ia si...