Bab 2

21.1K 793 103
                                    

Paling senang itu pas ada cerita baru dan ada yang ngedukung. Thanks banget buat para readers yang udah dukung ini fic. Semoga gak pernah bosan dengan semua cerita yang kubuat.

Semua cerita adalah hasil karya saya sendiri.Dengan limpahan imaginasi yang kuat😂.

Sekedar informasi. Ini cerita terinspirasi dari komik yang di buat oleh A.Y🤗

Don't like don't read.

Hahhhhh.......

Helaan nafas panjang terdengar dari mulut mungil Hinata. Bosan menganggunya sekarang. Berada di sebuah ruangan putih selama 2 jam dan hanya terdapat 2 sofa yang berada di tengah. Benar-benar menjengkelkan buat Hinata.

Cklek...

Hiashi berjalan memasuki ruang hukuman. Menatap datar Hinata yang kini menatapnya tajam.

"2 jam Papa...!!! 2 jam itu lama Pa..!!! Aku bosan menunggu Papa." Geram Hinata keras.

Ehem..

Hiashi berdehem keras. Menatap Hinata dengan tatapan dingin dan datar. Hiashi harus ekstra sabar menghadapi sifat Hinata yang kasar dan tak tahu sopan santun.

"Kau jelas tau kenapa kau berada disini." Ucap Hiashi dingin.

Hinata mengangguk sekenanya. Membantah pun percuma. Hiashi dengan mulut tajamnya benar-benar memusingkan untuk Hinata.

"Kau masih belum lulus sekolah. Dan sangat memalukan bagi seorang pewaris berada di bar pada tengah malam. Kau jelas tau resiko tentang musuh Papa jika kau tak ada penjagaan." Jelas Hiashi panjang.

Hinata mengangguk lagi. Terlalu malas untuk menanggapi.

"Saat Sasori kembali, kau akan kubebaskan berada di luar mansion. Kau akan tinggal di rumah sederhana dekat sekolahmu. Akan ada Kakashi yang akan menjadi bodyguardmu disana." Ucap Hiashi kalem.

Deg...

Bebas??

Satu kata yang sangat dinanti Hinata seumur hidupnya. Bayangan tentang apapun yang diinginkannya, terlintas cepat di otaknya.

"Tapi...."

Deg..deg..

Telinga Hinata masih berusaha mendengar lebih jelas lagi. Menunggu kalimat terusan Papanya.

"Kau akan diawasi seorang butler pilihan Papa selama kau di luar. Selama 24 jam non stop." Lanjut Hiashi semakin dingin.

Ukh...

Butler??

Hinata itu paling anti dengan yang namanya pelayan pribadi. Bayangkan saja jika kalian harus di jaga dan di layani selalu tanpa ada kebebasan. Kebohongan besar yang Hiashi ucapkan saat meluncurkan kata bebas.

Sialan memang.

Ayahnya tak pernah bisa melepaskannya. Hinata bahkan menyesal pernah dilahirkan di keluarga kaya. Meskipun banyak senangnya karena apapun yang Hinata mau kecuali kebebasan, selalu di turuti Papanya.

Hiashi masih menunggu jawaban dari Hinata. Meskipun sekarang terdapat perang batin di jiwa Hinata.

'Sudah... terima saja. Toh bisa keluar dari mansion menyesakkan ini.' Kata Sisi Hinata yang jahat.

My Naughty Butler 18+ (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang