Waktu terus berputar, rencana menjarah toko emas semakin mendekat. Pergerakan jarum jam dinding sudah melewati angka sebelas, terhitung lima belas menit lagi anggota geng harus berkumpul.
Dilema kepingan dua pilihan, sulit bagi Farid agar terealisasi. Ia selalu mondar-mandir dengan pikiran meracau.
Membiarkan adiknya sendiri di rumah, merupakan sebuah kesalahan besar bila di jadikan resiko. Tapi jalan pikiran Farid berkata lain, dia hendak meninggalkan saudaranya sendiri dirumah.
Derik pintu menggema disela-sela suara janggrik, ia mendongakan kepala kearah luar.
Lagi-lagi keinginannya menciut, memikirkan hal buruk menimpa adiknya, maka jatuh harga diri sebagai seorang kakak, terlebih lagi seorang anak gadis.
Ia kembali menutup pintu, dengan langkah pelan, mendekati kamar kecil segi empat.
Kamar itu digunakan oleh adik dan mamanya untuk tidur. Sementara Farid hanya menggunakan, ruang persegi empat.
Ya, dirumah kos gratis tersebut, hanya ada tiga ruangan tersedia.
Ruangan pertama, digunakan untuk menerima tamu, memasak, dan kamar Farid.
Ruangan kedua, digunakan sebagai kamar mama dan Rei untuk beristrahat.
Ruangan ketiga, di pakai untuk mencuci, serta sebagai toilet.
Ketiga petak ruangan rumah, sangat sesak, untuk berjalan perlu hati-hati karen bisa jadi kepala tertanduk di dinding atau langit-langit rumah.
"Kwe, kwe, kwe, kwe, kwe, kwe, kwe."
Dering ponselnya bersuara kembali, walaupun lucu kali ini tak menyulut tawa simpul di bibirnya.
"Halo...Halo."
"Yaaa, Rid dimana sih lo.. .Rumah? Gue jemputin sekarang ya!!"
"Ngga bisa sekarang, gue masih nemenin adik gue di rumah."
"Ngelantur lagi lo ya Rid, ketua geng pasti marah besar kalo lo ngga dateng..ujung-ujungnya kita-kita lagi yang di babat habis."
"Iya gue tau, mau bage mana lagi, kepaksa jagain adik sampe mama pulang."
"Lo, mau jadi anak mami selamanya, hah?? Inget lo uda gede, luasin pergaulan lo selebar-lebarnya!! Gue paksa lo tuk kemari..lima menit lagi gue tonjok rumah lo, kalo lo ngga mau keluar."
"Ngga bisa.. Gue ngga bisa dateng."
"Bodo amat..gue ngga peduli!!."
Panggilan terputus, memang menjadi aturan geng, bahwa semua anggota harus berada di tempat ketika misi di operasikan, apapun alasannya.
Dan hukuman bagi yang melanggar adalah perut semua anggota ditonjok sampe muntah, tak peduli ngeluarin darah, pokoknya keluar cairan dari mulut kecuali ludah.
Menunggu mama lima menit kedepan terasa lama, ditatapi dinding jelajah rumah lamat-lamat
Ia membayangkan nasib buruk segera menimpanya malam ini, sebuah firasat mencuat dari kalbunya.
"Aduh, otak gue lemot. Masa mikirin ini aja gue ngga bisa."
Ia meratapi jam dinding, dengan keraguan.
"Bagaimana kalo Rachel maksa gue, pasti Rei bangun, trus semua rahasia gue kebongkar semua."
Pertanyaan demi pertanyaan menggeliat dalam kepalanya.
Tiga detik lebih sepuluh menit, pintu rapuh diketok berulang-ulang.
"Ah...gawat, Rachel pasti udah tiba."
"Farid..bukaian mama."
Suara mama terdengar sangat kelu, disertai batuk menahun tak kunjung sembuh.
"Iya maaa.."
Dari balik pintu, mama berkucuran keringat.. Ingin sekali rasanya di usap pakai kain agar hilang.
"Maaa..mama ngga usah kerja deh, nanti Farid yang lakuin."
"Kamu belajar dulu sana Rid, lima bulan lagi kan ujian, banyak-banyak belajar biar kamu cepat kerja."
"Tapi, maaa."
"Udah, melihatmu belajar mama tambah semangat kerja..mama harap kamu tidak sia siakan pengorbanan mama."
Ucapa mama membuat langkah Farid terpojok. Ia telah menghianati mamanya, bila tetap pergi malam ini.
Usai mamanya masuk rumah, Farid menanyakan kerja apa yang dilakoninya.
Ibunya hanya bilang..
"Rid, kan mama udah bilang, kamu belajar saja, ngga usah mikirin hal lain."
Melihat tangan gemetar mama, ia bertanya lagi..
"Mama udah makan?"
"Mama udah makan sayang..lagian bos mama itu orangnya baik, dia udah nyiapin makanan pas mama pulang."
"Mama ngga bohong kan?"
"Mama jujur sayang..mana ada mama yang bohong sama anaknya."
Melihat jawaban mama, di ikuti gerakan menggaruk rambutnya, pasti mama bohong..
Hal seperti itu selalu Farid dapati ketika mamanya berbohong.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kehadiranmu
Fiksi RemajaDua orang yang memiliki kebiasaan sama namun berbeda alasan. Farid selalu dihukum tidak mengikuti pelajaran, sering tidak datang sekolah dan membolos. Tidak jauh dengan Ana. Ia terus-terusan dihukum guru karena sikapnya yang indipsipliner. Namun...