Clarabelle masih menangis tersedu-sedu sedari tadi, Valen dan Naressa berusaha menenangkannya setelah menjelaskan kondisi yang sebenernya. Wajah cantik Clarabelle terlihat pucat, matanya sembab dan seperti tidak ada gairahnya. Valen merasa sangat kasihan, meski biasanya ia merasa kesal pada sang mantan kekasih dari suaminya itu.
"Sebaiknya kamu jangan banyak pikiran dulu, tolong jaga kesehatan juga ya sekarang kamu enggak sendiri lagi." Kata Naressa.
"Semuanya udah hancur, harusnya saya akhiri semuanya saja saat malam itu." Ucap Clarabelle dengan tatapan mata yang kosong, ia merasa sangat frustasi.
"Ra, stop jangan mikir gitu!" Seru Valen sembari menatap Clarabelle, bagaimanapun Clarabelle ia tetap seorang wanita yang perlu pertolongan sekarang.
"Maaf merepotkan kalian." Kata Clarabelle sembari menatap Naressa, Valen dan Devries satu persatu.
"Sebenernya aku enggak tahu harus bagaimana, meski aku tau siapa ayah biologisnya orang itu gak mungkin paham rasa tanggung jawab. Aku juga enggak tahu karierku kedepannya bagaimana." Clarabelle tersenyum miris, Valen tahu meski ia berusaha tersenyum hatinya begitu teriris-iris.
"Kamu tenangin diri kamu dulu, kalau kamu mau nginep gakpapa..."
"Enggak, makasih Val. Aku pulang saja, enggak enak kalau harus nginep di rumah kamu. Terlebih aku mantan pacar suami kamu, aku enggak mau kita punya masalah rumit kedepannya." Kata Clarabelle, Valen hanya bisa mengangguk bagaimanapun ia harus menghormati keinginan Clarabelle.
Clarabelle pulang setelah taksi online yang di pesannya datang, Valen memandangi kepergian Clarabelle dengan perasaan yang campur aduk. Ia merasa sedih, kasihan, dan sekaligus merasa bersalah. Bagaimana tidak? Ia terus berburuk sangka pada Clarabelle, ia terus berpikir apakah Clarabelle memang berniat jahat padanya?
Valen menyadari bahwa Clarabelle menganggap Devries sebagai satu-satunya orang yang dapat menerimanya, memahaminya, karena memang dia sangat rapuh. Clarabelle hanya butuh cinta yang tulus, wanita itu sangat baik. Bisa saja dia menghancurkan karier Juna sedari awal, tapi dia tidak melakukannya. Clarabelle memilih melindungi orang lain, dibanding dirinya sendiri dan itulah hal yang membuat Valen bersedih.
****
Valen menatap wajah lelakinya yang tengah tertidur lelap, sebenarnya hampir setiap hari Valen melakukan hal ini. Menatap wajah Devries lalu tersenyum, dan merasa bersyukur. Jemari Valen mengusap pipi Devries dengan penuh kasih sayang, Devries membuka matanya perlahan dan mendapati wajah Valen yang terkejut karena tertangkap basah sedang memandangi wajahnya.
Valen segera berbalik badan dan menutup wajahnya dengan selimut, Devries terkekeh-kekeh melihat kelakuan Valen yang malu-malu kucing setiap harinya. Devries memeluk tubuh Valen dan menarik perlahan selimutnya, lalu mengecup pipinya penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER LET YOU GO
РомантикаJagan berurusan dengan seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya. Begitulah banyak orang mengatakan, akan tetapi kisah ini menceritakan tentang dua orang yang belum pernah bertemu sebelumnya, suatu hari takdir mempertemukan mereka. Namun saya...