Foto

15 2 0
                                    

Mereka akan bersama-sama pergi ke 'Sekolah Lama' usai pulang sekolah. Setidaknya, itu yang Praew kira akan terjadi. 

Nyatanya tidak. Sky meninggalkan kelas saat Praew masih sibuk membereskan alat tulisnya. Dan sialnya, ia tidak bisa langsung menyusul Sky. Beberapa anak perempuan di kelas menghampiri untuk mengajak Praew pergi ke tempat lain. Tentunya dengan motif memberondonginya dengan pertanyaan lagi. Jadi, ia sibuk memberi penolakan yang sebisa mungkin dibuat sopan. Mengatakan kalau ia sudah punya agenda lain. 

Saat Praew akhirnya bebas, ia segera mencari Sky. Namun, cowok itu sudah tidak terlihat di koridor sekitar kelas mereka.

"Apa sih maunya anak itu?" Praew memberengut.

Sky berkata tentang 'belakang gedung' dan 'jalan tikus' saat jam istirahat tadi. Mungkin dia sudah di sana. Lagi-lagi, Praew harus mengandalkan insting untuk mencari tempat itu karena tidak ada yang akan memandunya. Maka, ke sanalah kakinya melangkah. 

Gedung sekolah mereka hanya satu. Ia mengambil jalan memutar dari sebelah kanan, melewati kolam ikan yang tidak lagi ber-ikan, serta gudang sekolah yang reyot. Bagian belakang gedung hanya berupa gang sempit yang diapit oleh tembok dan pagar kawat yang sudah karatan. Begitu ia tiba di sana, Sky tengah duduk berjongkok sembari memainkan ponsel. Ia menyeringai saat melihat Praew. 

"Lama banget. Gue kira lo lupa." Ia berdiri lalu menyimpan ponsel tadi di kantung celana.

"Ya, maaf. Gue harus cari tempat ini sendiri. Orang yang gue kira bakal menunjukkan jalan malah pergi duluan," balasnya sarkastik.

"Percaya deh. Gue mengambil banyak risiko buat mengajak lo ke sini," Sky mulai berjalan menyusuri gang sempit itu.

Praew mengekor di belakangnya. Terpaksa ia lakukan karena tidak ada tempat untuk berjalan di samping Sky. 

"Jadi, ke mana kita sebenarnya? 'Sekolah Lama' itu maksudnya apa?"

"Seperti namanya. Disebut 'Sekolah Lama' karena sekarang sudah ada sekolah baru. 'Sekolah Lama' itu gedung SMP kita yang sekarang terbengkalai."

"Oh," Praew mengerling. "Dan dengan membawa gue ke sana menurut lo ingatan gue bisa kembali? Bukannya lebih praktis kalau lo langsung cerita sama gue aja?"

Sky mengabaikan pertanyaan itu. 

Mereka menghentikan langkah satu meter sebelum mencapai pangkal gang. Ada sebuah celah berbentuk setengah lingkaran yang muat dimasuki orang dewasa. Itu kalau mereka memasukinya dengan posisi merangkak. Ini 'jalan tikus' yang dimaksud Sky tadi, tebak Praew.

"Ladies first?" Sky menengadahkan tangan menunjuk celah itu.

"Enggak. Lo masuk duluan. Nanti lo intip rok gue, lagi." Praew bersedekap. 

Sky tergelak. "Oke," ia merunduk lalu melewati jalan itu dengan cekatan seperti sudah terbiasa.

Praew mengikuti. Berharap kawat-kawat yang mencuat ke luar itu tidak menangkap rambut atau pun merobek seragam barunya. Sky membantunya berdiri begitu ia berhasil melewati lubang sialan itu. Setelahnya, Praew membersihkan lutut dari pasir dan debu. Begitu ia mendongak, pemandangan di hadapannya jauh dari kesan indah. Mereka tiba di samping bangunan tua berdinding kayu. Tingkat dua dengan jendela yang pecah di sana-sini.  

ForgottenWhere stories live. Discover now