Dory-1717

26 7 0
                                    

One of the secrets of long and fruitful live is to forgive everybody everything every night before you go to bed.
(Ann Landers)
☔☔☔

"Pagi..." Tiara, gadis yang lebih sering dipanggil teman-temannya Dory hari ini datang sedikit terlambat karena dia baru menyusun buku-bukunya pagi ini.

Untunglah setelah Tiara memeriksanya tidak ada pr yang harus dikerjakan. Semalam Tiara sibuk menyelesaikan lukisannya jadi dia lupa untuk menyusun bukunya.

Tiara memang hanya melukis di dalam kamarnya, tapi karena imajinasinya yang luas dia bisa melukis dengan leluasa. Sebenarnya Tiara hanya melukis kejadian-kejadian yang tidak sengaja terbersit di kepalanya atau di dalam mimpinya.

"Pagi" balas beberapa teman Tiara yang tengah sibuk.

"Untung aja aku nggak terlambat, masih ada sepuluh menit lagi." Kata Tiara saat melihat jam dinding yang ada di ruang kelasnya. "Lagi apa sih? Kelihatannya sibuk banget. Bukannya nggak ada pr ya?" Tiara meletakkan tasnya di atas meja lalu mencoba melihat apa yang sedang dilakukan teman-teman.

"Dory... Pr matematika itu udah nunpuk segudang masih kamu bilang nggak ada pr?" Teman sebangku Tiara yang sejak tadi duduk di sampingnya angkat suara.

"Pr matematika yang mana? Memangnya hari ini ada pelajaran matematika ya?" Wajah Tiara mulai ketakutan mengingat guru matematika mereka galak bukan main.

"Astaga... Kamu itu udah kayak nenek-nenek aja. Pikunnya itu loh nggak bisa dikurangin dikit ya?" Yeri, teman sebangku Tiara hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Yeri.... Kamu cantik banget hari ini. Kamukan orangnya ramah, pinter, baik lagi. Jadi bagi pr kamu dong." Pinta Tiara dengan suara memelas.

"Terserah deh pake aja tuh, pr aku sama mereka." Yeri hanya menunjuk teman-teman yang sedang berkerumun di meja yang ada dibelakangnya.

"Yei!!! Makasih Yeri..." Tiara memutar kursinya dan bergabung ke dalam kerumunan itu.

"Kalian tahu sendiri kan, kalau umur aku itu udah hampir 1717 tahun, tapi yetap cantik kayak gadis umur 17 tahun. Jadi, harap maklum sama kepikunan aku." Tiara mulai berpidato, meskipun tangannya asik menyalin tugas milik Yeri.

"Kamu lahir 1717 tahun yang lalu ya? Terus umur mama kamu berapa dong? Tua banget ya sekarang?" Yeri berharap pertanyaannya ini bisa membungkam mulut Tiara.

"Bukan gitu loh. Mama aku umurnya  masih 40-an ya! Gini deh, aku ceritain rahasia aku ke kalian. Aku itu memang baru lahir sekitar 17 tahun yang lalu. Tapi aku itu udah lahir di hati seseorang sejak 1717 tahun yang lalu." Jelas Tiara dengan wajah yang meyakinkan.

"Ooh iya jangan lupa ya datang ke acara ulang tahun ku minggu depan." Tambah Tiara.

"Hari apa Ry? Jam berapa?" Yeri nampaknya semangat sekali.

"Hari Sabtu di rumahku jam delapan ya! Ehh.. jam tujuh aja deh, supaya acaranya selesai nggak terlalu malam. Kata mama nggak usah bawa kado. Cukup doa setulus hati aja. Tapi doanya yang baik-baik ya!"

"Memangnya kenapa kalau acaranya selesai terlalu malam? Lagiankan besoknyakan hari libur." Yeri mencoba memberi masukan.

"Walaupun libur tapi nggak bisa dong acaranya terlalu malam? Lagian aku nggak mau waktu untuk tidur cantik aku terganggu." Tiara selalu berhasil membuat temannya kesal.

"Hah...terserah deh. Kamu hanya ngundang teman sekelas aja?" Yeri mulai penasaran.

"Yaiyalah...memangnya siapa lagi yang mau diundang? Kita semuakan udah sekelas sejak kelas sepuluh jadi aku nggak punya teman lain lagi. Yah mungkin ditambah beberapa orang
tetangga."

"Siapa tau aja kamu mau ngundang kakak kelas. Supaya bisa sekalian cuci mata gitu."

Belum sempat Tiara menjawab, Sisi langsung bicara.

"Mana mungkin Dory kenal sama kakak kelas. Dory kan hanya berteman sama kita dan lukisan-lukisannya di rumah." Akhirnya ada seseorang yang ikut dalam pembicaraan nggak jelas Tiara dan Yeri.

"Udah deh nggak usah dibahas, mendingan kita nyelesaian pr ini dulu. Nanti keburu bel loh!" Tiara memutuskan mengakhiri obrolan ini dari pada dia bertambah kesal. Memang kata-kata Sisi barusan ada benarnya. Bahkan terlalu benar sampai menusuk ke hati Tiara.

Tiara memang terlalu mudah sakit hati untuk hal yang kecil tapi dia tidak pernah mengungkapkannya. Tiara lebih memilih untuk memendamnya sampai Tiara melupakan rasa sakit itu.

***
Hari ini Tiara mencoba membuat lukisan baru. Lukisan yang sesuai dengan apa yang dilihatnya di mimpinya semalam. Sudah sekitar lima lukisan yang dibuat Tiara sesuai dengan apa yang dilihatnya di mimpinya.

Dan tiga dari lima lukisannya itu memiliki gambar yang hampir sama. Hanya saja di tempat yang berbeda dan aktivitas yang berbeda. Namun, dengan tokoh yang sama.

Seorang pria bertubuh tinggi dengan mata yang sangat dingin tapi tetap dengan wajah yang tampan. Namun, pada salah satu lukisan, Tiara menggambarkan pria itu dengan senyum dan mata yang sangat ramah.

Tiara memang pelupa tapi dia tidak pernah lupa kalau dalam urusan lukisannya. Dia bisa ingat dengan teliti seluruh seluk beluk situasi yang ada dalam mimpinya. Mungkin itu salah satu alasan Tiara suka melukis.

Kali ini Tiara memutuskan untuk melukis dua orang anak. Tiara melukis situasi dimana kedua anak itu sedang berlari bersama dengan wajah yang sangat riang.

Tiara merasa senang melukis situasi itu. Biasanya Tiara selalu bermimpi buruk. Yah, bisa dibilang sudah hampir beberapa minggu. Namun, Tiara mulai bisa menenangkan dirinya dengan melukis situasi- situasi yang ada di dalam mimpinya.

Beruntung semalam dia bermimpi kedua anak manis itu. Setidaknya hari-hari Tiara tidak terganggu dengan bayangan mimpi buruk lagi.

Untuk memudahkan mengingat lukisannya Tiara memberi nama pada setiap tokoh di lukisannya. Entah kenapa, untuk masalah lukisannya, Tiara tidak pernah melupakannya.

Untuk tokoh pria bermata dingin itu Tiara memberi nama Arya dan untuk tokoh gadis kecil yang bersama Arya kecil Tiara memberi nama Nora. Tiara sangat menyayangi lukisannya. Dia akan selalu merawat semua lukiasannya.

Jika biasanya anak perempuan suka dengan boneka, maka Tiara berbeda. Tiara lebih suka bermain dengan lukisannya. Entah bagaimana, tapi Tiara menyukainya.

"Kenapa ya aku nggak pelupa kalau masalah lukisan? Mungkin kalau kalian benar-benar ada aku nggak bakalan jadi Dory lagi. Mungkin kalau kalian ada aku nggak bakalan jadi perempuan yang pikun lagi." Kata Tiara sambil terus menuangkan imajinasinya ke kanvas.

Lagi iseng buat cerita baru, supaya nggak bosan selama liburan.

25 Desember 2017

WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang