Aku jatuh hati

90 6 0
                                    

Ketika aku ingin pulang dari rumah Fiola ternyata langit tak mendukung
"Hmm sepertinya langit ingin turun hujan lagi tapikan aku sudah berjanji kepada ibu untuk pulang tepat waktu." Debatku dalam hati
Akhirnya aku putuskan untuk meneruskan perjalanan pulang ke rumah. Namun tak sampai rumah kemudian hujan turun dengan deras, dan akupun berteduh dibawah pohon lagi. Tak lama kemudian datanglah sosok bayangan lagi dari hadapanku, sehingga aku menangis dan bayangan itu makin dekat dan semakin mendekat dan ternyata itu adalah Kazuto
"Loh ko lo masih disini Kei?" Tanya Kazuto
"Oh itu iya aku hmm." Jawabku dengan muka sedih
"Lalu kenapa lo menangis."
"Tidak apa-apa itu bukan urusan kamu."
Lalu tak lama kemudian suara petir berbunyi dan secara spontan akupun memeluk dirinya hingga aku tak sengaja bicara
"Aku takut hujan apalagi gelap." Jawab aku dengan nada takut sambil memeluk erat dia
"Oh lo ternyata takut hujan ya, agak sedikit aneh sih ada orang takut ama hujan kan hujan itu anugrah dari Tuhan yang ga boleh kita tolak." Ujar dia sambil balas memeluk diriku
"Tapiiii aku takut." Ku lepaskan pelukanku
"Iya tenang aja ada gua disini ko." Diapun melepaskan pelukannya juga
"Iya, terus kenapa kamu berlarian dikala hujan?" Tanya aku penuh heran
"Karena gua suka hujan, terkadang hanya hujanlah yang bisa mengerti keadaan kita sekarang." Jawab dia dengan penuh kemenangan
"Aku tak mengerti Kazuto apa maksud dari ucapan mu."
"Nanti suatu saat lo juga bakal ngerti Kei, hanya hujan yang akan mengerti kita."
"Tapi itu tidak mungkin karena aku takut hujan."
"Hei, gua ini orangnya itu bisa membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin."
"Baiklah, aku percaya kepadamu. Oke, hujannya sudah agak reda apa kamu mau pulang bersamaku lagi pula rumah kita satu arah kan Kazuto."
"Baiklah jika lo memaksa Kei." Jawab ia dengan sumringah
Akhirnya kita pulang bersama naik sepedaku walaupun tak seperti orang lain yang mewah ketika berboncengan dengan motornya namun aku merasakan kebahagiaan tersendiri ketika aku dan Kazuto pulang bersama hingga sampailah didepan rumahku
"Hei, makasih ya atas tumpangannya Kei." Ujar dia
"Iya Kazuto sama-sama."
"Sampai ketemu besok ya disekolah."
"Iya, sampai jumpa."
"Sampai jumpa juga."
Sesampai dirumah akupun tak habis pikir dengan Kazuto apakah ia benar-benar akan membuatku berani akan hujan? Atau ini hanya kata-kata pemanis saja untukku? Sudahlah aku tak ingin lagi memikirkannya aku ingin fokus untuk presentasi tugas besok tapi kalau boleh jujur dengan kehadiran Kazuto kini aku merasa lebih bersemangat lagi. Apakah aku jatuh cinta? Atau jatuh hati?

HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang