"Lo gak akan ancurin pesta itu kan Liv? Atau lo punya rencana bawa kabur pengantin pria nya?" Tanya Jino saat mereka sudah sampai di gedung acara yang dilaksanakan.
Livi menggeplak kepala Jino tidak keras tetapi entah kenapa menurut Jino sangat sakit.
"Dari tadi mikirnya aneh-aneh banget! Sekali lagi lo ngomong kayak gitu, jangan salahin gue pukul lo lebih kenceng dari yang barusan," ujar Livi dan dia turun terlebih dahulu.
Jino pun mengikuti Livi dan dia berusaha mensejajarkan tubuhnya dengan Livi. Saat tubuh mereka sudah sejajar Jino segera menarik pundak Livi agar menempel padanya.
"Jino, jangan macem macem ya!" Ancam Livi yang hanya diabaikan oleh Jino.
Tangan Jino kini malah turun ke pinggang dan tubuh mereka benar benar menempel.
"Jino!" Livi menyikut perut Jino.
"Diem, atau gak gue lepasin,"
Entah kenapa Livi menurut dengan ucapan Jino. Mereka berjalan kearah pelaminan untuk bersalaman dengan pengantin.
Livi terpaku sebentar sebelum berjalan kearah altar yang membuat Jino pun berhenti. Ternyata memang istri Devin kini sama dengan orang yang dia blacklist untuk menjadi teman. Adriana atau Riri. Jino mengusap kepala Livi dengan sebelah tangannya. Dan Livi mencoba menenangkan dirinya. Livi pasti bisa!
"Yuk," ajak Jino pada Livi mereka pun kembali berjalan.
Setelah bersalaman dengan orang tua Devin kini saat nya Livi dan Devin berhadapan. Melihat itu Devin segera tersenyum begitu pun dengan Riri.
"Bang Di selamat ya. Semoga bahagia dan langgeng sampai maut memisahkan," do'a Livi tulus sambil bersalaman dengan Devin.
Dan saat Livi bersalaman dengan Riri dia tersenyum dipaksakan.
"Makasih udah dateng ya Liv. Nanti sering sering main kerumah kita, buat video bareng," ujar Riri ramah sangat ramah malahan.
Dan mendengar itu Livi seketika merasa bersalah. Kenapa dia harus bersikap tidak suka pada orang sebaik Riri. Dia merasa benar benar jahat.
Livi langsung memeluk Riri dengan erat, saat dipelukan Riri bahkan Livi merasa nyaman. Ah bahkan Livi ingin menangis kali ini. Sudah banyak umpatan yang Livi tunjuk pada Riri.
"Kak, maafin Livi ya," Livi melepaskan pelukannya dan menundukkan kepalanya.
"Aku tau antara Fans dan Idola yang sudah dekat itu pasti salah satu ada yang berharap lebih. Aku maklumin kok Liv, tetapi jangan sampai kamu sakit hati dan sampai melukai diri kamu sendiri apalagi orang lain. Kamu pantas bahagia. Jangan terlalu fokus sama Devin, cari kebahagian kamu juga," Riri memegang sebelah bahu Livi sesekali mengusapnya, membuat Livi mengeluarkan air mata.
Jino yang habis berbicara sedikit dengan Devin pun merangkul Livi. Dia merasa dia harus melakukan ini pada Livi. Karena saat ini Jino tau Livi sedang dalam masa penyesalan.
Devin mengacak rambut Livi, "Kebahagiaan kamu sudah di depan mata Liv. Jangan sia-sia in orang yang selama ini ada untuk kamu. Karena saat dia gak ada disisi kamu, kamu bakalan menyesal." Tutur Devin yang membuat Livi mendongak dengan air mata yang sudah tak ada lagi.
"Jino siap kayaknya buat jadi pengganti Devin dihati kamu," ujar Riri jail.
"Kakak, apaan sih. Cuma sahabatan doang. Gak lebih," tukas Livi secara terang-terangan membuat Jino menjadi berkecil hati.
"Bang Di, Kak Riri. Makasih udah baik selama ini sama Aku. Aku cuma berharap kalian bahagia selalu,"
Devin dan Riri tersenyum mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Love Me? (COMPLETED)
Teen FictionKetika mencintai seseorang tetapi tidak bisa memiliki. Lalu, bagaimana ketika kamu mencintai seseorang yang menganggap kamu hanya sebagai FANS biasa, di belakang kamu ada yang sering memperhatikan mu dan mencintaimu ... dalam diam. Bukankah Tuhan it...