6 🔹 Gambar dan Pujian

139 9 0
                                    



Happy Reading!

Jangan lupa vote💙

Terik matahari siang itu membuat Luna refleks menyipitkan matanya. Ngomong-ngomong, tumben halte yang ia duduki ini sepi, ya walaupun memang biasa nya tidak ramai. Namun kali ini, benar-benar hanya dirinya yang ada di tempat menunggu kendaraan itu.

Luna memalingkan tatapan pada arah datang nya angkutan umum yang akan ia naiki, kenapa tidak ada tanda-tanda akan ada yang lewat.

Ting!

Ponsel yang berada di tangan kanan nya itu bergetar.

AfsakhaPG
Na sorry ganggu, tadi ada tugas apa aja ya? Soalnya gue chat Marcel sama yang lain ga di balas.

Luna terpaku. Bingung. Walau Luna yakin ini memang Sakha karena cara bicaranya yang sopan. Namun Luna masih teringat pria kemarin, apa ada hubungan nya?

AlunaC
Gpp, cuma antropologi.

Sebenarnya Luna sudah sangat penasaran, ia juga ingin menanyakan kebenaran nya pada Sakha, namun entah mengapa ia rasa waktu nya belum tepat, Luna sepertinya harus mencari tahu dulu, sebelum membahas nya dengan Sakha.

Akhirnya, Luna bernapas lega saat sebuah angkutan umum berhenti di depan halte dekat sekolah nya ini, dengan cepat Luna masuk untuk menghindari panas matahari yang menyerang kulit nya.

AfsakhaPG
Bisa tolong kirim soalnya?

AlunaC
Bentaran ya gue masih di angkot.😅 Sampe rumah langsung gue kirim.

AfsakhaPG
Angkot langganan?😆

Luna tersenyum tipis melihat balasan Sakha. Masih ingat ternyata.

AlunaC
Nggak, lama nunggu nya hahaha

AfsakhaPG
Tumben banget.😄

Lagian untuk apa Luna menunggu kendaraan langganan yang bahkan sama sekali tidak Luna tahu, Sakha saja yang tidak mengerti alasan sebenarnya.

Luna kembali menatap ponsel nya yang bergetar,

AfsakhaPG
Yaudah fokus dulu sama jalanan, ntar rumah lo kelewat lagi😁

Luna lagi-lagi tersenyum usai membalas pesan Sakha barusan, ia selalu senang akan sikap perhatian dan ramah dari Sakha.

Sikap yang ia berikan tak hanya pada Luna.



🔹🔹🔹


"Assalamualaikum"

Setelah mendengar balasan dari ibundanya Luna dengan cepat berlari menuju kamarnya. Rumah nya tidak lah sebesar rumah Hana, tidak bertingkat seperti rumah Nata, jadi ia bisa lebih gampang untuk menuju kamarnya yang hanya bersebelahan dengan dapur.

Tidak sempat mengganti baju seragam nya, Luna dengan gesit mengeluarkan buku pelajaran nya,

"PKN bukan, IPS bukan, bahasa Inggris bukan, nah ini dia!"

AlunaC
Send a picture

AlunaC
Itu tugasnya, Kha. Semangat!😂

Carry OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang