-Part 8-

52 8 0
                                    

Hari ini, tepatnya pagi ini Couple sudah kembali menjadi suatu pasangan yang sangat romantis. Dan ini semua berkat si jomblo Livi.

Harry yang sedang menyalin pr Biologi milik Audy itu tersenyum bahagia karena saat ini Audynya sudah kembali ceria.

"Senyum mulu lu. Gila kali ya," Tanya Audy dengan senyuman ditahan.

"Iya aku gila karena kamu!!" Ujar Harry masih belum mengalihkan matanya dari buku di hapadannya.

"Aduh aku tersapu mas. Pipiku merah nih," suara ini bukan dari mulut Audy maupun Harry apalagi Livi yang memang masih belum datang.

"Gak usah gombal mulu, Idoy. Masih pagi, gak liat babang Jino tampan sedang serius memikirkan seorang doi. Lagian gue tau lo pada baru baikkan kan?" Ujar Jino yang duduk di kursi sebelah Livi.

"Lah iya Jin, udah disitu aja? Tumben banget. Setau gue lo duduk di paling depan dah," Tanya Harry yang baru menyadari keberadaan Jino.

"Jin Jin. Lo kira gue Jin, kalau mau sebut nama gue yang lengkap dong. Jino gitu atau nggak Zayn aja deh, keren!!"

Livi yang baru datang langsung melotot ingin mengomel pada Jino yang duduk di bangku keramat nya itu, tetapi dia menahan karena mendengar ucapan Jino yang terbilang kocak dan ngawur.

"Yah Jin, kalo lo di panggil Zayn pas lagi sama Harry kurang Louis, Nial, sama Liam. Lengkap deh!" Seru Livi yang di sertai tawa kencang.

Teman teman yang mendengar itu pun juga tertawa terpingkal pingkal. Entah omongan Livi yang lucu atau cara bicaranya.

Termasuk Vania yang ikut tertawa lalu menghampiri Jino dan menepuk nepuk bahunya, "Yang sabar ya bang, soalnya ini kelas bukan reunian 1D. Tapi, kalo Real nya sih dedek Vania mau mau aja. Apalagi akang ewok Zayn malik ..." Vania membanyangkan kelasnya itu di datangi idola yang hampir seluruh perempuan kelas suka.

"Hyakkkk bang Zayn!" Teriak salah satu diantara nya.

Jadi lah mereka fangirl. Tapi, semua nya kacau gara-gara guru Biologi masuk. Untung saja acara menyalin pr sudah selesai dilakukan Harry. Dan berakhir dengan Jino yang duduk di samping Livi. Itupun, karena Jino yang memaksa.

'**'**'

Bang Di

Liv, gimana sekolahnya lancar?😊 16.45

Alhamdulillah hari ini lancar tanpa halangan. Omong omong tumben chat aku duluan?:v 16.47  

Mau collab video QnA gak sama aku? Banyak yang suruh aku buat QnA sama fans. Dan aku pilih kamu😂17.00

Wadaw, serius? Aku sih mau mau aja:v tapi aku takut😣17.02

Takut kenapa? 17.05

Nanti kalau aku punya fans gimana? Bang Di mau tanggung jawab kalo banyak yg minta foto sama aku?😋😂17.05

Pd sekali anda mbak😪wkwkw kita liat aja nanti. Ketemuan aja ya di cafè lily besok jam 2.  17.14

Sipp. Siapin pertanyaan sebanyak banyak nya ya Bang Di 😚17.20

Siapp. Bye 17.21

Bye Bang Di. Jangan kangen😋17.25

😵17.25

Livi meletakkan handphone nya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket. Untung saja besok hari jum'at yang brerarti weekend akan datang. Yuhuuu.

Setelah kurang lebih 15 menit, Livi keluar kamar mandi dan segera mungkin memakai pakaiannya. Livi memutuskan untuk mencari makanan di ruang makan keluarga. Percayalah perut Livi sudah keroncongan sejak tadi.

Kaki Livi sudah pada anak tangga terakhir, dia melihat siluet yang sepertinya ia kenal. Tapi, dia menghiraukan itu dan melanjutkan jalannya menuju ruang makan, mungkin tamu Ayah atau Bundanya.

Saat melihat lauk yang sudah tersedia buru buru Livi mengambil piring dan menyendok nasi juga ia mengambil sayur lodeh, cah kangkung, tahu goreng, sambal goreng, juga ayam goreng.

Livi makan dengan khidmat sampai dia tidak sadar bahwa ada yang menarik kursi tepat di sebelah Livi.

"Mbaknya laper atau gimana ya? Fokus banget makannya?" ujar suara yang terasa sangat familiar.

"Kalau udah sama makanan gitu dia mah bang, fokusnya cuma sama satu titik. Yaitu makanan! " ujar Zhira yang baru ikut bergabung.

Livi mendongakkan kepalanya, betapa terkejutnya dia melihat Jino yang berada di rumahnya. Mau apa dia kesini?

"Hadeh Jin, gak dirumah gak disekolah pasti ketemu lo. Mau lo apaan si? Jangan bilang lo ngintilin gue ya?" Curiga Livi.

Winda yang baru datang menghela nafasnya. Dirinya sudah mendengar bagaimana kedekatan dua anak manusia itu dari sahabat Livi, Audy.

"Sayang, orang tua Zayn mau ke Afganistan selama dua minggu. Mereka suruh Zayn nginap disini," Jelas Winda yang mendapat respon kesal oleh Livi.

"Kayak banci aja. Masa tidur di rumah sendiri gak bisa? Takut?" geram Livi pada Jino yang ditanggapi senyum miringnya.

"Kak, kok kakak keliatannya benci banget sama bang Zayn? Kenapa sih kak?" Tanya Zhira karena sejak pertemuan keluarga mereka dulu hubungan mereka tampak tidak biasa.

"Gak usah khawatir Zhi, nanti juga kakak mu luluh sama bang Zayn,"

"Helaw!! Gak ada ya yang namanya luluh sama seorang Jino. Sorry aja gak ada di kamus gue," Livi tersenyum miring.

"Kak, Bunda ingetin ya. Benci dan cinta itu beda tipis. Hanya dihalangi sehelai rambut." setelah mengucapkan itu Winda bangkit disusul Zhira yang juga mengikuti Bundanya memasuki kamar Bunda dan Ayahnya.

Jino mengacak acak rambut Livi. Setelah itu menuju kamar yang akan ia tempati beberapa hari kedepan.

Tangan Livi menuju rambutnya yang tadi diacak acak oleh Jino, setelah itu dia mendecih kecil.

"Tapi kok Jino gak tanggepin omongan gue ya? Gak biasanya dia begini. Ohh atau dia cuma jaga image di depan Bunda! Bodo amat lah ngapain gue fikirin dia sih!!"

Setelah itu Livi melanjutkan makannya sambil memikirkan sikap Jino yang tidak biasa. Percuma dirinya menyangkal itu, nyatanya otaknya tetap tertuju pada Jino.

***

Gak tau ngetik apa 😂 nikmatin aja ya.

Btw,  cerita ini murni dari fikiran gue. Jadi mungkin ada yang bilang mirip cerita sebelah. Mohon enyahkan fikiran itu:v 😅😎

Vomments jangan lupa ya gaez 😍😘😚

Tbc.

Someone Love Me? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang