Abimana

8 0 0
                                    

Ada satu orang yang kusukai, dia adalah Abimana. Sejak dulu hingga sekarang, debaran jantungku memacu cepat, bila ada dia disisi. Kacaunya, bukan hanya aku saja yang menyukainya.

Abimana tidak setampan artis-artis korea, barat ataupun turki. Tidak setinggi dan setegap mereka pula. Abimana hanyalah rata-rata dari laki-laki ganteng khas Indonesia. Kalau dia belajar merawat diri, mungkin bisa seganteng jefri nichol? Namun, dia tetap saja ganteng khas anak kampus. Apalagi bila satu jurusan, tidak ada wajah-wajah ganteng yang mumpuni, maka Abimana memenuhi syarat sebagai siganteng kampus, yang mana kehadirannya, sangat diketahui mahasiswi lain, dan sering dibincangkan.

Abimana cukup terkenal bagi beberapa kalangan yang pernah berhubungan langsung, baik untuk tugas ataupun pekerjaan. Pokoknya, setiap Abimana lewat, cewek-cewek kampus akan langsung berbisik lirih 'ganteng yak'.

Sementara aku?

Aku hanyalah mahasiswi biasa yang kebetulan mengenal dekat Abimana. Sangat dekat, untuk membuat penggemarnya dikampus iri, mungkin.

Aku, Genasha Nin Anjani, ketua club Sastra, dan si kikuk.

   Mau makan apa nash.

Nindi bertanya sembari menunggu antrian. Penampilannya sangat menarik, dan Nindi memang cantik. Dia adalah sahabatku diperkuliahan ini. Tak kunjung mendapat jawaban, Nindi menoleh kearahku.

    Ehm, ah, aku mau ayam goreng aja Nin.

Jawabku kikuk, takut kepergok sedang menatap Abimana. Cukup tampan hari ini, dia menggunakan sweater kebanggaannya warna biru langit. Rambutnya tidak disisir rapi, atau mungkin disisir tapi sudah berantakan lagi, entahlah aku tidak tahu. Disampingnya, ada tongkrongannya yang sibuk bernyanyi ria dengan iringan gitar yang mungkin sengaja dibawa olehnya.

Kami berdua sudah mendapatkan makanan, jadi, kamipun mencari tempat duduk yang kosong, dan dikejauhan sana, Abimana melambai-lambaikan tangannya kearahku dengan semangat. Harusnya aku mengubah cita-citaku menjadi artis saja, karena pandai sekali berakting sebagai teman yang baik bagi Abimana.

   Nash, disini!

Aku ingin berpura-pura tidak melihatnya, namun Abimana sudah terlanjur memanggil namaku. Jadi, disinilah aku sekarang, persis disebelahnya duduk menyantap ayam goreng dengan perasaan kikuk. Teman-teman Abimana masih sibuk menyanyi sambil menggoda Nindi dengan lagu-lagu yang mereka nyanyikan, Nindi bergerak tidak peduli dan hanya makan sambil sesekali melirik Abimana yang khusyuk makan.

Apa yang salah dengan lagu iniKenapa kembali ku mengingatmuSeperti aku bisa merasakanGetaran jantung dan langkah kakimu
Kemana ini akan membawakuKau harus bisa bisa berlapang dadaKau harus bisa bisa ambil hikmahnyaKarena semua semua tak lagi sama


Damn, aku menggerutu sendiri, mengapa lagu yang mereka nyanyikan malah tepat sekali untuk kisahku yang menyedihkan ini. Kadang, aku merasa bahwa Abimana sadar dengan perasaanku untuknya, tapi, dia berpura-pura tidak menyadarinya, atau dia hanya tidak ingin tahu, entahlah.


Walau kau tahu dia pun merasakannyaAaaa aaa...
Dijalan yang setapak kecil iniSeperti ku mendengar kau bernyanyiKau tahu kau tahuRasaku juga rasamu


🎼Sheila on 7 - Lapang Dada🎼

KALAPUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang