Payung

7 0 0
                                    

Tik
Tik
Tik

Rintikan hujan memenuhi lapangan sore ini. Hawa menghela napasnya pelan. Seandainya ia tidak ketiduran di perpustakaan, pasti ia tidak terjebak hujan seperti sekarang.

Hujan sore ini nampaknya akan lama. Sudah setengah jam lamanya Hawa terduduk menunggu hujan berhenti. Tangannya ia tangkupkan, pandangannya mengarah pada derasnya hujan.

Nggak pulang?

Suara seseorang menghentikan lamunan Hawa. Gadis itu menoleh, mendapatkan Semesta disampingnya, bertanya.

Hawa memekik girang dalam hati. Kakak kelas yang ditaksirnya, ada disampingnya, bertanya padanya.

Kejebak ujan dan gak bawa payung kak.

Jawab Hawa, yang dibalas anggukan singkat dari Semesta. Laki-laki itu turut duduk, sementara tangannya meraba ke dalam tas.

Hawa berusaha bersikap santai, sementara jantungnya sudah berdegub tak karuan. Matanya berusaha tidak melirik sosok disebelahnya.

Nih, pake aja payung gue.

Kata Semesta, tangannya menyodorkan payung pink bunga-bunga. Payung yang disiapkan bundanya untuknya.

Hah?

Hawa melongo menatap Semesta dan payung itu gantian.

Ini pake aja payung gue.

Kata Semesta lagi. Masih menyodorkan payung pink bunga-bunga tersebut.

Lo gimana kak?

Tanya Hawa, tangannya menerima payung tersebut. Sementara Semesta kembali merapihkan isi tasnya kembali.

Gue mah gampang, lagipula, malu juga gue make itu payung.

Hawa melongo mendengar penjelasan Semesta. Masih dengan keterpakuannya, Semesta melepaskan jaket yang dia pakai, lalu berlari dalam derasnya hujan.

KALAPUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang