-Part 18-

48 8 0
                                    

Ujian praktek telah selesai. Jeda satu minggu untuk perisiapan UNBK Livi terus berada dikamar. Dan tepatnya esok adalah hari dimana UNBK dilaksanakan. Dia masih sibuk dengan buku buku tebal di hadapannya.

Berubah status pun tak banyak yang berubah dari Livi. Hanya saja Livi merasa Jino lah yang berubah--berubah dalam artian baik. Tentu mereka berdua menjadi lebih sering chat ataupun sekedar telpon. Livi paham keduanya memang sedang sibuk.

Malam hari di rumah keluarga Jhonson kali ini sedang melakukan sholat berjamaah untuk berdoa agar empat hari kedepan Livi dimudahkan dalam urusannya.

"Sesungguhnya tidak ada kemudahan kecuali melibatkan Engkau YaAllah, Aamiin." Setelah itu mereka semua melepaskan perlengkapan sholat dan berjalan keruang makan.

"Kakak kalo aku perhatiin kurusan tau gak sih," ujar Zhira sambil menarik kursi yang akan ia duduki.

"Stress gue. Dan lo gemukan dek gara-gara setiap nonton drakor pasti nyemil,"

"Biar aja. Aku lagi libur kok. Dinikmatin kak,"

"Tau yang libur. Sleding juga nih,"

"Kalian! Dimeja makan masih aja ya ribut. Udah sekarang makan,"

"Iya Bun." Ujar mereka berdua serempak.

Rudy hanya terkekeh melihat kedua anaknya itu.

***

"Alhamdulillah YaAllah, selesai juga! Beban Livi keangkat YaRob," ujar Livi setelah keluar dari ruang UNBK sambil merentangkan tangannya. Fyi, UNBK telah selesai mereka lewati. Dan mereka memunyai rencana untuk makan sebagai perayaan selesainnya UN.

"Lo malu-maluin Liv," Harry berucap sambil menjitak Livi pelan.

"Eh pacar gue lo sakitin ya!" Bela Jino dengan merangkul Livi. Setelah itu Jino mengajak Livi jalan terlebih dahulu.

"Tau yang udah resmi. 'Kan Liv, lo kena karma," ujar Audy yang berjalan mengikuti Livi dan Jino. Tak lupa Harry yang juga merangkul Audy.

"Berisik aja udah gede juga. Mau makan dimana?" Tanya Jino kepala menoleh kebelakang.

"Dirumah gue aja. Bunda masak banyak nih katanya," ujar Livi yang baru saja mendapatkan pesan dari orang tuanya.

"Makan gratis!" Ujar Couple tak lupa teriakan yang diberikan.

"Jadi siapa yang malu-maluin?" Gumam Livi pada dirinya sendiri.

-

Winda tersenyum senang melihat anaknya tertawa bebas. Apalagi yang dia tau kini Livi sudah mempunyai hubungan lebih dari teman dengan Jino.

"Orang tua kamu gimana kabarnya, Zayn?" Tanya Winda dari dapur saat Jino mengambil batu es di lemari es.

"Alhamdulillah Bun, mereka baik. Bunda sama Ayah juga dapet salam dari mereka, katanya mau ngajak ketemu tapi gajadi mulu," ujar Jino disertai kekehan diakhir ucapannya.

"Tau deh orang tua kamu itu 'kan sibuk banget. Ngerti kok Bunda. Oh iya Bunda denger kamu sekarang pacaran sama Livi?"

"Eh... Anu Bun, ehm一"

"Gapapa kok, Bunda merestui. Asal jangan sakitin Livi aja, kamu tau kan Livi itu gimana anaknya. Dan jangan pernah main tangan sama Livi, sekeras apapun Livi kalau tangan udah bergerak dia bakalan kecewa sama orang itu."

"Ah iya Bun maaf gak izin dulu. Dan soal itu pasti kok Bun, Jino bakalan berusaha mengimbangi Livi dengan tingkat ke childishan dia,"

Winda menepuk bahu Jino, "Bunda percaya sama kamu," setelah itu dia meninggalkan Jino.

Saat Jino balik ke meja makan, Livi menatap Jino dengan pandangan bertanya. Jino tau arti tatapan itu tetapi dia mengabaikan saja.

Dengan lincah tangan Jino mengeluarkan es batu dari tempatnya dan setelah itu dia menuangkan es sirop ini untuk dirinya juga Livi.

Berjalan kearah ruang Tv sambil merangkul Livi, Jino melihat Couple ditambah Zhira yang sedang menonton Thor. Jino duduk disamping Livi dan tangannya memberikan segelas sirop itu.

"Thanks,"

"Eh lo pada, kalo mau es ada di meja makan," tutur Jino pada temannya.

"Iya, btw makasih ya bi udah dibuatin es," ledek Harry.

"Songong lo njir, mending gue baik bikinin lo pada es,"

"Bibi pms ya?"

"Eh iler monyet, si*lan dasar lo," tangan Jino terulur untuk mengambil bantal sofa yang dia lemparkan kearah Harry yang duduk di karpet.

"Udah ih. Mau aja ngeladenin dia," Livi menyikut Jino.

"Kan dia bacot sayang, kalo nggak mah ya aku gak akan buang-buang tenaga," bela Jino pada dirinya sendiri.

Zhira bangkit dari karpet dan duduk di sofa samping Jino.

"Gimana kak?" Tanya Zhira.

Jino mengernyit bingung, "Gimana apanya?"

"Gimana sekarang udah ada yang belain?"

"Oh itu. Yaelah Zhir itu mah MasyaAllah gak bisa di deskripsiin,"

"Yee dasar kutu monyet," ledek Harry saat dia mendengar ucapan Jino yang terbilang lebay.

"Diem lo biangnya monyet," balas Livi membuat Harry yang tadinya tertawa tiba tiba menjadi diam.

Semua tertawa kecuali Harry. Membuat Harry kesal dan merasa kalah. Atuh cowok mana pernah bener?

"Couple pms kamu ganggu babe. 'Kan tau gimana rasanya kena mulut pedesnya," Audy mengusap bahu Harry.

Harry malah memeluk Audy dan menyembunyikan kepalanya pada pundak Audy.

Sontak tangan Livi menutup mata Zhira yang dianggap belum pantas melihat adegan itu.

"Liat tempat woy!!!"

***

Segini dulu:) menuju ending:v

3 part lagi end? Baru segitu loh yang kumpul:v kalo ditambah Devin pasti tambah rame lagi ye gak?:v

Tbc.

Someone Love Me? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang