Padahal kemarin Harry pergi menemui KeTos SMA Cendrawasih tetapi dia lupa memberi tahu Livi soal mengundang Devin. Sebenarnya undangan untuk Devin di batalkan karena KepSek yang tidak setuju atas bintang tamu kali ini. Entah kenapa(?)
Harry ingin memberi tahu semalam saat nonton. Hanya saja, Audy menahannya ia hanya takut Livi kecewa.
Karena rasa sayang Livi ke Devin itu sudah setara dengan rasa sayangnya ke keluarga.
Pagi ini Audy dan Harry berangkat sekolah bareng. Memang biasanya sih gitu.
"Kayaknya aku bakalan ngomong deh ke Livi soal Devin,"
"Tapi,-"
"Aku cuma gak mau Livi tambah kecewa babe, kamu tau dia udah pasti kecewa karena batalnya Devin ke sekolah. Dan dia bakal tambah kecewa kalau dia tau bukan dari kita,"
"Tapi aku takut dia sedih," Audy menampakkan wajah sedihnya.
"Dia orangnya gak gitu kok. Dia pasti bakal usaha lagi buat bisa ketemu dan yeah we know," ujar Harry dengan sebelah tangannya mengelus sayang kepala Audy.
"Yuk turun," ajak Harry pada Livi yang masih menunjukkan wajah sedihnya.
Mereka berdua turun dari mobil pajero milik Harry pribadi.
"Everything gonna be okay,babe. Don't worry she's strong," Harry memeluk Audy dari samping.
Audy menarik nafas dan tersenyum "yeah i know,"
Mereka memasuki kelas tang sudah ramai tetapi belum ada Livi di dalam kelas itu.
.
Tok...
Tok...
"Livi bangun, udah siang! Kamu mau sekolah atau nggak?" Winda--Bunda Livi-- membangunkan Livi sejak tadi.
Tapi yang namanya kebo, benar benar susah di banguninya. Hampir 15 menit Winda di depan kamar Livi sampai terdengar bunyi pintu terbuka.
Livi keluar dengan rambut acak acakkan dan baju yang super lecek.
"Kenapa Bun?"
"Masih nanya kenapa? Udah jam 6.15 AM kamu sekolah atau nggak?"
"YaAllah Bun baru jam lima lewat sedikit. Masih pagi," Livi hendak menutup pintunya lagi tetapi langsung ditahan oleh Winda.
"JAM 06.15 LIVI. DENGER JAM ENAM LEWAT LIMA BELAS!"
Mata yang tadinya masih setengah sadar kini terbuka lebar, Livi berlari ke kamar mandinya dan menutup pintu kamar mandi dengan kencang.
"Sabar banget YaAllah," Winda mengelus dadanya dan memutuskan untuk memasuki kamar anak sulungnya itu. Menyiapkan pakaiannya sampai sepatunya.
Percayalah walau Livi anak pertama dari Rudy dan Winda ia yang paling paling kelakuannya. Malah lebih bisa dibilang Zhira lah yang kakaknya. Karena Zhira yang lebih dewasa. Kalau Livi sih jangan di tanya lagi.
"Bun aku berangkat dulu ya," pamit Livi pada Winda. Ia memutuskan memakai motornya hari ini dikarenakan ia mempunyai feeling kalau akan macet pagi ini.
"Hati hati jangan kebut kebutan,"
"Iya aku berangkat ya," Livi mencium punggung tangan Winda.
Hari ini dia benar benar telat. Zhira sudah berangkat dengan Rudy pagi tadi sekalian berangkat kekantor Rudy.
Ya sebagai seorang CEO terkenal di Indonesia Rudy memang harus mencontohkan yang baik pada bawahannya. Sedangkan Winda dulu sebagai sekretaris Rudy dan setelah menikah Rudy melarang Winda untuk bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Love Me? (COMPLETED)
Fiksi RemajaKetika mencintai seseorang tetapi tidak bisa memiliki. Lalu, bagaimana ketika kamu mencintai seseorang yang menganggap kamu hanya sebagai FANS biasa, di belakang kamu ada yang sering memperhatikan mu dan mencintaimu ... dalam diam. Bukankah Tuhan it...