Part 1

70 2 1
                                    

Sudah satu minggu ini aku dekat dengan Kazuto bahkan gosip inipun mulai menyebar ke seluruh siswa di sekolah dengan cepat, dan semakin cepat menyebar isu ini dan semakin cepat pula aku mendapatkan banyak musuh.

Pernah ketika aku berjalan sendiri melewati kantin aku mendengar kaka kelas berbicara tentangku didepan teman-temannya
"Hei itu si Keiko kan?" Ujar salah satu dari mereka
"Iya, itu si anak culun belagu sok pinter juga sok paling cantik pula." Sahut mereka
"Halah palingan juga nanti ditinggalin dia sama Kazuto."
"Oh iyah lagian Kazuto mana mau ama cewe kaca mata kuda gitu, haha." Sontak mereka semua menertawaiku secara bersamaan, dan masih banyak lagi masalah yang kuhadapi dalam beberapa hari ini.

Sudah seminggu ini aku selalu pulang bersamanya dan ketika aku pulang bersamanya semua sepasang mata tertuju kepada diriku dari adik kelas hingga kakak kelas sekalipun.
Kazuto pernah bertanya
"Apa yang lo khawatirkan saat berada disamping gua Kei?" Tanya ia dengan raut muka heran
"Hmm, tidak ada Ka, aku tidak pernah merasa takut disampingmu." Jawabku
"Yakin lo gapapa?"
"Iya aku baik-baik saja ko."
"Okelah mari kita jalan."
Memang saat itu aku agak merasa tidak enakan berjalan dengan dia karena semua sepasang mata selalu tertuju kepadaku.

Keesokan harinya kita bertemu kembali seperti biasa, kita berbicara layaknya diantara kita sudah sejak lama kenal satu sama lain dan sehingga tidak ada kecanggungan ketika berbicara diantara kita
"Oh, iyah hei gimana kalo hari ini lo main bareng gua sama temen-temen gua pas pulang sekolah di warung bi Inah gimana? Lagian lo gaada kegiatan kan sehabis pulang sekolah ini Kei." Ujar Kazuto dengan memaksa
"Iya, baiklah aku nanti bisa memberi alasan ke ibuku." Jawabku
"Okey, nanti bel pulang sekolah gua tunggu didepan pagar sekolah ya Kei."
"Okey Ka, see u."
"See u."
Sesampainya ditempat duduk Fiola langsung angkat bicara
"Ehem, ehem, kayaknya ada yang mau main bareng nih cie cie cie." Sorak Fiola
"Iya, apa kamu mau ikut ngga?" Tanyaku ke dia
"Ngga, gua gasuka ngerusuhin orang yang lagi pengen jadian."
"Apasih kamu ngaco nih ngomongnya."
"Haha, siapa tau aja kejadian beneran yakan." Tertawa dia dengan terlihatnya gigi putihnya yang rapih
"Semoga ya haha." Sontak kita tertawa sehingga menimbulkan perhatian dikelas.

Bel pulang sekolah telah berbunyi seperti janji kita sebelumnya kita akan bertemu di pagar sekolah, tak lama kemudian ternyata dia sudah menungguku di depan pagar
"Hei Keiko bagaimana apa sudah selesai kegiatan disekolah?" Tanya Kazuto
"Sudah ko Ka, ayo berangkat." Jawabku sambil memberikan sepedaku kepadanya
"Baiklah ibu ratu."
"Iya hati-hati ya."
"Tenang saja, keselamatan ibu ratu adalah tanggung jawab yang paling diprioritaskan hari ini."
"Bisa saja kamu Ka."
Akhirnya kita berangkat dan setelah sampai di tempat bi Inah dan disana sudah terdapat teman-temannya salah satunya Rafael
"Hei liat teman kita yang satu ini, si tampan dan si pintar, mereka serasi sekali ya." Ujar Rafael
"Iya serasi sekali kalian cocok banget." Ujar Tomi teman kelasnya
"Cukup cukup. Gua dateng kesini bukan untuk di puji tapi mau ngajak si Keiko main disini. Gua cuma gaenakan ama Keiko kita belom jadian dan gua takut Keiko malah ganyaman main sama kita disini." Jelas Kazuto
"Oh kalo gitu kami minta maap ya Kei." Ujar Rafael
"Iya tidak apa-apa kok, maklum kalian seperti itu karena aku dan Kazuto selalu dekat akhir-akhir ini, hehe." Jawabku
"Tuhkan bener dikit lagi ada yang jadian nih, cie cie." Ujar Tomi
"Halah kalian semua ini emang ngeselin ya." Ujar Kazuto
"Eh ada Kazuto, kamu bawa siapa nak?" Tanya bibi yang tiba-tiba datang dari balik warungnya
"Eh bibi, ini perkenalkan nama dia Keiko bi, ade kelas di sekolahan dan dia murid paling pintar diangkatannya." Ujar Kazuto sambil melipatkan kedua tangannya di dada
"Nama saya Keiko bi, dan yang diucapkan Kazuto itu sangat berlebihan dan sangat tidak sopan bi maafkan Kazuto ya bi." Ucapku
"Oh iya nak, tidak apa-apa memang disini kita semua itu sudah terbiasa seperti keluarga sendiri, semoga kamu juga ya terbiasa nantinya." Jawab bi Inah
"Iya bi, pasti ko." Jawabku
Akhirnya kami semua menghabiskan waktu pulang sekolah kami di warung bi Inah, aku tidak pernah merasakan kebahagiaan kecil seperti ini diluar rumah. Dan Kazuto sudah membuatku berubah sedikit demi sedikit karena Kazuto jugalah aku merasa paling pantas ketika ia berada disampingku.

Vote and Comment Guys 😊
#BahagiaItuSederhana

HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang