part 2

2.2K 95 1
                                    

Hari mulai siang,ify pun mengerjapkan matanya, menyesuaikan dengan cahaya dari luar. Dia merasa kepalanya berat dan sangat lemas, lalu dia melihat kesamping ternyata Mama nya tertidur saat menjaganya. Ify menggoyang kan tubuh mamanya agar Mama nya bangun karna dia sangat haus dan dia sangat lemas untuk berdiri. "Kamu udah bangun fy?" Tanya Mama gina. "Ma Ify haus, Ify pengen minum" jawab Ify lirih. "Ya udah Bentar ya sayang, Mama ambilin dulu, kmu tunggu disini jangan banyak bergerak karna kamu masih sakit" kata mamanya. Sebelum beranjak dari kamar ify, mamanya meletakkan tangannya di dahi ify mengecek apakah masih panas ,"syukurlah sepertinya sudah nggak panas" gumam Mama gina.

Setelah sampai di dapur. Gina memanaskan bubur yg tdi dia buat untuk ify. Lalu menyiapkan nampan yg berisi air minum dan bubur. Setelah menyuruh Ify makn dan minum obat, akhirnya Mama gina menyuruh Ify agar istirahat. Ify pun menurut dan segera terlelap.

"Mau sampai kapan sih kamu manjain anak manja itu!!!" Ucap tuan umari yg baru saja keluar dri kamarnya . "Mau sampai kapan juga kamu gak mau ngakuin dia sebagai anak kamu??" Tanya gina tenang. "Udah aku bilang berapa kali sih??? Ha?? Berapa kali harus aku tekankan?? Dia bukan anak aku!!!!" Bentak umari. "Dia anak kamu pah!! Anak kita!!!" Jawab gina. "Anak aku cuma deva!!! Ingat itu!!!" Bentak umari lalu pergi dari rumah. Meninggal kan gina yg mulai terisak tangisnya .

Paginya Ify sudah sehat dan dia akan berangkat sekolah bersama deva. "Selamat pagi kak Ify, Mama, dan papa" sapa deva. "Pagi" jawab mereka bersamaan. "Kak, nanti berangkatnya bareng papah kan" tanya deva. "Emm.." belum sempat Ify menjawab sudah dipotong ayahnya. "Enggak Dev, kakak kamu katanya mau naik sepeda ke sekolah" jawab papa nya. "Yahh kok gitu sih kak, gue pengen berangkat bareng Lo taug, emm tapi ya udah deh kalau gitu gue juga berangkat nya naik sepeda" kata deva. "Emm jangan Dev" "sepeda Lo kan rusak Dev.. Lo lupa waktu Lo nungsep di got trus sepeda Lo kan rusak parah" lanjut Ify. "Ohh iya ya.. hhe lupa gue kak" jawab deva sambil nyengir.

Setelah sarapan Ify pun pamit kepada Mama dan papa nya dan segera berangkat sekolah, sampai disekolah. Ternyata sekolah masih sepi, dia sengaja berangkat pagi untuk menghindari sesuatu. Lalu Ify berjalan ke arah taman yg dekat dengan tempat parkir.

Kemudian Ify menelungkup kan kepalanya diantara kedua tangannya dimeja taman(tau kan yg gue maksd?). Lalu beberapa saat kemudian dia merasa ada seseorang yg duduk disampingnya. Entahlah siapapun dia, Ify masih enggan untuk melihatnya.

"Fy.. Ify,," panggil seseorang itu
"Fy.. gue tau Lo gak tidur" kata nya
"Ifyyy jawab donkk.. gue kan manggil Lo!!" Katanya lagi.

Dari suaranya dia pun tau siapa orang itu..

"Apa sih Yo? Ini tuh masih pagi, kenapa Lo udah bikin mood gue ilang?" Jawab Ify.
"Hhe ya maaf fy, kan gue belum sarapan" kata Rio sambil nyengir
"Gak nyambung!!" Jawab Ify lalu menoyor kepala Rio.
"Auww auww.. sakit kali fy, tega amat Lo sama gue" sambil manyun.
"Temenin sarapan donk fy..yaaa yaa yaa" lanjutnya .
"Iya iyaa.. bawel banget sih Lo" jawab Ify dengan kesal lalu beranjak meninggalkan Rio yg masih dduk di kursi taman.

Sesampai nya Rio dikantin, dia kemudian membulatkan matanya, tak percaya dengan apa yg sekarang dia lihat, Ify sedang enak enakan makan bubur ayam padahal kan tdi dia yg ngajak kok Ify duluan sih yg makan.. "yakkk Ify kampretttt" kata Rio dalam hati.

"Lo mau sampai kapan liatin gue kek gitu? Katanya mau sarapan, cepet Sono lu pesen makanan, sebelum makanan gue abis, dan gue mau balik ke kelas"kata ify dengan tenang. "Iya iyaaa.. Lo tuh ya!!.. yg ngajak kan gue, kenapa Lo yg pesen duluan sih fyyyyyy" kata Rio lalu beranjak untuk memesan bubur,

Setelah menemani Rio sarapan dikantin , walaupun lebih tepatnya sarapan bersama di Kanti bareng Rio. Mereka kembali ke kelas, ya Rio dan Ify memang satu kelas dan lebih tepatnya adalah teman sebangku, jadi ya wajar ajh kalau mereka sangat akrab.

Bukan keinginan ku [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang