Gadis itu berlari kecil di atas ilalang-ilalang setinggi lutut. Tak peduli serangga-serangga yang hinggap di bajunya, atau duri-duri ilalang yang menggores kakinya. Sepatu bootnya pun terkadang menginjak lumpur sehingga meninggalkan bekas kotor. Namun senyum manisnya takkan pernah lepas dari wajahnya yang manis itu. Senyum semangat di hari pagi, saat matahari terbit dan saatnya pergi ke sekolah. Ia senang bertemu dengan orang-orang yang tinggal di luar istana, di mana mereka tidak menuntut kesopanan dan tidak memikirkan materi, juga lebih ekspresif. Tinggal di lingkungan istana bukan berarti Luna Aldercy Thomas adalah keturunan bangsawan. Ia hanyalah anak yatim serta putri dari kepala pelayan di istana, Tricia Mary Thomas. Ia hanya boleh keluar istana untuk bersekolah bersama rakyat jelata lainnya, karna orang tidak boleh sering-sering keluar-masuk istana.
Luna mengetuk pintu kelasnya hingga membuat teman-temannya serta guru yang sudah ada di tempatnya menatapnya. Ia memasang senyum canggung lalu mendatangi guru itu. "Maaf, pak. Kau tahu bukan seberapa jauh jalanan dari istana kemari?"
Mr. Bertrand, guru yag berada di situ, lantas membuka kacamatanya dan tersenyum simpul. Ekspresi lelaki tua yang botak memang sulit diartikan, entah ia kasihan, terkesan, atau tidak percaya. Ia kemudian mengambil daftar nilai yang ada di mejanya—yang selalu ia bawa-, lalu mengecek nama Luna di sana. Ia mememberi tanda di kolom nama Luna dengan simbol L yang artinya terlambat. Tentu hal itu berpengaruh pada pertimbangan nilai di akhir semester.
Luna mendengus melihat hal itu. ia menoleh ke arah teman-temannya dan melihat James dan Bethany yang cekikikan melihatnya dari sana.
"Kau tahu apa yang membuatmu terlambat, ms. Thomas? Gaunmu. Kau takkan bisa berjalan cepat dengan gaun seperti itu," ujar Mr. Bertrand dengan suara beratnya.
Luna menoleh ke bawah dan memperhatikan gaunnya. "Maaf, Tuan, tapi kau tahu bukan? Tidak ada wanita yang boleh memakai celana di lingkungan istana," Luma memelas. Peraturan di istana memang ketat. Meskipun Luna hanyalah anak pelayan, tetap saja ia dibicarakan seantero istana jika melihatnya memakai celana.
Kepala Mr. Bertrand sedikit tertunduk namun tidak mengalihkan pandangannya dari Luna. "Duduklah, ms. Thomas. Pelajaran akan dimulai."
Luna sesegera mungkin pergi dari sana dengan berlari kecil ke arah James dan Bethany yang duduk di tengah-tengah ruangan. Ia sungguh tak tahan berada di dekat mr. Bertrand dengan mata yang selalu menatapnya.
Kini mr. Bertrand berdiri tegak di tengah papan tulis. Ia melipat tangannya di depan perut, menunjukkan sikap wibawanya sebagai guru. "Baiklah anak-anak, kita tidak belajar tentang hukum hari ini. Kita akan mempelajari silsilah kerajaan Dormes dan siapa-siapa saja yang berhak meneruskan tahta kerajaan Dormes."
Krik. Sungguh ini sangat membosankan bagi Luna, begitupun James, Bethany, dan lainnya yang tinggal di lingkungan istana. Mereka sudah mempelajari itu seumur hidup mereka! Semua yang tinggal di istana pun tahu bahwa Pangeran Samuel adalah pewaris tunggal tahta kerajaan dari garis keturunan Raja Hummingston Williams. Luna menyesal telah berlari sekuat tenaga dari istana tadi, melewati jalan pintas yang berduri-duri dan penuh lumpur hanya untuk mendengarkan silsilah kerajaan. Hukum memang sangat membosankan bagi Luna, namun mempelajari silsilah ini jauh lebih membosankan.
Luna mencoreti buku catatannya dengan malas dan sangat mengantuk. Ia hanya berjaga-jaga jika nanti mr. Bertrand memeriksa catatan mereka. Untuk yang kesekian kalinya, ia diam-diam melirik jam dinding di belakang kelas mereka. Hampir selesai, pikirnya.
3... 2... 1...
Sial, kenapa tidak berbunyi? kesal Luna.
"Baiklah, pada akhirnya, Pangeran Samuel Alexander Williams akan mewarisi tahta ayahnya saat ia berumur 25 tahun dan menikah," ujar mr. Bertrand dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya. "Dan jangan terlalu berharap, karna jodoh dari pewaris kerajaan adalah para bangsawan ataupun putri dari kerajaan lain," candanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/131802311-288-k238813.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sometime in Somewhere
RomanceLuna Aldercy Thomas adalah satu dari puluhan gadis yang tinggal di istana sebagai anak pelayan-pelayan. Setiap hari ia bersyukur akan waktu yang dilewatinya bersama ibunya di Hostle mereka yang kecil. Tidak buruk tinggal di istana. Ia bisa membaca d...